Rara dan tiga sahabatnya berada di kantin saat jam istirahat. Mereka bercanda sambil menunggu pesanan bakso mereka. Hanya orang-orang terdekat saja yang memanggilnya Rara, sedangkan orang lain biasa memanggilnya Keyra.
Saat masuk ke SMA inilah, Rara kembali bertemu dengan sahabat masa kecilnya, Refaldo Gilang Baskara.
Rara bukan tipe cewek yang suka berinteraksi fisik dengan lawan jenis. Tapi dengan Faldo, dia sudah seperti saudara kandung. Awalnya, Rara hanya akrab dengan Faldo dan teman sebangkunya, Fania Oktavia Pradipta. Tapi karena Faldo bersahabat juga dengan Bima Wijaya Putra, akhirnya Rara pun juga akrab dengan Bima. Dan sampai sekarang, mereka berempat tetap menjadi sahabat yang kompak.
"Cincin loe bagus deh, Ra..... baru ya?" tanya Fani setelah melihat cincin yang tak biasanya melekat manis di jari Rara.
Rara mengamati jarinya sejenak. "Masa' sih? Ini Tante gue kemarin yang kasih," ucapnya berbohong. Dia belum siap untuk jujur bercerita pada para sahabatnya itu.
"Coba gue liat," kata Faldo. Lalu Rara mengulurkan tangannya dan Faldo menyambutnya. "Iya sih bagus."
Dan bertepatan saat itu, Al beserta ketiga sahabat cowoknya dan juga Nadia lewat di samping meja mereka.
"Pegang-pegang mulu, Do..... kapan jadiannya?" ledek Adit.
Rara dan Al bertemu pandang, tapi kemudian mereka saling mengalihkan pandangan masing-masing.
"Bukan urusan loe ya," sahut Faldo sambil melepaskan jemari Rara.
"Faldo payah!" sambung Raffi.
"Suka-suka guelah," balas Faldo.
"Iih..... udah deh! Ngapain sih ngurusin urusan orang. Jadi makan gak nih?" lerai Nadia. Lalu dia menarik lengan Al dan membawanya ke meja pojokan. Dan ketiga sahabatnya pun mengekori mereka.
Fani tersenyum kegirangan, "Ya ampuuun..... Al ganteng banget sih, sumpah! Serasi ya kan sama Nadia. Tapi doi kok ceweknya banyak sih?"
"Secara dia most wanted, Fan..... gak asik kalo gak jadi playboy," sahut Bima.
Fani berdecak sebal. "Ehh Ra..... menurut loe Al gimana? Kayaknya dari dulu cuma loe aja deh yang biasa aja ngeliat doi?"
Belum juga Rara menjawab, Faldo lebih dulu menyahut. "Rara gak gue ijinin ngidolain cowok macem Al itu, apalagi sampe akrab."
Rara terdiam. Walaupun gak akrab sama Al, nyatanya sekarang ini dia udah jadi tunangan gue, Do, batin Rara.
"Dasar Dodo posesif!" sembur Fani dan Bima bersamaan.
***
Para siswa sudah pulang sejak tadi, kecuali beberapa siswa yang mengikuti kegiatan eskul.
Rara bersama beberapa temannya baru saja keluar dan mengunci pintu kelas setelah tadi mereka piket bersama."Siapa nih yang mau anter kunci kelas ke TU?" tanya Anggi yang kemudian mendapat gelengan kepala dari teman-temannya.
Rara yang sedang berbalas pesan dengan Faldo pun menyahut. "Sini gue aja yang anter kuncinya. Sekalian gue mau ke lapangan basket."
"Ngapain, Key? Nyamperin pacar ya," goda Fatin.
"Faldo minta dibeliin air mineral. Dan satu lagi..... gue sama Faldo gak bakalan punya hubungan kayak yang ada di pikiran kalian. Kita itu udah kayak kakak adik," terang Rara.
"Gak percayaaaaa," sahut teman-teman Rara kompak diikuti gelak tawa mereka kemudian.
"Tau ahh," balas Rara, lalu dia menjulurkan lidahnya.
Kemudian dia beranjak pergi menuju ke ruang TU untuk menaruh kunci kelasnya. Setelah membeli dua botol air mineral, Rara pun bergegas menuju ke lapangan basket.
Saat Rara masuk ke aula lapangan basket, para siswa eskul sedang beristirahat. Faldo dan beberapa temannya duduk di bangku pemain, sedangkan yang lainnya tampak selonjoran di pinggir lapangan. Agak jauh dari mereka, ada Al yang duduk di kursi penonton, sedang asik bermain game di ponselnya.
"Ehh..... ada kembangnya kelas A nih. Tumben kesini," celetuk Dika yang kemudian berhasil membuat yang lainnya melihat ke arah Rara yang baru datang menuju ke bangku pemain.
"Nyamperin pacarnya kali. Kurang kerjaan amat doi nyariin loe, Dik," sembur Marvin.
"Aduh..... potek hati abang dek," canda Dika yang langsung di soraki oleh teman-temannya.
Rara hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala melihat tingkah kocak para teman seangkatannya itu. Dia lalu mengulurkan satu botol air mineral pada Faldo, yang langsung diteguk hingga tersisa separuh oleh cowok itu.
"Gue ke toilet dulu ya bersih-bersih badan. Ntar balik bareng gue. Tungguin bentar," ucap Faldo sambil berdiri dan menyampir ranselnya.
"Emang udah kelar eskulnya?" tanya Rara. Karena biasanya eskul selalu selesai sore hari.
Faldo hanya mengendikkan bahunya tanpa menjawab. Lalu dia beranjak pergi ke toilet.
"Kaptennya lagi badmood tuh, Key. Lagi pms dia..... jadi songong," ucap Farhan.
Spontan Rara pun tertawa. "Kok pms sih? Ada-ada aja loe ini."
"Tuh gara-gara Darel abis latian tadi nyosor minumannya Al..... jadinya ngambek si Al," terang Marvin.
Rara mengernyit bingung. Sekanak-kanakkan itukah Al, pikir Rara tak habis pikir.
"Loe bingung ya kok Al sampe segitunya?..... Emang dari dulu dia anti makan dan minum barengan sama orang," kata Dika menjelaskan.
"Anjir...... mulut gue gak bau naga kali," protes Darel.
"Kan bisa beli lagi sih..... ribet amat," ucap Rara masih tak mengerti dengan tingkah mereka semua.
"Dia udah badmood duluan, jadi gak mau dibeliin tadi," terang Dika lagi. "Coba loe tawarin punya loe itu. Masih baru kan?"
Rara mengangguk. Lalu dia pun berjalan ke kursi penonton menghampiri Al. Gadis itu menyodorkan botol air mineral yang tersisa satu. "Nih minum dulu."
Al mengangkat wajahnya yang sedari tadi fokus ke ponselnya, menatap Rara. "Dateng sebagai Keyra atau sebagai Rara, hmm?"
"Apa bedanya sih?" ucap Rara agak sewot. "Mau gak ini?"
Al mengambil botol dari tangan gadis itu. "Keyra pacar Faldo..... Rara tunangan gue," ucap Al lalu meneguk air itu.
"Gue bukan pacar Faldo," ucap Rara sambil berdecak kesal. "Lagian kita udah sepakat kan, cuma keluarga kita aja yang boleh tau status kita. Gue mau tenang dari nyinyiran fans loe sampe lulus nanti."
Al tak menjawab, dia hanya memandang wajah Rara. Gadis di depannya ini sebenarnya cantik dengan tubuhnya yang tidak terlalu tinggi, hanya sebatas dagu Al saja. Tapi bentuk tubuhnya bagus, ramping tapi berisi di bagian tertentu. Kulitnya putih, bibirnya tipis dan pipinya agak chubby, membuatnya terlihat manis.
Gadis itu sebenarnya tampak menarik sejak awal. Tapi yang Al tahu Rara punya hubungan dengan Faldo, mantan sahabatnya dulu. Dan apapun yang berkaitan dengan Faldo, sebisa mungkin Al akan menjauhinya..... sejak kejadian di masa lalu mereka beberapa tahun yang lalu.
Tapi ternyata Tuhan mempunyai skenarioNya sendiri. Rara berkaitan erat dengan Faldo dan Al tak bisa menjauhinya sekarang. Bahkan Al harus berusaha lebih dekat dengan gadis itu, sesuai dengan status mereka sekarang.
Entah apa lagi yang akan terjadi di antara Al dan Faldo di masa yang akan datang. Bagaimana reaksi Faldo jika cowok itu tau tentang status Rara yang sudah bertunangan dengan Al? Al sampai malas untuk membayangkannya.
Part kedua setelah revisi.
Semoga suka. 🤗Bye-bye.....

KAMU SEDANG MEMBACA
Kita (TAMAT)
Acak[17+]..... Tentang dua remaja yang harus terikat karena perjodohan. "Loe sama gue ?" "KITA berdua kan ?" Sedangkan masing-masing dari mereka mempunyai sahabat yang punya tempat penting di hati mereka. PERINGATAN!!! #Typo bertebaran,,, apalagi di par...