57. Puisi Papa Johnny

3.8K 629 161
                                    

Note: [makin sepi ga si? Maksudnya cerita ini makin aneh ya? Jan julidin saya yang ga bisa buat puisi😳]

Happy reading
.
.
.

Hari ini katanya Hendery sekolahnya akan mengadakan sebuah acara yang harus mengundang orang tua. Karena acara sekolah, jadi harus berpakaian formal dan rapi.

Johnny dan Chitta di undang oleh kepala sekolah langsung, karena Johnny merupakan seorang donatur terbesar di sana. Tak bisa di pungkiri bagaimana Hendery di sekolah itu, apakah ia anak yang ramah atau malah sebaliknya?

"Papa! Ayo cepat ke sekolah! Echan ndak sabal mau ke sekolah kak dely!" Ujar Haechan begitu semangat.

"Ih bunda cepetan! Kak dely pasti nunggu lama!" Desak haechan kembali.

Anak perempuan ini mengikat rambutnya yang panjang, ia tak memakai rok. Tapi memakai celana milik sang kakak, katanya semakin nyaman menggunakan celana tersebut.

"Iya sayang, sekolahnya ngga lari kok." Sahut Chitta yang masih menggunakan liptint miliknya.

"Iya tau bunda.. tapi waktunya bakal habis kalo kita ndak cepet-cepet!" Ujar anak tersebut malas.

"Pinter kamu dek! Makanya bunda ayo cepetin make up nya." Kini Johnny malah berpihak pada Haechan.

"Okay! Tunggu lagi gambar alis sebelah." Ucap chitta seraya mengaplikasikan pensil alis pada alisnya sendiri.

Merasa sudah mantap, Chitta langsung bergegas ke dalam mobil yang sudah ada Johnny dan Haechan.
Hingga mereka pun akhirnya berangkat bersama dengan keluarga Yuta dan Jaehyun. Jangan melupakan kedua anak mereka yang satu sekolah dengan Hendery juga.

Sisi lain Hendery tengah mengalami tremor parah, ada rasa gugup dalam benaknya. Ini kali pertama ia tampil di depan umum, dan juga pengalaman pertamanya dalam berpuisi.

Puisi yang ia akan kumandangkan juga buat sendiri, murni dari pikirannya.

Dan Mark tengah mengipasi Hendery yang tubuhnya panas dingin.

"Der, coba tarik napas terus hembuskan." Ujar Mark seraya mempraktekkannya pada Hendery.

Hendery mengerutkan dahinya sejenak, setelah itu mengiyakan ucapan mark.

Anak laki-laki bermarga seo ini perlahan mulai nampak tenang sedikit setelah melakukan relaksasi pernapasan yang membuatnya agak tenang dari sebelumnya.

"Makasi ya mark, tapi jantungnya dery sekarang dag dig dug kenceng." Keluh hendery seraya meringis.

"Kok bisa?" Panik Mark.

"Ngeliat ojun di dandan, cantik banget." Adu hendery pada mark, anak bermarga jung itu menoleh singkat sebelum tersenyum meledek Hendery.

"Cie, yang suka xiaojun." Ujarnya seraya memanas-manasi Hendery.

"Ish! Diem mark, ini cuma kita aja yang tau." Pungkas si anak dengan ancaman kecil.

"Hehe, bercanda." Ringis mark sejenak.

Xiaojun yang sedari tadi berbincang dengan Hyunsuk pun mulai menghampiri Hendery yang terlihat gugup.

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang