6

1K 242 218
                                    

Setelah masuk rumah, Al yang melihat Mamanya di ruang keluarga, langsung menghampiri lalu mencium tangan dan pipi sang Mama. "Al mandi dulu ya, Ma."

"Kok Rara gak disapa sih, nak..... tunangan kamu loh ini," protes Mama Al.

"Baru selesai eskul basketnya, Kak?" sapa Rara lebih dulu dengan senyum manisnya.

Al hanya mengiyakan lalu beranjak naik ke kamarnya. Rara merasa ada yang aneh melihat Al tak seperti biasanya.

Setelah melempar tasnya ke atas ranjang, Al segera beranjak ke kamar mandi. Dia menyalakan shower dan membiarkan kepalanya terguyur air.

"Gue gak habis pikir, dia udah sedeket itu sama Faldo dan keluarganya, tapi bisa-bisanya dia gak nolak tunangan sama gue..... Sebenernya mau loe apa sih, Ra?!" geram Al.

Cukup lama Al menghabiskan waktunya di kamar mandi. Setelah mengenakan celana panjang hitamnya, dia duduk di tepian ranjang. Sambil menggosokkan handuk ke rambut basahnya dengan bertelanjang dada, cowok itu mengambil ponsel di tasnya menggunakan tangan kanannya.

Al melihat ada notifikasi pesan masuk dari Vivi. Dia membacanya, lalu mendial nomor Vivi yang beberapa detik kemudian mengangkat panggilannya.

"Ada apa pengen ketemu gue?" tanya Al tanpa basa-basi.

"Ada yang pengen Vivi omongin, Kak," sahut Vivi di seberang sambungan.

"Ngomong aja sekarang!"

"Gak bisa di telepon, Kak ngomongnya. Lagian..... emang salah ya kalo Vivi pengen ketemuan sama pacar sendiri?"

"Gue gak bisa, sekarang gue sibuk."

"Kaaaaak"

"Besok, jam pertama temuin gue di samping perpus."

"Pas istirahat aja gimana, Kak?"

"Jam pertama."

Lalu Al mematikan sambungan teleponnya tanpa menunggu Vivi bicara lagi dan melemparkan ponselnya ke ranjang. Dia beranjak ke kamar mandi untuk menjemur handuknya di gantungan. Saat Al keluar terdengar pekikan Rara yang menutup wajah dengan kedua tangannya.

"Iiiiih..... loe kok gak pake baju sih," sembur Rara.

"Suka-suka guelah, kamar gue ini. Loe aja yang main nyelonong masuk," protes Al.

"Gue udah ketuk pintu ya tadi, kirain loe ketiduran. Cepetan gih..... disuruh Mama makan," ucap Rara masih dengan tangan yang menutup wajahnya.

"Gue udah makan sama anak-anak tadi," jawab Al. Lalu menghampiri Rara, terlintas ide jahil di otaknya melihat cewek di depannya itu.

Kedua tangannya masing-masing Al letakkan di pinggang Rara, yang otomatis membuat si empunya menurunkan tangan yang menutupi wajahnya sambil melotot sempurna.

"Ehh..... ngapain loe?!" protes Rara berusaha menyingkirkan tangan Al dari pinggangnya.

Al menyeringai sambil menarik pinggang Rara lebih dekat ke arahnya. Rara reflek memegang dada telanjang Al dengan kedua telapak tangannya untuk membuat jarak agar tak berpelukan dengan cowok itu.

"Loe lucu..... muka loe merah," canda Al biasa saja padahal Rara sudah deg-degan tak karuan.

"Lepasin iiiiih," protes Rara yang memalingkan wajahnya ke samping tanpa berani untuk menatap Al.

"Sama Faldo loe bisa lebih dari gini kan?" ucap Al yang sukses membuat Rara mendongakkan kepalanya menatap Al.

"Enak aja..... sembarangan," sewot Rara. Gadis itu berusaha menutupi kegugupannya di situasi ambigu itu sambil berusaha melepaskan diri dari rengkuhan Al.

Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang