21. Di Introgasi

9.6K 955 154
                                    

Happy reading
.
.
.

Keesokan paginya, Hendery masih belum terbangun dari tidurnya. Sedangkan sang bunda sudah menggoyangkan tubuh Hendery, tapi anaknya ini tidak merespon.

"Dery.. bangun, udah siang ini lo!" geram Chitta sedikit, karena sudah 20 menit ia membangunkan Hendery tapi anaknya itu tidak merespon.

"eugh.." erangan Hendery, ya.. Hendery begadang setelah mengerjai kedua orang tuanya kemarin malam.

"Bangun setelah itu cuci muka ya Der.." titah Chitta.

"Hm..." balas Hendery malas. Anak kecil ini akhirnya bangun dan berjalan sempoyongan kekamar mandi.

Chitta memicing matanya keras, pokoknya anak sulungnya ini harus di introgasi. Dalam motif apa Hendery mengerjai mereka kemarin malam?

Chitta keluar dari kamar Hendery, sedangkan di dalam kamar mandi Hendery terduduk pada klosetnya dan mulai melanjutkan tidurnya disana.

Di meja makan Johnny sudah menunggu Chitta dan Hendery sebenarnya, "Loh kakak dimana?" tanya Johnny.

"Mandi dulu kayanya" balas Chitta, Johnny mengangguk dan melanjutkan untuk meminum kopi yang sudah dibuat oleh Chitta.

Tolong, kok kopinya ada bau minyak telon?

"Bunda naruh minyak telon di kopi aku?" tanya Johnny polos, sedangkan Chitta bergidik ngeri.

"Sembarangan! buat apa aku ngeracunin suami sendiri!" decaknya malas. "Men? ini kok ada bau minyak telon?" heran Johnny lagi.

"Hidung mu masi tersumbat minyak telon pa!" cebik Chitta, wanita ini mulai mengambil lembaran roti dan mulai mengolesinya dengan selai.

"Padahal udah aku bersihin lo bunda.." tukas Johnny. Sedangkan Chitta hanya bergidik bahu, tidak peduli.

Pada akhirnya Johnny harus menahan bau minyak telon itu sembari menyeruput kopi panasnya.

Sudah 30 menit berlalu, Hendery sudah rapi dengan pakaiannya dan hendak keluar rumah.

"Mau kemana?" tanya Chitta, ia sekarang akan mengintrogasi anaknya ini.

"Main lah bund.." balas Hendery, "Udah berani kamu ngomong tanpa natap bunda?!" pekik sang bunda geram.

"Eh sayang.. jangan marah-marah sama Hendery.." lerai Johnny, dia mengelus pundak sang istri agar tenang.

"Dari pada Dery ngomong keras sambil natap bunda.. kan keliatan kalau Dery jadi anak durhaka" ucapnya dengan nada yang datar, tidak menye-menye seperti beberapa hari yang lalu.

"Kamu ngerusuh kemarin malem itu biar apa hah?! mencet hidung adik sampe adik nangis, terus nyumpel hidung papa pake tisu isi minyak telon. Ngapain kaya gitu?!" pekik Chitta yang sudah tak kuasa menahan amarah.

"Biar tau rasa" sahut Hendery dengan masih menunduk, tak berani melirik wajah garang sang bunda.

"Durhaka kamu ya?!" geram Chitta kembali, "Hei.. jangan gitu sama kakak, kakak ngelakuin hal kemarin pasti ada alasannya" Johnny menengahi istri dan anaknya.

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang