72. Mampir

1.6K 222 10
                                    

Happy reading

.
.
.

Haechan sepagi ini sudah bangun, sudah mandi, sudah sarapan, sudah membantu bunda?

Tentu saja tidak, karena Haechan masih kecil. Katanya yang selalu sama.

Anak perempuan dengan kepangan rambut yang rapi pergi keluar rumah, menikmati pemandangan pagi hari, udara pagi memang tidak bisa bohong sejuknya. Ini adalah hari yang begitu menyenangkan dimana ia akan bermain lagi bersama teman-temannya.

Cukup kaget bila nanti Haechan akan berkeringat di siang hari, kemudian meminta untuk mandi lagi. Dan menumpuk lagi pakaian kotor yang baru.

"Nana!!!!" Haechan berteriak di depan gerbang sembari memukul gerbang tinggi milik keluarga Na Jaemin.

"Aduh bocah, pagi-pagi udah nangkring depan gerbang." Ini Yuta, yang baru saja selesai menyiram tanaman milik Winnie sang istri.

"Om Yuta! nana mana? jangan bilang dia masih tidur?"

"Udah bangun, Chan. Cuma lagi bantuin bunanya masak." Sahut Yuta seraya membuka pintu gerbang sedikit.

Haechan masuk ke dalam rumah Yuta, mencari keberadaan si cantik teman karibnya itu.

"Wuihhh, baunya enak banget Bun." Ini Haechan yang sudah mencium aroma masakan dari Buna Winnie.

"Duh, echan. Pagi-pagi udah kesini, mau ngapain?" Winnie mulai bertanya.

"Numpang sarapan lagi deh buna." Sahutnya di barengi dengan cenggesan kecil.

"Uuu, emang tante chitta ngga masak?" Nana mulai bertanya pada Haechan.

Haechan mengangguk, "masak lah, tapi karna echan bertamu di rumah nana, jadi echan numpang makan juga." Lagi lagi Haechan tertawa setelah berbicara.

Nana hanya menggeleng melas, "tuh buna, echan mah penghabis makanan aja."

"Udah kaya vakum clenner ga sih, Na?" Sahut Winnie bercanda.

"Ih kok gitu sama Echan!" Cebik Haechan kesal dan cemberut.

"Sendirian aja nih Chan, abang mu kemana?" Tanya Dejun yang baru saja turun dari lantai dua menuju dapur.

"Kak dery sekarang mencoba menjadi nolep, dan berubah menjadi anime." Jawab Haechan mengasal.

"Ih seriusan abang mu suka anime Chan? ini om Yuta pengoleksi berbagai macam segala hal tentang anime, terus waifu kakak mu siapa?" Yuta mulai tertarik dengan topik Haechan yang membuka tentang serial kartun anime.

"Idih, Om Yuta. Echan ngga paham begituan, mending tanya langsung sana ke orangnya." Ucap nya dengan ketus.

"Dasar bocilnya si Johnny." Sungut Yuta kemudian.

"Na.. ayo kita main, udah lama ngga main ke lapangan!" Ajak Haechan.

Kini anak perempuan itu merengek pada Nana, sedangkan si bungsu Nakamoto hanya menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal itu rada bingung. Namun Haechan sudah menarik tangan Nana secara brutal, hingga sang empu hampir terjatuh.

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang