62. Penuh

5.7K 665 96
                                    

Happy reading
.
.
.

"Huweee!!!!"

Baru saja Haechan ingin membuka bungkusan roti tersebut, dirinya sudah di kejutkan dengan teriakan nyaring Renjun. Saking keras nya, roti yang ia genggam tadi terhempas jatuh ke tanah. Renjun memang anak yang tukang rusuh!

"Lownjin! Ini gimana loti nya echan kan jatuh!" Sungut si anak dengan tatapan tak suka.

Renjun segera menaruh tangan nya di atas dahi Haechan, oh untung tidak panas. Segera ia menepuk kepala Haechan perlahan, sembari tersenyum kecil.

"Gendut, dah di bilangin jangan makan yang manis. Ntar makin gendut nanti nanges!" Haechan mempoutkan bibir nya manyun, ucapan Renjun itu tidak pernah di saring.

"Ini bekal nya echan, makan yang ini aja." Ujar Yangyang menyerahkan tupperware berisikan bekal sarapan.

Haechan kembali berdecak, "masih untung banget di kasi jajan glatis, cuma lownjin ngejatuhin loti nya." Dengus Haechan sekarang. Ia dengan tatapan melas membuka tutup tupperware.

Karena merasa bersalah, Renjun memutuskan untuk menenangkan Haechan. Duduk di samping Haechan,  kemudian menepuk pelan bahu si anak berkulit tan.

"Nanti aku traktir deh." Renjun berujar kecil.

Seketika Haechan riang dengan sumringah, menatap Renjun dengan tatapan lugu seperti bayi beruang yang ingin makan. Bagaimana bisa Renjun tidak gemas dengan gadis berpipi gembil yang selalu merepotkan nya itu.

"Benelan? Awas boong ya! Janji nya Lownjin echan pegang."

Renjun mendengus samar seraya mengangguk, "iya-iya, sana makan cepet."

"Tapi kenapa jajan echan Lownjin buang?" Yangyang yang tadi nya berdiri, ikut nimbrung duduk di samping Haechan.

"Ga usah ngikutin gaya ngomongnya Haechan yang!" Sungut kesal Renjun. Tak seharusnya Renjun membentak sang kembaran, tapi karena nada bicara Yangyang yang terlalu di lebih-lebihkan membuat nya agak muak mendengarnya.

"Cih baperan!" Kesal Yangyang sekarang.

"Benel tu kata yangyang, kenapa lownjin buang jajan echan?"

"Eum.. itu bisa aja di tambah racun. Nanti kalo lo mati gimana?" Jelas Renjun menggebu-gebu.

"Mulut nya njun, echan males ah!" Kesal si gadis bermarga Seo ini sembari memasukan satu suap makanan kedalam mulut nya.

"Punya kembaran seneng banget bikin anak orang sedih." Yangyang menepuk pundak Haechan.

Renjun mulai menggaruk kulit kepala nya yang mulai gatal, sungguh sial ucapannya tidak pernah bisa di jaga.

"Traktir deh, jangan marah. Coklat, susu, apapun buat lo." Tukas Renjun pada Haechan.

"Echan mau semuanya." Geram si anak bertubuh gembil tersebut.

"Okey!"

"Coba adiknya sendiri ga pernah di traktir." Dengus Yangyang sekarang, dia tengah cemburu. Tapi itu hanya sandiwara kecil yang Yangyang lakukan untuk mengodai kembarannya.

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang