73. Main Bareng

2.4K 247 13
                                    

Happy Reading
.
.
.

Hari itu Jeno dan teman-teman blok kompleknya tiba di lapangan, sudah banyak anak-anak yang bermain disana.

Kali ini dari sudut pandang Jeno, anak lelaki itu ingin mengajak semua teman-temannya untuk bermain sampai puas. Dari siang hingga menjelang malam pun tak masalah, asalkan dirinya bermain dengan senang hati tanpa gangguan dari kedua orang tuanya.

Begitu juga dengan Mark, anak kecil yang akan tumbuh remaja juga menyempatkan waktu guna bermain bersama teman kecilnya ini. Sungguh di sayangkan kemarin, keputusan kedua orang tuanya sudah bulat bila mereka akan menetap di Canada. Hari esok adalah penerbangan mereka menuju negeri pecahan es itu.

"Yok mumpung udah rame, ngga mau main apa gitu?" Buka Hendery duluan kepada anak-anak yang lain.

"Junkyu mau main sepak bola, kalian mau gabung ngga?" Tawar anak laki-laki manis yang seumuran dengan Haechan and the genk.

"Mau-mau, Echan mau banget." Haechan ikut bersuara, tangan kanannya naik ke atas berharap Junkyu melihat dirinya.

Iya, Haechan tak begitu tinggi dari teman-temannya. Tapi karena ia berada di hadapan Junkyu, jadi ia lebih dulu di lihat oleh anak laki-laki itu.

"Chan, kamu cewek loh." Nana berucap kemudian, Haechan kembali mengerutkan dahinya. "Lalu kenapa kalo cewe, emang ngga boleh main?" Sungut Haechan terasa, nada bicaranya yang tak santai membuat Jaemin hanya mendengus napasnya.

"Maunya Nana kamu ikut main dengkleng sama kita, iya kan?" Dejun kemudian menengahi adiknya yang hampir kesal dengan tingkah Haechan.

Hendery hanya nyengir canggung, kemudian menatap adiknya seraya berjongkok. "Embul main dengkleng aja sama anak-anak yang lain, jangan main bola nanti luka-luka kakinya." Tukas Hendery kepada Haechan.

"Kalo luka kan masih bisa di obatin kak dery." Ucap Haechan kemudian. "Kalian main dengkleng aja duluan, nanti Echan nyusul. Hehe." Lanjutnya lagi.

Xiaojun, Jaemin, serta Yangyang lebih dulu pergi menuju sisi lapangan, hendak membuat garis lurus berbentuk kotak-kotak untuk bermain dengkleng bersama anak komplek lain juga.

Dan kini tersisa Haechan yang perempuan sendiri di antara anak laki-laki yang sudah menuju lapangan sepak bola.

Lapangan yang begitu luas, jadi tidak kehabisan tempat untuk bermain berbagai macam permainan.

"Kita hompimpa dulu, biar ngga curang nyari anggota yang pinter-pinter main bolanya." Ucap Hyunjin kemudian sembari melirik Haechan yang tengah menatap kakaknya.

"Oke deh, kita mulai ya." Sahut Mark kemudian.

"Hompimpa alaeum gambreng, si Haechan pake baju rombeng!" Ucap anak-anak yang tengah membolak-balikkan tangan mereka.

Haechan memasang mimik wajah kesal, "Echan ngga pake baju jelek ya!" Sungutnya kesal.

Hendery mendekati Hyunjin dan Junkyu, "Ejek-ejek aja Haechannya, biar dia ngga main bola." Bisik Hendery kepada dua anak itu. Tentu saja Haechan tak mendengarkannya, ia hanya fokus pada telapak tangannya yang berbeda dengan teman-temannya.

Maksudnya saat selesai hompimpa, Haechan sendiri memperlihatkan punggung tangannya, sedangkan teman-temannya malah memperlihatkan telapak tangan.

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang