14

902 176 422
                                    

Sepulangnya dari Jogja Subuh tadi, Om dan Tante Rara pagi ini tiba di kediaman orang tua Al. Sekarang mereka semua sedang berada di ruang keluarga, minus Al karena cowok itu masih ada di kamarnya.

Rara duduk di tengah di antara Mama dan Tante. Semalam dia bisa tidur dengan tenang karena ditemani Mama Al. Tapi kantung matanya saat ini masih tampak jelas terlihat.

"Sekali lagi saya benar-benar mohon maaf atas perilaku anak saya, Pak," ucap Papa tulus.

"Sebenarnya kami kecewa, Pak..... Rara sampai harus mengalami ini semua. Tapi kita belum mendengar keseluruhan cerita dari mereka berdua. Nanti kita dengar dulu penjelasan mereka," balas Om.

"Iya Pak..... Nah itu Rezky udah turun," sambung Papa.

Benar saja, Al berjalan menuruni tangga, lalu menuju ke arah mereka. Dia lalu mencium punggung tangan Papanya dan Om Rara. Lalu beralih ke hadapan Mamanya kemudian mencium tangan sang Mama. Tapi ketika Al ingin mengecup pipi Mamanya, Mama menghindar.

"Mama lagi marah sama kamu," ucap Mama sambil menatap Al tajam.

Al menghela napas, lalu beranjak mencium tangan Tante. Al melirik Rara sekilas. Gadis itu diam saja dengan raut wajah kusut. Dan jangan lupakan bibirnya yang terluka, dalam hati Al merutuki kebodohannya semalam. Dia menyesal telah meneguk minuman haram itu lagi. Al lalu duduk di dekat sang Papa.

"Kamu inget apa yang udah kamu perbuat semalem?" tanya Papa.

Al setengah menunduk, tatapannya terfokus ke meja di depannya. Dia lalu mengangguk sebagai jawaban pertanyaan sang Papa.

Papa menghela napas, lalu kembali bertanya. "Kenapa kamu sentuh minuman haram itu lagi? Gak inget janji kamu dulu, hah?! Kamu ngecewain Papa sama Mama."

"Sabar dulu, Pak. Kita dengerin dulu penjelasan nak Rezky," kata Om menenangkan.

Papa mengangguk, lalu bertanya lagi. "Kamu mau ngejelasin apa sekarang?"

Al terdiam beberapa saat. Para orang tua menatap Al, menunggu jawaban yang akan Al berikan. Hanya Rara yang menunduk diam, tak ikut menatap Al.

"Al ketemu Gio, Pa," ucap Al akhirnya, dengan nada suara yang pelan.

Rara seketika mengangkat kepalanya, lalu ikut melihat ke arah Al. Gio? Kenapa sama Gio? batin Rara.

Papa menghela napas lagi. "Ketemu dia dimana?"

"Di acaranya Dika semalem," jawab Al.

"Itu bukan alasan buat kamu bisa kasar sama Rara, Rez!" bentak sang Mama.

"Maaf, Ma. Aku salah..... aku minta maaf," lirih Al tulus.

"Minta maaf sama Rara, sama Om juga Tante. Mama bener-bener kecewa sama kamu. Sekarang Mama terserah Rara..... dia masih mau nglanjutin pertunangan ini atau gak?" kata Mama.

Al diam. Dadanya kembali bergemuruh. Kenapa dia lagi-lagi harus berurusan dengan dua cowok itu. Kali ini gue gak akan biarin Faldo..... apalagi Gio ngerusak apa yang gue punya. Rara tunangan gue. Gue gak akan lepasin dia gitu aja untuk salah satu dari mereka, batin Al.

"Om..... Tante, saya mengaku salah..... saya khilaf, saya bener-bener minta maaf," kata Al.

"Sebenernya Om kecewa, Rez..... Semalem Om telepon kamu, mempercayakan Rara sama kamu, tapi kamu malah bertindak seperti itu. Om gak nyangka, kamu nyentuh minuman karna gak bisa ngendaliin emosi kamu," kata Om kemudian.

"Maaf, Om," ulang Al.

Om hanya menganggukkan kepala.

Lalu Al menatap Rara. "Ra..... semalem aku udah keterlaluan, aku minta maaf ya? Maaf udah bikin kamu ketakutan dan..... terluka kayak gitu."

Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang