28. Happy Mother's Day

7.4K 786 124
                                    

Happy reading
.
.
.

Haechan berjalan kearah sang bunda yang tengah membaca majalah kecantikan, ditemani dengan kopi torabika capucino. Sangat nikmat.

"Happy mother day's ya bund" ucap Haechan dengan tersenyum tulus.

"Tumben Echan bener.." sahut Chitta.

Haechan menyodorkan kue mini kearah sang bunda, "Ini kuenya"

"Kamu dapat dari mana Echan? bunda kan ga ngasi kamu uang" Chitta mengernyitkan alisnya bingung, dimana anaknya ini mendapatkan uang untuk beli kue?

Haechan melengkungkan bibirnya kebawah, "Echan malak terus bun, tiap hari demi kue ini".

"Astaga sayang, pantes aja anak kompleks jadi miskin karena kamu palakin" Chitta hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Eit! tapi bohong. Ya masa anaknya papa Seo Johnny jadi tukang palak, kan mereka ga pernah diajarin memalak uang orang.

Kini langkah Hendery terhenti di ruangan kerja sang papa, menatap papanya yang tengah sibuk dengan tumpukan kertas tebal. Ah, tiba-tiba penglihatan Hendery menjadi buram karena menatap diagram pasokan keuntungan dan kerugian perusahaan sang papa.

"Kenapa kak?"

Hendery yang awalnya menatap kertas putih penuh dengan gambaran diagram, kini mulai menatap sepasang netra coklat papanya.

"Papa lupa sesuatu" ucap Hendery.

Lupa sesuatu? apa? Johnny rasa dia tidak melupakan hal kecil di setiap harinya. Johnny menaiki alisnya sesaat sang anak menyodorkan kalender kecil di atas nakas.

"Ini hari apa?" tanya Hendery.

"Selasa kak, ga liat tanggal kamu?"

Hendery mendesis pelan, "Ck! coba sekarang tanggal berapa?"

Sedangkan Johnny mendengus sebal kearah sang anak, "Tanggal 22, kenapa si?"

"Tanggal 22 desember hari apa?" tanya Hendery lagi.

Johnny merotasikan netranya malas, "Ya hari sela- eh.. tanggal 22 desember itu hari ibu kak"

"Punya papa kok otaknya lemot si!" decak Hendery kesal.

"Eh! papa lagi sibuk, kamu malah kode-kodean. Gimana ga lemot ni otak papa?!" kini Johnny berdecak sebal kepada sang anak.

Hendery hanya bisa terkekeh kecil, "Buatin bunda suprise yok pa!" ajak anak laki-laki itu bersemangat.

"Suprise gimana?"

"Hm.. prank kaya Echan kemarin ngeprank kita!" ujarnya berseru.

"Boleh juga, ajakin Echan sana.. kita breefing dulu pokoknya" titah Johnny.

Hendery mengedipkan matanya kearah sang ayah, mencari sang adik yang tengah bermain diteras rumah bersama teman-teman sebayanya.

.
.
.

"Kotak pos belum diisi, mari kita isi dengan isi-isian. Tahu isi sakatonik abc" nyanyian mereka serempak, penuh canda tawa dan kegirangan yang tertampil di wajah mereka.

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang