67. Kesepian

3K 389 17
                                    

Note: [Maaf banget kalau kaku, udah lama ga buka wattpad untuk update cerita. Maaf sekali jika saya jarang update🙏❤]

Happy Reading
.
.
.

Biasa nya, arisan macan hobah di penuhi dengan canda tawa Winnie dan Taeyong. Namun, sekarang sepi. Kedua wanita itu tak ada serta mengikuti arisan macan hobah yang di laksanakan sebulan sekali.

"Heung... sepi banget ya, sedih.." gumam Chitta di hadapan Doyoung.

Doyoung mengangguk setuju, kali ini pasif. Tidak ada bentakan Taeyong, dan juga pertanyaan polos dari Winnie. Semua kini berubah.

"Udah di telpon belum? Kok lama banget dari tadi?" Tanya Chitta pada Doyoung yang tengah menelpon nomor Taeyong.

"Nomor nya ngga aktif, Chit. Masa sih Taeyong ganti nomor?" Ujar nya sembari menelisik.

"Winnie ngga bisa di hubungi, tau kan Yuta kaya gimana sekarang? Posesif banget." Tukas Chitta dengan nada kesal.

"Iya nih, jadi kangen mereka berdua." Gumam Doyoung dengan spontan. "Kangen kepolosan Winnie, sama kangen kesalnya Taeyong." Lanjut wanita itu.

"Arisan macam apa cuma berdua? Mending uang nya kita tarik berdua aja!" Chitta menggerutu kesal lagi.

"Tapi kan ini ada uang Taeyong sama Winnie, Chit. Ga bisa gitu."

"Ya terus mereka di hubungi ngga bisa, kita cari Winnie ke komplek nya yuk!" Ajak Chitta bersemangat.

"Kalo suami nya yang nongol gimana?" Tanya Doyoung.

"Ya makin bagus," jawab Chitta lesu.

Doyoung mendelik tak bersahabat, tatapannya yang begitu terkejut. "Haduh, suaminya pemarah." Ungkapnya.

"Tumben ciut kaya gitu, biasanya yanh beda gender kamu langsung gas aja." Ungkap Chitta.

Doyoung kemudian menggeleng kepalanya, "kena mental."

Chitta hanya mendengkus malas, kemudian berinisiatif untuk mengajak tetangga yang lain. "Ajak Ibu kompleks yang lain aja deh, jadi ini arisan berbanyak." Tukas Chitta menyerah.

"Boleh juga, yaudah yuk. Biar cepet selesai." Sahut Doyoung.

Mereka berdua keluar dari rumah Chitta, suasana yang begitu sunyi di tambah depan komplek Chitta sangat sepi. Ya, maksudnya komplek dari keluarga Taeyong yang sudah pindah baru-baru ini.

Atmosfer udara hingga kenangan yang mereka buat seakan-akan membuat hati Chitta maupun Doyoung merasa runyam.

"Rasanya pengen kerasukan reog kalo liat komplek Taeyong." Ujar Doyoung.

"Sekalian nari kuda lumping di tengah jalan," sahut Chitta lesu.

Pandangan Chitta mengarah komplek keluarga Nakamoto Yuta yang terlihat begitu sepi juga, membuatnya semakin penasaran kemana si pemilik rumah itu berada. Atau kegiatan apa yang tengah dilakukan di dalam perumahan itu.

"Chitta! Mau kemana?" Doyoung yang tadinya sempat menghiraukan Chitta, kemudian melihat chitta berjalan menuju perumahan Yuta membuat Doyoung merasa was-was.

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang