06. Ngidam

9.2K 1.1K 146
                                    

[Sejujurnya aku menunggu Vote dan Komentar kalian untuk cerita seo's house. Aku harap di chapter ini ada yang bisa memberi saran atau kritik buat book aku💚]

Happy reading
.
.
.

Chitta tengah memakan asinan yang dibeli oleh suami tercintanya. Menyantap asinan itu dengan penuh menghayati, wanita yang tengah hamil muda ini sedang ngidam ingin makan semua yang ia inginkan.

"Ini asinan yang udah kelima lo Chitt, ga kasian sama kakak disana?" khawatir Johnny, Chitta hanya menatap sinis pada suaminya itu.

"Kakak yang mau kok!" cebik Chitta, wanita itu murung seketika. Johnny yang menatap rautan wajah Chitta mulai berubah, dengan cepat memeluk istrinya ini.

"Iya.. kakak yang mau kan? tapi ini pedes banget, kalau kamu sakit perut kakak juga yang kasihan" ujar Johnny yang masih mengeratkan pelukan hangatnya. "Jangan marah lagi ya.."

Chitta menenggelamkan wajahnya di ceruk leher suami. Ia membalas pelukan hangat dari suaminya.

"Ga marah kok.. cuma hoek" lagi-lagi Chitta mendadak mual dan memuntahi baju yang dikenakkan oleh Johnny.

Ini sudah sekian kalinya Johnny sering mendapat muntahan dari sang istri. Entah apa yang membuat istrinya mual saat ia memeluk Chittanya.

Mungkin anak yang berada di rahim istrinya ini tidak suka padanya? atau anaknya ini bayi yang suka menjahili seseorang? entahlah, Johnny pun tidak tahu.

Johnny juga sempat memarahi Chitta karena selalu terkena mual milik istrinya, dan Chitta dengan wajah yang polos kala itu mulai menangis karena dibentak suaminya.

"Gapapa ya.. aku bersihin baju aku dulu" sabar Johnny. Ia mulai meninggalkan Chitta sendirian di ruang tamu.

"Kakak jahil banget deh.. jangan gitu sama papa, ntar kita ga dijajanin lagi sama papa, kakak mau?" monolog Chitta pada perutnya yang agak membuncit, terasa tendangan kecil dari dalam perutnya berarti sang anak tengah merespon ucapan ibunya.

Chitta hanya bisa mengusap perutnya dengan penuh kasih. Sudah menginjak kehamilannya yang kelima bulan, namun Chitta tak terlihat seperti ibu hamil. Malah, ia masih sering aktif pemotretan dan terkadang masih bisa menggunakan higheels walaupun sudah mengurangi ukuran cm.

《Seo's House》

"Chitt, ga mau vakum dulu? kamu lagi hamil malah nerima job" ujar Winnie teman sepermodelannya.

"Ga ah.. aku gabut dirumah, kakak pun juga seneng kalau diajak keluar" ucapnya sembari mengelus perut buncitnya.

"Ya tapi kita kasian liat kamu.. capek pasti ya?" jelas Taeyong khawatir dengan temannya ini. Bukan gimana, tapi Chitta bekerja hampir 24 jam tidak mendapatkan istirahat.

"Ga ih!! orang kakak yang mau mamanya nerima job pemotretan" elak Chitta. Ia sungguh keras kepala, Johnny pun masih bisa ia tentang. Ayo.. siapa yang durhaka disini? mama atau kakak?

"Anak yang kamu kandung, pasti nanti hiperaktif" ujar Winnie, ia menempelkan kupingnya ke arah perut buncit Chitta. "Wah... gerak-gerak" komentarnya.

"Nanti besar pasti jadi anak jahil nih" terka Taeyong. Chitta masih mengelus lembut perutnya ini.

"Nanti kalau kandungan aku sudah 7 bulan, baru aku selesai jadi model" ujar Chitta, teman-temannya itu seketika mendelik tak percaya.

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang