74. Segala Permainan

2.4K 188 5
                                    

Happy Reading
.
.
.

Haechan masih berlari kencang kala dirinya di operi bola oleh Hyunsuk, "Chan, sundul Chan." Pekik anak lelaki bernama Hyunsuk itu.

Namun tubuh Haechan di cegat oleh Hendery dan juga Jihoon, namun segera Jeno berlari mendekati anak perempuan berkulit tan tersebut dan merebut kembali bolanya.

"Gol in Jen!!!" Itu pekikkan dari Renjun. Oke jadi disini, Mark dan Renjun aslinya netral saja. Tidak memihak pada team mainnya mereka.

Seperkian detik kemudian, kaki kecil Jeno menyepak bola tersebut dan akhirnya mencetak gol di gawang lawan. Pekikan Haechan dan kawan-kawan yang lain begitu senang dan takjub dengan upaya mereka bermain.

"Yey goll!!!!" Pekik team Haechan bersamaan, kala melihat bola yang di tendang Jeno kini masuk ke gawang lawan.

Jeno berlari menjauh, saat Mark mengoper bola menuju lapangan tengah. Disitu Haechan melompat dan menyundul balik dengan tenaga dalam, saat itu juga Yeonjun terkepung oleh Hyunsuk dan Hyunjin. Keduanya tak ingin Yeonjun mengambil bola yang sempat di sundul oleh Haechan.

Dan Eric mulai menendang bola kala ia menerima benda bulat itu datang mengarah dirinya, kemudian Soobin mulai mendekat menuju gawang lawan. Dan berakhir mencetak gol kembali.

Team Haechan kembali mencetak gol kemenangan, sedangkan team Hendery hanya pasrah kemudian.

"Wah ngga adil nih, ada tiga orang di team kita yang pro ke team Haechan." Kesal Junkyu kemudian, "Bener tuh, capek-capek kejar bola malah di operin ke team sebelah." Jihoon ikut menimpali. Kemudian Yeonjun ikut berucap, "Kalo kaya gini mah mainnya jadi sembilan lawan tiga."

Semua kesal, tapi tak sampai disana saja. Hendery tertawa terbahak-bahak, "Eh maaf-maaf. Tapi kalo main bola Haechan memang rada semangat, jadi di bantu dengan cara bantuin gol juga." Ucap Hendery kemudian.

"Males ah jadinya, ngga seru." Yeonjun berkata. "Jadi ganti mainan aja gimana? main dengkleng gitu." Tawar Mark kemudian, di saat yang lain tengah berkeluh kesah.

"Seru sih main dengkleng, tapi capek loncat-loncat. Tapi kalo main gobak sodor bisa nih, lebih seru." Usul Hyunsuk.

Yang lain tengah berpikir, "Ih boleh sih, sekalian lari-larian kan seru ya." Hendery berkata kemudian.

"Ih Echan mau ikut juga," Anak perempuan itu mempoutkan bibirnya manyun, "Embul kalo jatuh jangan nangis." Hendery berdecak samar kemudian.

Haechan menggeleng kemudian, "apakah echan terlihat jatuh?"

"Ga ada sih, tapi jangan main yang bikin nyelakain diri sendiri." Ucap Hendery kembali. Si anak perempuan bertubuh gembil itu hanya diam saja, sebelum ia mengangguk.

"Tapi Echan janji ngga nyelakain diri sendiri lagi kok."

"Yaudah, embul boleh ikut main gobak sodor. Tapi nanti jangan dorong-dorongan ya." Peringat Hendery kepada adeknya.

Haechan antusias penuh semangat, di dalam hati sudah bergobar rasa gembira yang menbara. Tak di duga, kakaknya mengijinkannya bermain permainan sentuh menyentuh. Ini pasti akan menjadi permainan yang epik, walaupun Haechan kecil, dia begitu lihai bermain gobak sodor setelah jago bermain bola.

Jadi ada delapan orang yang bermain gobak sodor, tentu saja dua kakak beradik Haechan dan Hendery, Mark, Xiaojun, Hyunsuk, Yeonjun, dan dua orang yang tak di kenal oleh Haechan juga ikut bermain.

"Dino, kamu se team sama aku." Ucap Yeonjun kepada anak laki-laki.

"Karna ada dua cewek yang ikut, jadi Xiaojun di team aku aja." Tukas Hyunsuk kemudian, "Loh ngga bisa gitu, kita kok main ngga pake hompimpa?" Sergah Mark kemudian.

"Dino, Yeonjun, Hyunsuk, Xiaojun. Sisanya terserah." Ucap Hyunsuk kembali.

"Yaudah, kak Dery, kak mark sama kak Changbin main sama Echan aja. Gini-gini echan jago kok." Ungkap Haechan penuh percaya diri.

"Iya Chan, kamu jago kok." Mark tersenyum kecil namun sangat ramah.

Haechan agak tersipu mendengar perkataan Mark, itu agak lama ia terdiam sehingga Hendery yang melihat adiknya pun, kini mulai berteriak "Hoi, jadi ikut main ga?"

"Ish! Jadiii!" Haechan berlari kecil di barengi dengan Mark di belakangnya.

Sisi lain Nana dan Jeno, Renjun dan Yangyang hanya melihat teman-temannya mulai bermain, sedangkan mereka saling melihat satu sama lain.

"Duh capek, Jeno males pulang." Ucap anak lelaki itu.

"Nana juga malas pulang." Ungkap Jaemin lesu.

"Renjun juga, jadi pengen buat rumah pohon deh disini." Ceplosnya.

"Ih ayang juga, Njun. Pengen rumah, kita suruh ayah buat yukk!" katanya dengan penuh semangat.

"Eits, mana bisa. ini pohon kan, bukan punya kamu." Celetuk Nana.

"Bisa dong, nanti ayang suruh ayah buat beli tanah lapangannya."

Renjun melotot, "Duit darimana? ngawur!"

"Dari live toktok, dapet gift singa sama paus." Ujar Yangyang sembari tersenyum.

"Live mandi bola kemaren?" Tanya Renjun lagi, Yangyang pun mengangguk dengan semangat. "Angdalah tepat!" Ucap Yangyang.

.

Keluarga Jaehyun dan Taeyong mencari keberadaan anak-anaknya, namun tak sengaja mereka di cegat oleh keluarga Yuta. Tidak di cegat, hanya saja di suruh mampir ke rumah Yuta. Kan mereka tetanggaan.

"Kenapa ya pak Yuta?" tanya Jaehyun.

"Saya sudah berpikir panjang, saya harap bapak ngerti perasaan anak-anak. Bagaimana mereka saling menunjukkan rasa kasih sayang sudah seperti saudara."

"Hm, pak ini bukan tentang saudara maupun kasih sayang." Sahut Jaehyun.

"Iya saya mengerti, tetapi apa anda tidak lihat mereka yang berbahagia? ayolah pak Jaehyun, anda harus mengerti perasaan mereka bila berpisah lagi." Ucap Yuta kembali.

Jaehyun menghela napasnya gusar, "Huh, bukannya dari awal anda yang menginginkan hal ini bukan?"

"Pak Jaehyun, tapi tolong kasihani anak-anak kalian juga. Tanya pada mereka, apakah mereka mau dipindahkan? pasti jawabannya tidak." Ucap Winnie yang ikut bersuara.

"Anda tau darimana jawaban dari anak saya?" Taeyong ikut bersuara.

"Yongie lupa sama winnie? kalian pasti juga ga mau pindah, kan?" Tanya Winnie memastikan lagi.

"Kalian kenapa ribut-ribut?" Itu adalah Doyoung, "Kok ribut lagi?" Doyoung kembali bertanya.

"Kita ga lagi ribut!" Jawab Taeyong.

"Terus kenapa muka kalian butek kaya ikan lele?" Doyoung bertanya lagi.

"Doyoung diem!" Taeyong berkata demikian agar temannya itu diam, tapi yang ada malah ikut nimbrung tentang pembahasan yang seharusnya tak usah ikut campur.

"Bukannya masalah kemarin udah kelar, udah selesai. Kok sekarang pada bersikeras mau pergi, mana rada tergesa-gesa. Apa yang buat kalian begitu?" Doyoung memang kocak, tapi sebenarnya dia orang yang paling serius.

"Bu Doyoung jangan ikut campur sekarang ya bu." Ucap Yuta perlahan.

"Oh tidak bisa dong, masalah kalian masih masalah saya juga. Apakah ada yang meminta untuk dirahasiakan? saya pikir tidak." Doyoung kembali mendumel.

"Doy, bisa diem?!" Taeyong membentak agak keras.

"Ngga!" Jawab Doyoung yang kini mungkin terlibat perseteruan.

tbc.

halo, maaf baru upload, sedangkan draft ini udah dari juli 2022 hehehe. Maaf membuat kalian menunggu, dan juga kalau kalian sudah lupa dengan cerita ini mungkin😭
Terima kasih atas dukungannya, semoga saya bisa mengatur waktu dengan maksimal kedepannya agar bisa update🙏😇

NB: Jika terjadi ketidakselarasan pada part sebelumnya, mohon dimaafkan karena jarak waktu cerita yang lumayan lama, sehingga saya tidak membaca ceritanya lagi🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang