11. Imunisasi + Demam

9K 1.1K 99
                                    

Note: [Hargai penulis sebagaimana mestinya beri dukungan, kritik, atau saran Terimakasih☺]

Happy reading
.
.
.

Hendery yang sekarang adalah bayi berumur 3 bulan, hari ini ia akan di imunisasi. Jadi mereka harus pergi ke rumah sakit.

Bayi ini sudah dimandikan oleh sang ibu. Johnny sekarang libur kerja, jadi ia akan mengantar bayinya untuk di imunisasi.

"Utututu... anak bunda, mau di imunisasi ya sekarang" monolog Chitta, ia sering sekali mengajak bayinya berbicara. Dan terkadang mendapat respon dari bayi mungilnya ini. Sekarang Hendery pintar berekspresi, sungguh hebat.

"Imunisasi, sakit banget loh kak... hayo" goda Johnny seraya menoel pipi tembam bayi umur 3 bulan ini.

"Tangannya John, nakal banget!" gelak Chitta ia menepis kasar tangan Johnny. Bayi itu sudah memasang ekspresi menangis, bibirnya melengkung kebawah dan matanya memejam. Bayi ini menangis tanpa air mata.

"Huhuhuhumm... mau nyusu kali Chitt, huh dasar anak bunda" desis Johnny, ia mulai memakai baju kaos oblongnya.

"Ish! makanya jangan dibercandain.. tau sendiri si kakak ga seneng dibercandain gitu!" decak Chitta, susu pompanya itu merupakan jatah Hendery di rumah sakit nanti. Dengan terpaksa ia harus menyusui Hendery di dadanya.

"Anak bunda banget.. kapan aku punya anak papa?" kode Johnny.

"Ga ada! Dery masih kecil udah minta anak kedua!" elak Chitta. Padahal niat Johnny hanya bercanda, malah mendapatkan penolakan.

"Bercanda Chitt.. kadang aku kesel sendiri, kalau sama kamu Dery anteng banget.. kalau sama aku rewel banget" keluh Johnny, ia mendapatkan kekehan kecil dari sang istri.

"Padahal aku juga pengen ditemplokin kaya bundanya, dasar anak bunda" gerutu Johnny.

Sang bayi hanya bisa menelan asi yang diberikan oleh ibunya.

"Udahan dulu kak.. sekarang kita ke rumah sakit dulu" ucap Chitta.

Mereka akhirnya berangkat menuju rumah sakit untuk imunisasi ketiga Hendery.

.
.
.

Sesampainya di rumah sakit khusus tempat imunisasi, suasana ricuh karena tangisan bayi yang sedang imunisasi.

"hueh... kalo kakak nangis aku bakal ketawa" ujar Johnny, ia menatap bayinya yang tengah tidur terlelap.

"Yang ada kamu duluan yang nangis, ayo duduk!" ajak Chitta. Sembari menunggu nomor imunisasi sang anak, ayah satu anak ini selalu gabut.

Johnny kembali menoel wajah bayinya yang asik tertidur, ia gemar sekali menganggu bayi polosnya ini.

Baiklah usil bayinya ini karena menurun dari sang papa.

"Jangan di toel-toel gitu pipi anaknya, kamu kira bolu?" dengus Chitta, ia paling tidak suka dengan kegabutan suaminya ini.

Karena jika sudah menangis, pasti Chitta yang akan menanggani semuanya.

Ia mulai menepuk pelan pantat bayinya, menenangkan sang anak agar tidak menangis.

Kini giliran Hendery yang akan di imunisasi, banyak jarum suntik yang sudah tersedia. Bayi itu masih dalam posisi tertidur pulas, mungkin ia akan terkejut dengan tajamnya jarum suntik itu.

Seo's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang