66

278 24 1
                                    

Di kantin lah Obe, Nathan, Rendi, Lyona, Viola berkumpul. Mereka menjadi mahasiswa di salah satu kampus yang cukup terkenal di Jakarta. Mereka masing-masing tidak tau kalau akan mendaftar di kampus yang sama. Sepertinya semesta tidak mengizinkan mereka berpisah makanya mereka dipertemukan kembali.

"Untung gua daftar ke kampus ini, jadi bisa lihat cewek-cewek cantik setiap hari," ucap Nathan sambil melihat ke arah perempuan-perempuan yang sedang berlalu-lalang.

"Mata lo dijaga," ucap Obe sambil menepuk kening Nathan.

"Ganggu orang aja sih lo," ucap Nathan sambil mengelus keningnya.

Obe tidak membalas perkataan Nathan. Ia hanya mengalihkan pandangannya ke arah perempuan yang dari tadi hanya diam sambil membaca sebuah diary. Nathan tau apa maksud dari pandangan Obe. Ia tau kalau Obe sedang menyuruhnya untuk membujuk perempuan itu untuk kembali ceria seperti semula.

Perempuan itu adalah Viola. Semenjak kepergian Axel ke Inggris, ia selalu bersifat dingin kepada semua orang. Ia selalu membawa buku diary Axel dalam tasnya. Ia selalu menyempatkan membaca diary tersebut walau sudah ia ulang-ulang berkali-kali.

Sekarang Viola terkenal dengan kedinginannya. Ia bahkan tidak terlalu sering menampakan sebuah senyuman. Ia selalu fokus ke buku diary Axel, walaupun sedang berkumpul bersama sahabat-sahabatnya.

Sebuah perubahan yang sangat signifikan. Membuat semua orang menjadi khawatir dengan masa depan perempuan itu. Mereka khawatir kalau perempuan itu tidak akan bisa mendapatkan sebuah teman baru, dan selalu bergantung dengan mereka.

"OI! ALFA BAND TAMPIL DI LAPANGAN!" teriak salah satu orang dari tepi kantin. Sontak semua orang yang ada di dalam kantin langsung buru-buru ke luar lalu menuju lapangan kampus.

Obe, Nathan, Rendi, Lyona dan Viola masih diam di tempat duduk mereka masing-masing. Mereka memang menyukai band itu, tapi itu dulu sebelum sahabat mereka meninggalkan mereka. Sekarang bagi mereka Alfa band bukan lah band yang selalu mereka tunggu-tunggu lagi.

Tolong katakan pada dirinya
Lagu ini kutuliskan untuknya
Namanya selalu kusebut dalam doa
Sampai aku mampu
Ucap maukah denganku

Tubuh Mereka ber-lima menegang setelah mendengar suara itu. Mereka tidak pernah lupa dengan suara yang sudah sangat membekas dimemori dan hati mereka. Mata mereka langsung beralih melihat ke arah lapangan. Mereka melihat ada 5 personil, dengan begitu mereka tau kalau Alfa band sedang dalam formasi sempurna.

"Axel kembali," ucap Obe sambil mencengkram dada sebelah kanannya. Ia sangat senang akhirnya ia bisa melihat sahabatnya yang selama ini menghilang.

Viola langsung berlari dengan kencang meninggalkan sahabat-sahabatnya yang masih diam terpaku. Ia menuju ke arah sumber suara tersebut. Ia sangat tau siapa pemilik suara indah itu. Dengan mata berkaca-kaca ia mulai mengembangkan senyumannya. Senyuman yang sudah lama hilang akhirnya muncul lagi, bersamaan dengan orang yang paling ia cintai.

Ia menerobos begitu banyak penonton, dan akhirnya ia sudah berada di barisan paling depan. Dengan jelas ia bisa melihat sesosok laki-laki yang selama ini menjadi pusat dunianya. Sosok laki-laki yang selalu membuatnya menangis dimalam hari.

"Akhirnya kamu kembali," ucap Viola sambil menyeka air matanya.

Nggak peduli seberapa jauh aku pergi, pasti aku akan kembali ke kamu. Karena kamu adalah pusat duniaku.

*****

Viola langsung memeluk tubuh Axel dengan erat setelah konser selesai. Ia membasahi pakaian Axel dengan air matanya. Ia sangat senang akhirnya sang kekasihnya sudah kembali lagi.

"Udah jangan nangis," ucap Axel dengan lembut sambil mengelus rambut Viola.

Tak peduli berapa banyak kalimat yang sudah terucapkan oleh Axel tetap saja tidak bisa membuat air mata Viola berhenti. Axel sudah tidak mempedulikan tentang bajunya yang basah, ia hanya khawatir tentang gosip yang akan menyebar, dan akan membuat Viola kesusahan.

"Xel, kita pisah di sini ya, jangan lupa besok kita ada jadwal manggung lagi," ucap Deni.

"Iya, kak."

Deni, Irfan, Claris, dan Luna pergi. Mereka ingin memberikan waktu Axel untuk bertemu dengan sahabat-sahabatnya. Mereka sengaja mengundang Axel hari ini, karena mereka tau kalau sahabat-sahabat Axel ada di sini dan Axel sudah kembali ke Indonesia.

Obe, Nathan, Rendi masih menatap Axel. Mereka memastikan kalau laki-laki yang sekarang ada dihadapannya ini bukan lah cuma bayangan ataupun imajinasi mereka semata.

"Gua seneng lihat kalian masih bisa bersama, walau tanpa gua," ucap Axel sambil melihat ke arah Obe. Ia yakin kalau Obe lah yang membuat hubungan persahabatan masih terjalin.

"Vi, minggir dulu," ucap Obe sambil menarik tubuh Viola menjauh dari Axel.

Setelah Viola menjauh sekarang Obe yang ada tepat di depannya. Mata Obe menatap mata Axel dengan sinis. Terpancar aura kebencian dari tatapannya itu. Obe sangat benci dengan orang yang di depannya ini karena sudah berani-beraninya menyembunyikan begitu banyak hal darinya.

"Andai aja bunuh orang nggak dapet dosa, pasti udah gua bunuh lo sekarang," ucap Obe sambil memeluk Axel.

Hari ini adalah hari penyambutan Axel. Obe, Nathan, Rendi, Lyona, dan Viola bahkan sampai-sampai rela meninggalkan mata kuliah demi bisa meluangkan waktu untuk bersama Axel. Bukan cuma mereka saja, tapi para sahabatnya mereka saat SMA juga ikut. Mereka berkumpul di sebuah cafe. Bercerita tentang kehidupan mereka selama ditinggal oleh Axel. Tentu saja banyak yang berubah dengan kepergian Axel, tapi mereka berusaha agar perubahan itu tidak terjadi karena mereka yakin, kalau Axel akan kembali kepada mereka. Suatu keyakinan yang menentang semua pendapat orang luar sana yang sudah mengira kalau Axel telah tiada.

Axel (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang