59. Bully Haechan

5.5K 732 191
                                    

Note: [wattpad aku kayanya eror deh, ga ada notif masuk sama sekali. Wattpad eror bikin mood buat up jadi berantakan]

Happy reading
.
.
.

Hari yang mana di tunggu-tunggu oleh Hendery pun tiba. Hari senin, betul. Karena hari ini ia akan mengajak adik nya untuk datang ke sekolah, mengingat adiknya sudah mendaftar diri di sekolah yang sama dengan Hendery.

Mereka sudah berangkat bersama dengan anak kompleks yang lain menggunakan bus sekolah yang selalu tiba setiap pagi.

Dan di rumah pun hanya tersisa Johnny dan Chitta saja sekarang. Berduaan? Sudah lama mereka tidak merasakan waktu senggang hanya dinikmati oleh mereka sendiri.

Chitta mendudukkan pantatnya kembali di sebuah kursi, di depannya sudah ada Johnny yang tengah melahap masakan yang di buat Chitta.

"Papa ga kerja?" Tanya wanita anggun pada suami nya.

Johnny mendongak kecil, lalu menggeleng perlahan. "Ngga nih, Chit. Semua aku liburin."

"Lho kok?" Chitta tersentak kecil.

"Ya kan tanggal merah sekarang, kamu lupa ya?"

Wanita dengan apron yang masih melekat pada tubuhnya kemudian mengangguk paham, ia agaknya juga lupa kalau hari ini tanggal merah.

Meraih ponsel nya yang berada di samping, kemudian ia mengirimkan beberapa informasi jika para karyawan di liburkan.

"Bun, kangen."

Chitta mengerutkan dahi nya sekilas, "apaan si pah, kan sering lihat aku di rumah jugaan." Tukas wanita itu.

Johnny berdecak malas, "udah lama kita ga berduaan. Jalan-jalan yuk! Jugaan kamu libur kan sekarang?" Semangat Johnny mengajak Chitta untuk pergi keluar rumah.

"Dih, ngga ah. Mager! Enakan kelon ya?"

"Seriusan ga mau belanja apa-apa? Ini mumpung kartu aku lagi free." Goda Johnny ingin membuat sang istri tergiur.

"Aku udah ga kaya dulu sayang, selagi bisa pakai uang sendiri kenapa harus pakai uang suami?" Chitta membungkam kan Johnny sesaat, mengingat lagi gaya hidup Chitta sudah berbeda semenjak istri nya itu menjadi seorang ibu.

"Lagi pula inget anak-anak, kamu kerja ga buat aku aja. Tapi anak-anak juga," Pungkas Chitta lanjut.

"Seriusan ga mau?" Tanya Johnny dengan polos.

Chitta menggeleng kecil, menyelesaikan suapan terakhir nya kemudian menumpukkan beberapa piringan kotor yang siap untuk di cuci.

Perlahan lelaki bermarga Seo ini menatap sang istri dengan sayu dan nampak terkesima bagaimana cara Chitta melakukan pekerjaan rumah dengan cekatan.

Ia bangkit dari duduknya, menghampiri Chitta yang tengah mencuci alat perabotan rumah tangga.

"Sini biar aku bantu," tutur lelaki tersebut.

"Ngapain? Ga usah, nanti sisanya dibantu sama ibu shin kok." Elak Chitta.

"Romantisan dikit loh Chit, udah lama ga pernah berbagi ke uwuan." Gerutu Johnny cepat.

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang