Rara berjalan ke arah teras belakang rumah. Dia membawa tiga cangkir teh dan beberapa camilan untuk menemani mereka bersantai di sore hari. Langkahnya terhenti di balik pintu setelah mendengar ucapan Mama.
"Rez, kamu udah ciuman sama Rara belum sih, selain yang kamu mabuk waktu itu?" tanya Mama.
Duh Mama..... kok nanya kayak gitu sih? Malu gue. Gak punya muka nih gue mau nyamperin ke sana, batin Rara.
"Busettt..... Mama nanyanya blak-blakan banget sih," protes Al.
"Jawab aja, Rez..... gak usah ngalihin topik. Sama Mama sendiri inih," sahut Mama.
Rara yang ikut mendengar obrolan mereka pun jadi teringat kejadian malam itu.
*Flashback on.....
"Ra," ucap Al.
"Hmm," sahut Rara.
"Ra," ulang Al.
Rara mendongakkan wajahnya, Al ternyata juga sedang menatapnya. Mereka sama-sama terdiam saling menatap. Al menangkup pipi Rara. Lalu perlahan mendekatkan wajahnya pada Rara. Tatapan mereka terkunci satu sama lain.
Dan..........
Rara seperti membeku saat hidung mancung Al semakin dekat dengan hidungnya. Mereka dapat merasakan lembutnya hembusan napas satu sama lain.
Saat hidung Al semakin dekat dan bersentuhan dengan hidung Rara, Al terlihat ragu. Dia sedikit menarik mundur wajahnya. Lalu dia mengelus sudut bibir Rara dengan ibu jari tangannya yang masih menangkup pipi Rara.
Al tersenyum, lalu dia mengecup kening Rara. "Tidur gih, udah tengah malem."
*Flashback off.....
Rara menggeleng-gelengkan kepalanya karena malah teringat kejadian malam itu. Memang hubungan Rara dan Al sudah kembali baik. Sifat jahil Al pun sudah kembali seperti biasa, seperti senyuman atau candaan menggoda, juga kecupan spontannya. Tapi selain kejadian saat mabuk dulu itu, dalam keadaan sadar, Al belum pernah mencium Rara.
Rara tersadar dari lamunannya saat mendengar suara sang Mama.
"Mama yakin Rez, Rara gak pernah ciuman sama cowok lain sebelumnya. Jadi hilangkan kekhawatiran kamu. Kalau kamu gak segera belajar, Mama takut..... kekhawatiran kamu bisa jadi trauma, sayang. Rara istrimu sekarang, kamu harus belajar membiasakan diri dengannya," ucap Mama lembut.
Al menunduk. "Aku udah sering berusaha Ma." Dan pikirannya pun mengingat saat dia sering diam-diam mengecup bibir Rara saat gadis itu sedang tidur.
Nakal yaa si Al 😌Saat Al dan Mama sudah sama-sama terdiam, Rara lalu muncul sambil berusaha terlihat seperti biasa. Sejujurnya dalam hati, dia bertanya-tanya apa alasan kekhawatiran Al sampai Al tidak bisa menciumnya.
Bukan karena dia berharap Al akan menciumnya, tapi lebih kepada kondisi Al. Mungkinkah Al trauma? Tapi kenapa? Apa alasannya? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu bermunculan di kepala Rara. Sepertinya banyak hal yang tidak dia ketahui tentang suaminya itu.
Setelah meletakkan cangkir teh ke atas meja, Rara lalu duduk di sebelah Al lagi.
"Ntar malem Mama sama Papa di undang makan malam sama relasi bisnis Papa. Kalian juga bisa makan di luar kalo mau. Ehh..... kalian semenjak menikah udah pernah keluar kencan berdua belum sih?" ucap Mama mengernyitkan keningnya.
Al dan Rara menggeleng bersamaan.
"Kalian ini kenapa sih? Masa kalah sama Mama Papa yang udah gak muda lagi ini," cecar Mama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kita (TAMAT)
Acak[17+]..... Tentang dua remaja yang harus terikat karena perjodohan. "Loe sama gue ?" "KITA berdua kan ?" Sedangkan masing-masing dari mereka mempunyai sahabat yang punya tempat penting di hati mereka. PERINGATAN!!! #Typo bertebaran,,, apalagi di par...