🌻 {DITERBITKAN}

30.3K 1.5K 171
                                    

Haii semuaa.... Ini cerita yang kumaksud ya... Tentang Fullsun Nct, sudah pasti kalian tau siapa.

Seseorang yang humoris itu tak melulu tertawa, seakan tak ada beban yang ia tanggung. Mungkin bagi kalian beban yang dipikul si Fullsun tak terlalu berat, namun siapa yang tau? Hanya orang yang merasakannya yang mampu mengerti. Maka dari itu, muncullah pribahasa. Tak ada yang mengerti dirimu kecuali dirimu sendiri.

.

Votmen Juseyo~~~🙏🙏

👉👈

...

Haechan memandangi foto sang ayah yang terpajang berhiaskan karangan bunga, hatinya mencelos begitu menyadari takdir tak berpihak padanya.

Tangannya bergetar mengelus foto didepan, air mata tak bisa Haechan bendung. Sungguh! Hatinya tengah sakit sekarang.

Sudut bibirnya terangkat sedikit, walau dengan susah payah. "Bukankah appa akan pulang?" lirihnya, terdengar begitu menyakitkan.

"Appa pergi menemui eomma ya? Kenapa Haechan ditinggal sendiri? Apa appa tak sayang Echan lagi?" gumamnya menuntut jawaban pada foto dihadapannya.

"Echan harus apa sekarang? Bahkan abu appa saja tak ada hiks apa yang harus Echan lakukan sekarang appa??? Haechan sendiri hiks." isaknya mengingat tak ada lagi orang tua disisinya, ia merasa tuhan tak adil.

"Echan gak pernah ngeluh hiks pada tuhan karna tuhan ambil eomma duluan hiks karna Echan masih punya appa... Tapi sekarang hiks Echan punya siapa hiks. Echan harus apa appa???"

Selama beberapa jam Haechan tetap anteng berdiri disana, seorang pria yang berstatus sebagai pengacara keluarganya pun dengan sabar menunggu.

Akhirnya Haechan menoleh kebelakang, ia melihat pengacaranya tersenyum hangat, mencoba menenangkan dirinya.

"Anda akan kembali ke dorm atau menginap di rumah tuan?" tanya sang pengacara yang memang cukup dekat dengan Haechan, anak itu menggeleng. Ia takkan kuat jika harus berada di rumah.

"Anda akan kembali ke dorm?" tanyanya lagi dan kali ini Haechan mengangguk. Pengacara itu mengerti lalu mengantar Haechan ke dorm.

"Terimakasih." lirih Haechan dengan suara seraknya, sang pengacara mengangguk. Haechan memperbaiki penampilannya sebelum memasuki dorm. Setelah dirasa baik-baik saja, Haechan masuk.

Saat masuk dilihatnya semua member tengah bersantai, kebetulan Nct memang mendapat libur setelah masa promosi berakhir.

"Hei Chan, kau dari mana saja?" itu Yuta, pemuda berdarah Jepang itu menyapanya kala ia tiba diruang tengah dengan semangkuk sereal. Padahal ini bukan pagi hari, tapi pria itu malah menyantap sereal. Gak ngerti Haechan tuh.

"Habis ketemu sama appa." jawab Haechan lalu duduk disamping Yuta, benarkan? Haechan gak salah. Bertemu untuk yang terakhir kalinya, benarkan?

"Wajahmu sembab, kau menangis?" tanya Jaehyun, untuk ini Haechan sedikit menyesalinya, kenapa hyung-nya yang satu ini sangat peka?

"Tadi kami menonton dan adegannya sangat mellow, hyung tau sendiri aku itu cengeng." beberapa mengangguk mengakuinya, Haechan sedikit lega mereka mempercayai dirinya.

"Memang kau nonton apa sihh Pudu Bear... Sampai nangis hebat gitu?" tanya Mark sambil ngunyah popcorn, Haechan melirik Mark malas.

"Apa aja yang sedih." Jawaban Haechan mendapat kernyitan dari dahi Lucas, "Masa kalian nonton film sedih terus sih..." ujarnya dengan tangan menoyor pelan kepala Haechan.

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang