Faldo membunyikan klakson motornya beberapa kali di depan pintu gerbang rumahnya, lalu berteriak. "Pak Adnan, bukain!"
Pintu gerbang lalu terbuka, menampakkan seorang Satpam paruh baya berkumis tipis.
"Bapak udah denger bunyi klakson atuh Den, gak perlu repot-repot Aden pake teriak juga," protes Pak Adnan.
Pak Satpam dan para pekerja di rumah Faldo memang sudah terbiasa bercanda dan akrab dengan putra majikan mereka itu. Faldo yang meminta mereka semua untuk tidak bersikap formal padanya, dia tidak suka. Dan ternyata para pekerja pun bisa beradaptasi dengan baik, sampai mereka tak lagi sungkan untuk membalas candaan Faldo.
Faldo terkekeh pelan. "Faldo lagi boncengin bidadari nih, Pak. Kalo kelamaan ntar keburu item dia." Sontak lengan kanannya mendapat pukulan kecil dari gadis yang duduk di jok belakangnya.
"Selamat sore, Non Keyra," sapa Pak Satpam.
"Sore juga, Pak," balas Rara.
"Giliran sama cewek cantik aja... Bapak lembut, tadi sama Faldo... Bapak ngegas," protes balik Faldo.
Pak Satpam terkekeh pelan. "Masuk, Den..... kasian bidadarinya di belakang."
Faldo lalu membawa motornya melewati gerbang rumahnya yang kemudian di tutup kembali oleh Pak Satpam. Tapi Faldo menghentikan motornya di depan pos Satpam dan meminta Rara turun.
"Kok berhenti di sini, Den?" tanya Pak Satpam heran.
"Ntar masukin garasi ya, Pak!" kata Faldo.
"Siap, Den," sahut Pak Satpam.
Lalu Faldo mengalihkan perhatiannya pada Rara. "Capek gak?" Yang kemudian dijawab gelengan kepala dari gadis di sampingnya itu.
"Kita balapan lari sampai depan pintu. Siapa yang kalah, dia harus nurut sama yang menang," tantang Faldo.
"Siapa takut?" sahut Rara.
"Oke..... Hitungan ketiga mulai yaa ! 1..... 2..... 3," seru Faldo menginstruksi.
Lalu mereka pun mulai berlari. Sedangkan Pak Satpam hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah remaja itu.
Tapi tiba-tiba.....
Bruk!
"Aw!" teriak Rara. Dia jatuh tersungkur karena tersandung kakinya sendiri. Sontak Faldo berhenti dan berbalik menghampiri Rara.
"Ati-ati dong, Ra," kata Faldo sambil membantu Rara berdiri. Dia bisa melihat lutut Rara lecet dan mengeluarkan sedikit cairan merah. "Sakit gak?"
"Iiiiih..... pake nanya sih Abang, perih nih," sahut Rara.
Faldo terkekeh, lalu berjongkok di depan Rara. "Cepet naik sini!"
Rara tak menyahut dan langsung naik ke punggung Faldo, melingkarkan tangannya ke leher cowok itu. Lalu Faldo pun berdiri dan membawa Rara di gendongan punggungnya, masuk ke dalam rumah.
"Ya ampun..... gimana kalian mau dapet pacar, kelakuan kalian kayak anak kecil gini?" sapa Mami Faldo sambil menggelengkan kepala menyaksikan tingkah mereka.
Faldo lalu menurunkan Rara di depan sang Mami, kemudian mereka mencium punggung tangan Mami bergantian.
"Abang nih, Mi..... ngajakin balapan lari tadi, jatuh deh aku," kata Rara.
"Lain kali jangan mau dijahilin Abang ya," ucap Mami menasehati, lalu merangkul pundak Rara. "Obatin dulu gih lukanya, minta bantuin Abang buat ngobatin."
"Lah..... kok Faldo juga sih, Mi? Faldo udah gendong Rara dari depan loh, Mi tadi !" protes cowok itu.
"Yang ngajakin Rara balapan kan kamu tadi," sahut Mami.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kita (TAMAT)
Random[17+]..... Tentang dua remaja yang harus terikat karena perjodohan. "Loe sama gue ?" "KITA berdua kan ?" Sedangkan masing-masing dari mereka mempunyai sahabat yang punya tempat penting di hati mereka. PERINGATAN!!! #Typo bertebaran,,, apalagi di par...