14. Playgroup

8.2K 945 195
                                    

Happy reading
.
.
.

Suasana pagi menyelimuti kediaman keluarga Seo Johnny, Chitta dengan pakaian dasternya sudah bergelut dengan alat dapur. Ini baru jam 6 pagi, baru? What?!

"Seo Johnnny!! Seo Hendery!! cepat bangun!!" teriak Chitta dari dapur.

Astaga ayah dan anak satu ini, sangat susah untuk dibangunkan. Ia mau tidak mau harus menghampiri kedua bayinya itu.

"Johnny! Hendery! hey ayo bangun, kalian harus bersiap" ucapnya sembari menepuk kecil pipi Johnny dan Hendery.

"Umhh" lenguh Johnny, ia terbangun dan mulai mengulat. Membenahi otot otot badannya.

"Cepet bangun! kamu ga kerja pa?" ucap Chitta. "Iya-iya sayang" balas Johnny.

Ritual setiap pagi setelah bangun tidur adalah kecupan manis di kening dan pipi. Seperti itulah Seo Johnny bersama istri cantiknya.

"Kakak... ayo bangun!" Chitta mendudukkan Hendery yang masih tertidur pulas. Hendery memang paling susah jika disuruh bangun.

Hendery mengerjapkan kelopak matanya, "Iya bunda.. ini dery udah bangun" ucap anak kecil itu.

"Yaudah cepet mandi, setelah itu sarapan!" ucap Chitta.

.
.
.

Kini semua sudah berkumpul di meja makan, menyantap sarapan pagi. Johnny akan kekantor sembari mengantarkan Hendery ke sekolahnya. Sedangkan Chitta akan ke tempat salon dan cateringnya yang sudah beroperasi selama 5 tahun, setelah itu menjemput Hendery putranya.

"Kamu kenapa sayang? kok lemas banget si?" tanya Johnny. "Aku gapapa kok pa" jawab Chitta.

"Bunda sakit? jangan sakit, nanti siapa yang jemputin Dery?" ucap Hendery dengan nada anak-anak.

"Ih.. kakak, bunda ga papa kok.. cepet lanjutin makannya, ntar keburu telat lho kalian" cicit Chitta, Chitta pun juga merasa lemas hari ini. Entahlah apa dia masuk angin? atau sakit demam?

"Yaudah sayang.. aku berangkat kerja dulu ya, kalau kamu merasa bermasalah telpon aku aja" ujar Johnny seraya menyudahi sarapannya. Ia mulai mengecup manis kening Chitta, begitu juga Hendery bersaliman dengan ibunya dan tak lupa mencium pipi sang ibu.

"Bunda.. Dery berangkat sekolah dulu ya" ucapnya, Chitta tersenyum pada putranya dan mengusak kecil pucuk rambut Hendery.

"Hati-hati dijalan ya sayang" peringat Chitta, wanita itu melambaikan tangannya keatas.

Ia mulai merapikan piring diatas meja, dan mulai membersihkannya. Merasa bermasalah dengan pencernaannya, Chitta memuntahkan isi makanan yang keluar begitu saja.

"Ada apa dengan ku?" ucapnya cemas.

《Seo's House》

Hendery berjalan sendiri menyusuri koridor sekolah playgroupnya, menggendong tas dengan bergambar rapunsel Hendery merasa nyaman.

"Hai Dery" sapa teman sebayanya.

"Oh, hai dajun" sapa balik Hendery seraya tersenyum kearah anak perempuan.

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang