60. Keracunan

5.5K 709 173
                                    

Note: [gue sempat hapus wattpad, tapi beberapa hari kemudian instal lagi. Bosen sebenarnya]

Happy reading
.
.
.

Hendery menatap adik nya kasihan, sepulang dari sekolah tadi Haechan murung. Mungkin karena perbuatannya yang jengah namun dengan cara salah, membuat Haechan di hukum oleh guru.

Sedangkan Haechan menunduk takut saat orang tua nya akan di panggil kesekolah, akan kah papa atau bunda nya marah besar?

Namun saat pulang Haechan di sambut riang dengan pelukan hangat dari Chitta, bahkan sang papa tak memarahi nya selama perjalanan pulang.

"Gimana tadi berantem nya? Embul yang menang kan?" Tanya Chitta yang begitu penasaran setelah melepas pelukan hangat pada anak bungsu nya.

Haechan mengangguk patah-patah, "menang si bun, tapi echan di hukum." Sesal anak tersebut.

"Sini ya sayang, bunda kasih tau. Embul lagi membela hal yang benar, kenapa? Ya karena mereka duluan nyari gara-gara sama embul, coba kalo mereka mau baikan ga mungkin embul melawan kan?"

"Iya tapi walaupun begitu jangan di ulangin lagi ya dek, kasihan teman-teman yang lain nanti pada takut." Ujar Johnny nampak menyela.

"Tapi ga membenarkan mbul untuk berani main tangan sama temen juga ya mbul." Sahut Hendery juga.

Chitta menatap wajah si sulung yang masih terlihat cemas pada Haechan, "iya kak, cuma Haechan kan lagi di situasi yang bisa dibilang sebuah ancaman untuk dia. Makanya echan harus berani lawan, biar mereka kapok." Tukas Chitta.

Haechan mengangguk patuh kembali, "iya bunda, cuma kalian ndak malah kan sama echan?" Tanya nya gugup.

"Ngga dong sayang, kan kamu ngga salah disini." Ujar Chitta sembari mengelus pucuk kepala Haechan begitu sayang.

"Ya sudah, Kakak sama adek ganti baju dulu sana. Setelah itu kita makan siang, gimana?" Usul Johnny seketika.

Kedua anak itu pun mengangguk, sembari menatap Hendery dan Haechan yang tengah menaiki anak tangga. Johnny melirik sang istri kemudian.

"Kenapa?" Desis Chitta kesal.

"Loh kenapa?" Bingung Johnny.

"Anak ku berantem gitu gimana ga kaget aku sebagai ibu nya? Takut echan kenapa-napa, kan kasian muka anak ku yang cantik jadi lecet karena berantem sama temennya." Omel Chitta.

"Kenapa ngomelnya ke aku sih Chit?" Heran Johnny sekarang, pria jangkung ini mengerutkan dahi nya.

"Ya kalau aku ngomel ke anak kamu yang ada echan nangis, kan makin kasian sama embul." Gerutu nya.

"Ya udah lagian masalahnya udah kelar, Chitta." Ucap Johnny melantang.

"Kan aku kasihan sama muka embul, kalau lecet ga bisa di jadiin cover majalah anak-anak nanti." Tukas Chitta seraya menahan kesal.

"Marketing permodelan, terserah kamu aja deh." Final Johnny yang malas berdebat pada istri nya.

"Ya udah!"

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang