36

829 111 1K
                                    

"Ra, temenin gue makan yuk," ajak Fani.

"Loe belum makan?" tanya Rara.

Fani menggeleng. "Tadi sore gue diajak keluar sama Thalita, tapi gue males."

"Kok gitu?" sahut Rara.

"Gak ada loe, yang ada gue abis diledekin terus sama duo curut Adit sama Raffi," ucap Fani.

"Ya udah yuk! Tapi gue nemenin doang ya, tadi gue udah makan," balas Rara sambil mengenakan jaketnya.

Fani mencebikkan bibirnya. "Iya... iya... yang abis kencan mah beda, gue tau. Gak usah di jelasin."

Rara tersenyum lalu mengapit lengan Fani membawanya keluar dari kamar. "Gue yang traktir deh, ya?"

"Haruslah," sahut Fani sambil tersenyum dan mengibaskan rambutnya.

Rara tertawa pelan. Lalu mereka pun keluar dari hotel. Mereka berjalan kaki menuju Resto terdekat.

"Al gak macem-macem sama loe kan, Ra?" tanya Fani.

Rara menggeleng. Tak mungkin kan dia menceritakan kedekatannya dengan suaminya sendiri. Pacar halal, kalau kata Al.

Ponsel Rara berdering, lalu dia pun menjawab panggilan yang ternyata dari Gio.

"Ya, Gio..... ada apa?"

".........."

"Masa sih?"

Rara lalu mengedarkan pandangan ke seberang jalan, tepatnya ke sebuah Cafe. Rara bisa melihat Gio dan Galang dari balik dinding kaca Cafe sedang duduk santai di sana.

".........."

"Iya, gue liat. Ya udah..... gue sama Fani ke sana sekarang."

Rara lalu mengakhiri panggilannya dan mengantongi kembali ponselnya.

"Gio di Cafe seberang sana tuh, ngajakin kita. Mau gak?" ucap Rara.

"Yaelah, Ra..... bukannya tadi loe udah bilang kita bakal ke sana, kenapa baru nanya gue sekarang?" dengus Fani.

"Ya... kalo loe gak mau kan gue tinggal telpon Gio bilang kalo loe ogah ketemu dia," ucap Rara terkekeh pelan.

"Idih..... segala temen dijadiin alesan loe! Udah yuk ah, udah laper banget gue," sahut Fani.

Mereka pun lalu menyeberang jalan dan segera masuk ke dalam Cafe. Mereka lalu menuju ke arah meja Gio.

"Duduk Key..... Fan," ucap Gio.

"Makasih," balas Rara.

Lalu Rara dan Fani pun duduk berhadapan dengan Gio dan Galang.

"Besok jadi balik ke Jakarta?" tanya Gio.

"Jadilah. Gue gak mau lama-lama di sini liatin bucin asik kencan," jawab Fani.

Sontak Galang tertawa mendengar ucapan Fani. Sedangkan Fani memelototi tajam cowok itu. Galang lalu menangkupkan kedua tangannya tanda minta maaf, tapi masih tertawa pelan. Dan menurut Fani, itu sangat menyebalkan. Dia hanya menatap sinis cowok di hadapannya itu.

"Beneran tadi loe jalan sama Al seharian?" tanya Gio. Tadi siang dia memang sempat mengirim pesan pada Rara. Dan gadis itu membalas pesannya di sore hari.

"Iya. Hari terakhir jalan sebelum balik besok," jawab Rara.

Mereka berempat pun menghabiskan waktu satu jam lebih di sana. Menghabiskan waktu-waktu terakhir kebersamaan mereka di Bali. Setelah itu, entah kapan lagi mereka bisa bertemu lagi.

"Ra, balik yuk! Gue ngantuk," ajak Fani.

"Gue anterin aja yuk! Gio sama Keyra biarin ngobrol dulu. Gak tau kapan mereka bisa ketemu lagi," sahut Galang. Dia berusaha membantu sepupunya itu untuk berdua dengan Rara. Seharian tadi Gio jadi pendiam, mungkin karena tak bisa bertemu dengan gadis itu.

Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang