8

331 57 21
                                    

Setelah Lyona berpacaran dengan Rendi kelas X MIPA 2 semakin ramai karena biang rusuhnya juga bertambah. Axel, Nathan, Obe, Rendi selalu membuat kegaduhan di kelas sampai-sampai sering ditegur guru, seperti saat ini mereka sedang dimarahin oleh Pak Ghibran di depan kelas karena kegaduhan mereka terdengar sampai kelas sebelah.

"Udah berapa kali bapak bilangin, kalau mau buat rusuh boleh tapi jangan teriak," ucap Pak Ghibran yang geram karena selelu mendapat laporan dari guru lain akibat kegaduhan yang mereka buat.

"Kamu ini juga Rendi kamu itu kelas dua masa iya main di kelas satu terus," lanjut Pak Ghibran sambil melihat ke arah Rendi.

"Lha kan pacarnya di sini pak, masa iya mainnya di kelas tiga nanti kecantol sama cabe-cabean di sana si emak singa malah ngamuk-ngamuk nggak jelas," sahut Axel dengan cepat saat melihat Rendi ingin bicara.

"Yang ditanya gua. Kenapa lo yang jawab!" protes Rendi sambil menyikut perut Axel.

"Ya salah lo sendiri kenapa jawabnya kagak cepet jadinya keduluan gua kan."

"Wahh ni bocah ngajak berantem."

"Jangan panggil aku bocah paman, namaku Axel."

"Jangan panggil aku paman bocah, namaku Rendi."

"Berantem terus lama-lama bapak coret nilai kalian berempat," ucap Pak Ghibran.

"Lho kok saya sama Nathan juga kena sih pak, kan dari tadi kita diem aja," protes Obe yang tidak terima kalau nilainya dicoret.

"Kan katanya solidaritas kalau salah satu nilainya dicoret satu kelas juga harus dicoret semua dong," celetuk Axel yang langsung dapat jitakan oleh Nathan.

"Kalau mau nilai lo dicoret jangan bawa-bawa kita, lo enak otak lo encer noh kasian Obe otaknya udah beku," ucap Nathan yang geram dengan ucapan Axel.

Di antara mereka berempat Obe lah yang nilainya paling jelek, bukan karena tidak bisa mengerjakan tapi otak Obe sedikit lelet jadi ia butuh waktu yang lebih lama buat memahami sebuah soal.

"Pokoknya kalian berempat kalau mau ribut lihat kondisi dulu jangan sampai ganggu pelajaran kelas lain," tegas Pak Ghibran. Sebenarnya ia juga tidak ingin kelas ini terasa sepi seperti kelas lain tapi mau gimana lagi daripada para muridnya menerima hukuman dari guru lain.

"Siap pak," ucap Axel, Rendi, Obe, Nathan secara bersamaan

*****

Saat istirahat pertama Axel memilih ke luar kelas untuk mencari udara segar, ia cukup bosan di dalam kelas terus.

"Gedung Club enak nih kali ya," ucap Axel sambil berjalan ke arah gedung Club.

Gedung Club tidak jauh dari gedung olahraga, di gedung Club ada ruangan ruangan khusus untuk extrakuliler seperti Paskibra, Voli, Karate, Musik dan lain sebagainya. Ia sudah melewati banyak ruangan tapi kakinya berhenti di depan ruangan Club Musik.

Di dalam ruangan musik terdengar alunan musik karena pintunya sedikit terbuka Axel langsung mengintip ke dalam ruangan.

Axel melihat ada tiga senior yang sedang berlatih, ia hanya diam karena tidak ingin mengganggu para seniornya dan sambil menikmati lagu yang seniornya mainkan.

"Ngapain lo disini?" suara itu berasal dari belakang Axel dan langsung membuat Axel kaget.

Axel pun melihat orang yang berada di belakangnya, dia melihat seorang laki laki yang bertag name Irfan Rahardi.

"Kenapa fan?" tanya salah satu orang yang berada di dalam ruangan.

"Ni, anak kelas satu dari tadi ngintip kalian," ucap Irfan.

Axel (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang