27. Haechan Demam

10.1K 901 137
                                    

Happy reading
.
.
.

Hujan sore melanda jalanan kompleks Neo, semua anak-anak lari keluar rumah untuk hujan-hujanan.

Bermain air hujan memang menyenangkan, tapi mereka tidak akan tahu akibatnya setelah itu. Haechan dan Jaemin sudah bermain air sejak tadi, mereka juga mengajak Jeno, Renjun, dan Yangyang.

Dasar anak bandel, padahal kakak-kakak mereka sudah memperingati untuk tidak bermain di luar rumah. Tapi- ya sudah lah.

"Echan udah izin sama bunda belum?" tanya Jaemin.

Haechan yang ditanya oleh Jaemin hanya menggeleng kepala singkat, Jaemin pun mengernyitkan dahinya sejenak.

"Loh pantesnya ijin dulu sama bunda, nanti dimarahin loh" saran Jaemin pada Haechan.

"Ndak ah.. nanti yang ada Ethan ga dikasi main sama bunda" sahut Haechan.

"Kalau gitu main aja udah" ajak Jeno. Kini kedua anak-anak itu bermain air hingga hujan benar-benar reda.

Hm.. kalau Chitta tahu, Haechan benar-benar akan dimarah. Tapi sayangnya Chitta sedang berada disalon, mungkin kali ini dia aman.

.
.
.

Hendery menatap adiknya yang tengah berjalan seraya berjinjit, hujan sudah agak reda. Melihat Haechan dengan baju basah, berisi sedikit tanah di area pakaiannya Hendery berspekulasi kalau Haechan mandi air hujan.

"Habis mandi air hujan?" terka Hendery menelisik. Hendery hanya bisa memasang mimik wajah malas kearah adiknya yang tengah mengangguk seraya tersenyum cengegesan.

Hendery kembali mendengus kasar, menatap baju adiknya yang basah karena air hujan. "Kakak udah bilang sama embul, jangan main air hujan. Ntar kalo sakit, bunda pasti marahin embul. Embul mau dimarah sama bunda?" tutur Hendery.

"Ndak kak Dely, tapi Ethan tadi diajakin sama temen-temen" dusta Haechan, agar kakaknya ini tidak memarahinya.

"Kakak masi bisa dengar tadi Jaemin teriak apa sebelum embul keluar rumah"

Haechan hanya bisa menunduk seraya mempoutkan bibirnya mengerucut, menangis? oh tentu tidak. Ya masa seorang Seo Haechan menangis karena di marah oleh kakaknya sendiri?.

"Iya kak Dely, Ethan lain kali ndak bohong lagi" pasrah Haechan.

Hendery mengambil handuk milik Haechan yang berada di teras belakang. Menyerahkan bahan lembut itu kepada Haechan, anak yang lebih muda kini mengusapkan handuk itu ke kepalanya agar rambut yang terkena air hujan tadi menjadi kering.

"Embul mandi dulu, tapi jangan ac an biar ga demam. Acnya nanti kakak matiin, oh iya setelah mandi langsung turun kebawah soalnya kakak buatin roti panggang mau?" cicit Hendery panjang lebar.

Haechan hanya mengangguk patah-patah. Kakaknya ini sangat protektif, masa deketan sama kak Mark ga dibolehin? makanya Haechan kalau lagi sama Mark jarang banget natap muka dan duduk sebelahan. Itu karena, kak Hendery yang nyuruh.

"Iya.. iya kak Dely bawel, wlek!" ledek Haechan gemas. Anak perempuan ini dengan cepat berlari menjauhi kakaknya ke lantai atas.

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang