15. Pindahan

7.4K 900 151
                                    

Happy reading
.
.
.

Siang hari di kediaman Seo Johnny mereka tengah mengemas barang-barang di penthouse menuju perumahan kompleks. Ya, mereka dinyatakan pindah rumah setelah tinggal selama 5 tahun di penthouse.

Yang memberi usul untuk pindah itu siapa? ya tentu saja ibu negara, Chitta Seo.

"Bunda.. nanti kalau kakak pindah rumah, sekolahnya juga ga pindah kan nda?" tanya Hendery dengan tatapan polos.

Chitta tertawa kecil, "Ya ngga dong kak.. kakak masih sekolah di tempat kakak yang sekarang" jawab Chitta.

Hendery mengemaskan semua mainannya kedalam sebuah box, dengan tatanan yang rapi dan tidak boleh mainannya ini rusak. Karena, Hendery akan mewariskan semua mainannya ini untuk sang adik.

"Bunda.. nanti kakak boleh ngasi adik mainannya kakak kan? kata bunda, kita harus menghemat. Karena hemat pangkal kaya" cicit lugu Hendery.

Johnny tertawa kencang mendengar celoteh Hendery yang penuh dengan keluguan, rasanya ingin mencium gemas pipi gembil sang anak.

"Kalau adiknya perempuan gimana?" ucap Johnny.

"Ndak apa, kan jadinya keren kalau adik cewek yang mainin" jawabnya polos. Baiklah Hendery selalu bisa menjawab semua pertanyaan dari kedua orang tuanya.

Ngomong-ngomong tentang pindahan, kenapa mendadak? tidak juga sih. Chitta dan Johnny sudah berpikir dengan matang tentang pindahan ini sejak 5 bulan yang lalu. Tentu saja Chitta juga ingin sekompleks dengan teman sepermodelannya, bisa dibilang mereka bertiga tengah bersekongkol.

"Dery nanti lebih banyak punya temen di rumah baru, ga sendirian lagi di penthouse" ujar Chitta seraya mengelus pelan kepala Hendery.

"Nanti ada dajun sama Mark ya bun?" tanya anak kecil itu.

"Dajun siapa?" bingung Chitta. Hendery meneplok dahinya dengan telapak tangannya sendiri, sesekali menatap malas pada sang bunda.

"Itu loh bun, anaknya uncle Yuta sama aunty Win" ucapnya dengan nada sengit.

"Ah.. Xiaojun sayang, kamu mah jangan ganti nama orang kak ga boleh" peringat halus Chitta.

Hendery mengangguk perlahan sebelum membalas ucapan ibunya, "Tapi namanya susah bun" keluh Hendery sendiri.

"Ya makanya belajar ngeja dong kak, kakak kan udah besar. Apalagi udah mau jadi abang sekarang" sahut Johnny, pria itu tengah menumpuk box berisi souvenir hingga pakaian kedalam mobil besar.

"Ih papa diem deh.. lebih baik lanjutin ngangkat boxnya" cicit Hendery. Johnny menampilkan wajah herannya dengan sang anak, benar-benar Hendery didikan si Lucas itu.

"Udah kakak bawa boxnya kedalam mobil dulu, setelah itu siap-siap" titah Chitta.

"Okey bunda..." balas Hendery.

.
.
.

Di tempat kompleks yang dihuni oleh beberapa pasangan, jadi kompleksnya itu berhadap-hadapan. Tentu saja itu adalah perumahan orang kaya, bahkan di setiap kode kompleks memiliki fasilitas yang bisa dikatakan canggih.

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang