71. Sedih Bersama

1.7K 204 9
                                    


Happy reading
.
.
.

Jeno si anak kecil yang suka mengintip komplek perumahan sahabatnya lewat balkon rumahnya itu mulai menyembulkan badannya dan rada menjitjit.

Ini sudah malam, tapi Jeno masih belum mengantuk. Dua hari lagi hitungan ia berada di korea, kemudian ia akan pergi ke canada bersama keluarganya.

Mungkin akan tinggal lebih lama di canada, dari pada di tempat kelahirannya.

Suasana malam begitu dingin, Jeno tidak takut. Yang membuatnya takut ialah tidak bisa bermain lagi dengan Nana.

Nana, si anak kecil yang manis baginya. Senyum Nana yang sering Jeno mimpikan selalu. Sedih bila ia harus berpisah dengan sahabat karibnya. Bagaimana nanti ia tidak bisa bertemu Nana lagi?

Tatapannya masih melihat komplek Yuta. Komplek milik Yuta lampunya hanya terang di teras dan balkon atas. Sisanya gelap, mungkin si pemilik Komplek sudah terlelap.

Jeno kembali menunduk, ia sedih. Tapi besok ia akan mengajak teman-temannya untuk bermain sepuasnya, tak lekang oleh waktu. Biarkan itu menjadi keinginannya di saat ia pergi ke canada.

"Nono.. kok masih main di balkon, sini dek."

Anak laki-laki mungil itu menoleh kearah sang ibu, "Mih.." panggilnya.

"Iya dek. Ayo tidur, kamu udah ngantuk banget ini."

Jeno menggeleng, "ngga mih, nono belum mau bobo!"

"Terus? udah di tunggu loh sama kak mark di kamar."

"Nono ngga ikut ke canada ya, Nono masih mau disini." Pinta Jeno pelan.

Taeyong diam sebentar, mencerna perkataan Jeno. Anak kecil ini sudah berbicara melantur, "Ngga dek, Nono harus ikut!"

Jeno melengkungkan bibirnya sedih, kemudian masuk ke dalam. Radanya Jeno marah pada Taeyong? itu pikir wanita yang masih menatap langkah kecil Jeno. Ternyata di dekat anak tangga, ada Jaehyun yang menyimak perbincangan Taeyong dan Jeno.

.

Sisi lain di kediaman komplek Johnny, pria itu masih ngopi di ruang tamu. Dengan laptop dan beberapa berkas yang ada di hadapannya, Johnny menyesapkan kopi yang ia buat barusan.

Masih panas, tapi ia tiup tiup saja sampai dingin. Kepulan asap yang berada di mug karena panas kopi milik Johnny, membuat pria itu menaruh kembali mug nya. Karena membuat kacamata yang ia kenakan jadi berembun.

"Pa.."

Johnny menoleh ke belakang, ternyata ada istrinya yang barusan memanggil. "Kenapa bun?"

"Sedih!" Cebik Chitta.

"Sini puk puk dulu," Johnny mengepik  jemarinya seraya mengajak Chitta untuk datang ke pelukkannya.

Chitta bersandar di dada bidang Johnny, sembari memeluk suaminya. "Kamu kenapa sayang?" Johnny bertanya.

"Sedih pah, masa Taeyong beneran pindah sih lusa?"

Johnny mengangguk paham, permasalahan sircle istrinya. "Macan hobah ngga bakal hidup lagi ya, ngga ada yang namanya quality time bareng, ngga ada yang namanya arisan bareng, ngga ada yang namanya gibah bareng, ngga ada yang namanya jalan-jalan sama empat keluarga lagi. Ih! kamu lakuin sesuatu kek, ya masa diem terus."

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang