⚠SEQUEL MARVA DARI PSYCHOPATH VS INDIGO
Saran: Baca dulu ceritaku yang judulnya Psychopath vs Indigo biar kalian ga bingung🤗Pendatang baru?
Pembaca setia dari Psychopath vs Indigo?
•••
Flashback beberapa tahun lalu.
"Ava nggak mau ke Dokter!"
"Ava nggak boleh kayak gitu dong sayang, katanya mau sembuh?" Suara halus dari sang Bunda membuat bocah bermata biru itu perlahan menoleh.
"Tapi, Ava takut," cicit Marva meringkuk diatas tempat tidurnya.
Naya menghela nafas, dia tersenyum maklum pada putranya yang masih berusia lima tahun. Tentu anak seumuran lima tahun tidak mudah untuk diajak berobat ke Rumah sakit.
"Ava gila ya, Bun?"
Pertanyaan singkat yang keluar dari bibir mungil Marva membuat hati Naya mencelos, kepalanya mendongak menahan kristal bening yang siap meluncur.
"Kata siapa? Siapa yang berani ngomong kayak gitu ke anak Bunda?" Naya meraih tangan mungilnya.
"Aa Jio bilang, Ava mau diobatin di Rumah sakit jiwa," cetus Marva dengan bibir bergetar.
Naya memeluk Marva, ini kenyataan yang begitu pilu dihidupnya. Melihat putranya memiliki penyakit yang luar biasa tak umum.
"Ade mau ya ke Dokter? Aa temenin kok, Teresa juga ikut," ujar bocah laki-laki yang berusia sekitar sembilan tahun, Jio.
Marva mengusap air matanya menggunakan ujung baju tidur yang masih melekat ditubuhnya, ia menatap gadis cantik seusianya yang bersembunyi dibalik Jio, kakaknya.
"Sasa akut ya sama Ava?" tanya Marva terdengar parau.
Mendengarnya, gadis dengan rambut dikepang dua itu segera meloncat keatas kasur.
"Enggak kok! Sasa nggak takut sama siapa pun, Ava tau itu kan?" serunya sembari menampilkan deretan giginya yang belum sepenuhnya tumbuh.
Marva ikut tersenyum dengan gigi ompongnya membuat Naya dan Jio ikut tersenyum.
"Kata Oma, Rumah sakit jiwa itu tempatnya orang gila. Berarti Ava gila ya?" Jari telunjuk Marva mengetuk-ngetuk dagunya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Marvasya [COMPLETED]
Teen FictionBagaimana mungkin aku dan dia akan menyatu, cara kami menyebut Sang Pencipta saja berbeda. (Marvael Arludra Grispara). Bicara tentang perbedaan, sebenarnya perbedaan itu indah, rasa ingin memiliki satu sama lain yang membuatnya terasa pedih. (Varasy...