68. Turun Salju

2.2K 335 19
                                    

Happy reading
.
.
.

Tinggal di negara yang beriklim sub-tropis memang harus siap-siap dengan perubahan iklim di setiap tahun.

Sekarang di komplek perumahan Neo City sedang turun salju. Begitu gembiranya Haechan melihat salju yang turun dari langit menutupi jalanan di sekitar komplek.

Lapangan komplek yang awalnya berisi rumput hijau yang banyak, sekarang seperti lautan susu putih pikir Haechan.

Gadis kecil itu turun dari lantai dua, mencari kakaknya yang tengah menyeruput susu coklat hangat yang sangat lezat. Hendery melirik adiknya, sembari menyodorkan mug berisi susu coklat.

"Mau?" Ucap Hendery menawarkan.

Haechan menggeleng, ia berjalan mendekati kulkas yang berada di dapur. Membuka kulkas itu dan mencari sesuatu di dalam sana.

"Embul nyari apaan?" Tanya Hendery kembali.

"Nih! mau nyari kotak ini, tapi susah kak." Keluh Haechan.

"Nyari apa si? Mau kakak bantu?"

"Eung.. ngga, ini bentar lagi nyampe tangannya echan." Tangan mungilnya berhasil meraih kotak ice cream yang berada di dalam kulkas.

Haechan berlari menuju ruang makan, mengambil sendok di atas meja makan. Dan kini dirinya tengah membuka wadah kotak yang berisikan ice cream.

Hendery mendelik kaget, mulutnya sekarang ingin mengocehi sang adik. "Embul! Ngapain dingin-dingin makan ice?" Kesalnya.

"Loh biarin, kan echan yang makan." Ucapnya tak acuh.

"Lah, nanti kamu pilek gimana mbul?!" Hendery kini berujar pasrah.

"Wah udah berani sama kakak dery sekarang ya? Kakak bilangin bunda nih!" Adu Hendery menakut-nakuti Haechan.

Haechan dengan tatapan sinis dengan mempout bibirnya cemberut akhirnya menutup kembali kotak ice cream itu. "Nih! Ga makan lagi!" Ungkap nya.

Hendery tersenyum masam melihat wajah kesal Haechan, "jangan gitu, kakak cubit nih pipinya." ujar Hendery menggemas.

Gadis mungil itu mengacuhkan ucapan sang kakak, ia menatap lagi jendela yang ada di belakangnya. Sungguh, salju begitu lebat. Suasananya begitu dingin dan sepi, lagi pula ia sudah memakai baju musim dingin tapi mengapa ia masih merasa kedinginan?

"Kak dery, bunda ulang tahun dua hari lagi kan?" tanya Haechan tiba-tiba.

"Uhuk! eh iya, kakak lupa! kado belum di siapin lagi!" ujar nya berseru.

"Nanti kakak mau suprise in bunda apaan?" tanya sang adik dengan menggebu-gebu.

Hendery diam sejenak menyimak pertanyaan Haechan, "um.. rahasia!" seru nya menyahut.

"kita bagi dua aja kadonya gimana? hehe, uang echan ga cukup buat beli kado bunda." ungkap gadis kecil itu.

Bibir Haechan mengerut kebawah seketika, tatapannya sayu seperti memohon kepada sang kakak. Hendery melihat Haechan iba, tapi ada udang di balik perkataan Haechan. Menurut Hendery begitu.

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang