Rara menggeliat kecil terbangun dari tidurnya. Lalu dia bangkit mendudukkan tubuhnya dan menguap menutup mulut dengan telapak tangannya. Merenggangkan otot-otot tubuhnya sebentar, lalu menoleh melihat Al.
Cowok itu tampak tidur tengkurap dengan wajah menghadapnya. Rara tersenyum, ternyata Al memegang omongannya dengan tidur di pinggir sisi lain ranjangnya.
Rara menghela napas pelan. Entah akan bagaimana hubungan mereka ke depannya. Benar ucapan Al dulu, jalani saja. Mungkin Rara akan membiarkan semua mengalir seperti air. Dia akan berusaha, tapi dia juga tak ingin berharap muluk-muluk pada Al. Rara merasa ada sesuatu yang spesial antara Al dan Nadia. Mungkinkah?
Belum lagi tentang gosip-gosip yang beredar soal Al dan pacar-pacarnya. Huft..... entahlah, Rara tak mau ambil pusing untuk sekarang.
Dia pun beranjak turun dari ranjang dan bergegas ke kamar mandi.
Setelah menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim, Rara menuju ke dapur. Bibi ART sudah mulai sibuk melakukan tugasnya. Dan seperti biasa, Rara akan membantunya menyiapkan sarapan.
"Duhh..... pengantin baru masih juga bangunnya pagi-pagi," goda Bibi.
Rara tertawa. "Gak ngaruh Bi. Kita masih anak sekolah ini."
"Tapi sumpah deh Non, Den Al sama Non itu serasi banget," puji Bibi.
"Makasih Bi..... Ehh, tapi Bibi gak boleh bilang siapapun soal Rara yang udah nikah ya Bi. Orang pasti mikirnya macem-macem kalo tau. Ntar pas aku udah pindah, kalo ada yang nyariin aku ke sini, bilang aja kalo aku lagi keluar, ya Bi?" ucap Rara.
"Siap Non. Nyonya juga udah ngomong gitu juga kemarin sama Bibi, Non," sahut Bibi.
Dan setelah selesai membantu memasak sarapan, Rara bergegas naik lagi ke kamarnya untuk mandi. Karena Bibi sudah di bantu Tante untuk menyiapkan sarapannya ke meja makan.
Rara melihat Al yang masih tidur. Dia mengambil seragam sekolah dan membawanya masuk ke kamar mandi.
Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Rara keluar sudah mengenakan seragamnya. Dia segera menuju ke arah Al.
"Kak..... bangun, udah siang nih," kata Rara sambil menggoyangkan lengan Al.
Lalu kedua mata cowok itu perlahan terbuka. Rambutnya acak-acakan. Dan jangan lupakan muka bantalnya itu, membuat Rara terdiam memperhatikannya.
"Kenapa liatin gue gitu? Pengen morning kiss apa gimana loe?" ucap Al jahil.
"Dihhh..... apaan! Muka kakak tuh ileran. Udah, cepetan bangun..... mandi," balas Rara.
"Ck..... gara-gara Mama maksa nginep di sini nih, pagi-pagi udah dengerin yang cempreng-cempreng gini," keluh Al sambil menguap.
"Ya udah..... terserah kakak deh," ucap Rara kesal. Lalu hendak beranjak menjauh.
Tapi Al menarik tangan Rara, hingga gadis itu jatuh menimpa tubuh Al yang masih berbaring. Lalu Al mengunci tubuh Rara dengan memeluk erat pinggangnya.
"Lepasin, Kak," pinta Rara.
"Kiss dulu baru gue lepasin," sahut Al.
"Ntar kita telat, Kak," ucap Rara.
"Yaudah lakuin sekarang kalo gak mau telat," kekeh Al.
Dan..........
Cup.
Rara mencium kilat pipi kanan sang suami.
"Cium pipi doang?" kata Al.
"Udah Kak, lepasin," balas Rara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kita (TAMAT)
Random[17+]..... Tentang dua remaja yang harus terikat karena perjodohan. "Loe sama gue ?" "KITA berdua kan ?" Sedangkan masing-masing dari mereka mempunyai sahabat yang punya tempat penting di hati mereka. PERINGATAN!!! #Typo bertebaran,,, apalagi di par...