35. Arisan Dan Camping.

5.5K 719 113
                                    

Note: Percayalah request kalian yang berada di part 32 tengah aku susun agar serangkai dan nyambung, jadi tunggu sebentar. Walaupun ngga terlalu mirip sama apa yang kalian inginkan, tapi poinnya sama. Dan yang merasa request part ini, maaf kalau tidak sesuai dengan ekspetasi kalian💚 terimakasih.

Happy reading
.
.
.

Sepagi ini Haechan sudah mengeluh ini-itu, bahkan merengek ingin keluar rumah dan bermain bola.

"Bunda.. Ethan mau main!"

Chitta yang sedang membuat beberapa kue hanya bisa mendecak sebal kepada sang anak, kue ini untuk arisannya dengan macan hobah. Karena dia sekarang Tuan rumahnya, tentu ia harus menyediakan hidangan untuk para tamu.

"Ga ya dek! Bunda udah bilang, jangan bandel. Bunda bilang ngga ya ngga." elak Chitta tanpa melirik anak bungsunya.

"Uh! ayolah bunda, Ethan gabut. Bunda Ethan bantuin ndak mau, telus Ethan halus ngapain sekalang?" runtuk anak perempuan itu yang begitu menggemaskan.

"Adek diem aja dirumah, itu yang bunda mau." ujar sang ibu.

"Ish! diem di lumah ngebosenin bunda.. ih tau ah! bunda nyebelin." kesal anak bungsunya.

Chitta hanya mendengus pasrah, menatap punggung sang anak yang sudah pergi, menghilang di hadapannya.

Memang sih terlalu berlebihan, hanya saja dia tidak ingin anaknya pergi keluar lagi. Apalagi, sekarang maraknya kasus penculikan.

Di tempat lain, Haechan menghampiri sang ayah yang tengah berkutat pada laptop.

"Papa sibuk?" tanya si bungsu.

Pandangan Johnny teralihkan pada anak bungsunya yang sudah mengerucutkan bibir, memang aneh kalau Haechan tiba-tiba seperti ini.

"Kenapa dek?"

"Ethan mau main pa, Ethan ijin kelual ya pa." pinta Haechan seraya memohon.

"Ndak dek, diem dirumah. Mau bunda marah? ngga kan?"

Haechan merengut kembali, bibirnya melengkung kebawah. Kecewa mendengar respon papanya, oh ayolah! Haechan hanya ingin bermain dengan teman-teman.

"Papa sama aja kaya bunda!" kesal Haechan, ia pergi dari ruangan sang papa.

Johnny hanya bisa menggeleng perlahan, hanya bisa mengelus dada pelan. Sabar, hanya satu kata yang mendeskripsikan Johnny hari ini.

Sekarang Haechan berada di kamar sang kakak, mengambil stik ps dan duduk di samping Hendery.

Hendery yang tadi sempat minum susu, stiknya diambil begitu saja oleh Haechan. Padahal dia tengah bermain juga, ah sudahlah.

"Kenapa?"

"Hm?" Haechan menaikan satu alisnya setelah sang kakak bertanya.

"Embul, kenapa?" tanya Hendery lagi.

Haechan masih fokus bermain ps sang kakak, maksudnya melanjutkan permainan ps yang sempat di tunda oleh Hendery.

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang