Al baru akan memencet bel rumah, tapi pintu sudah lebih dulu dibuka. Bibi ART rumah itu tampak tersenyum manis ke arah Al.
"Silahkan masuk Mas Al..... Anda sudah di tunggu di taman belakang," ucap Bibi.
Al tersenyum. "Makasih ya, Bi."
Bibi mengiyakan. Lalu Al pun melangkahkan kaki masuk dan langsung menuju taman belakang. Dia masih inget betul dia harus lewat mana untuk sampai di taman belakang rumah itu.
"Yakin banget dia kalo gue bakal dateng, sampe Pak Satpam sama Bibi aja nyuruh gue langsung masuk." batin Al.
Begitu sampai di taman belakang, Al melihat sosok cowok yang berdiri memunggunginya sedang memberi makan pada ikan.
"Kenapa nyuruh gue kemari? Gue gak punya banyak waktu," ucap Al.
Sosok yang tak lain adalah Faldo itu pun langsung menoleh. Dia tersenyum miring menatap Al.
"Akhirnya loe rela jadi babu demi Rara ya," ucap Faldo sambil berjalan mendekat.
"Gak usah banyak omong! Gue dateng bukan buat dengerin omong kosong loe," sahut Al.
Faldo terkekeh pelan. Lalu dia duduk di kursi yang ada di sana. "Duduk dulu. Udah lama kan loe gak ngopi di rumah gue?"
Al menghela napas pelan. Demi Rara, Al akan mencoba lebih sabar lagi menghadapi sahabat lamanya itu. Lalu Al pun ikut duduk, berseberangan dengan kursi Faldo.
Bibi datang membawakan dua cangkir kopi dan camilan. Setelah menaruhnya, Bibi pun pamit pergi. Faldo mengiyakan setelah mengucapkan terima kasih.
"Minum dulu..... baru gue mulai ngomong," ucap Faldo.
Al berdecak kesal. "Ribet banget sih idup loe!"
Faldo hanya tertawa pelan, lalu dia menyeruput kopinya. Al pun akhirnya ikut meminum kopi miliknya.
"Gue denger, loe jauhin Nadia ya sekarang?" tanya Faldo.
"Bukan urusan loe!" jawab Al.
"Tentu aja ada!..... Kalo loe emang udah jauhin Nadia, baru gue cerita soal gue sama Rara," ucap Faldo.
Al menggeram kesal. "Mau loe apa sih sebenernya?!"
Faldo terkekeh lagi. "Kalo loe masih berhubungan sama Nadia..... ya gue pastiin kalo loe bakal jauh dari Rara. Dia mau ikut gue kuliah ke luar negeri nanti."
"Gue gak bakal kasih dia izin," ucap Al.
Faldo tersenyum miring. "Loe pikir setelah perbuatan loe kemarin, dia bakal nurut sama loe?..... Jangan mimpi!"
Al menghela napas pelan. Dia tau perkataan Faldo itu benar. Gadisnya sudah berubah. Rara bukan lagi Rara yang manis dan penurut setelah dia mengingkari janjinya yang terakhir kemarin. Kepercayaan Rara padanya sepertinya benar-benar sudah hilang.
"Rara kecewa banget sama gue ya?" ucap Al sendu.
"Rara itu tipe orang yang sangat menghargai sebuah janji. Jika sekali saja dia ngucapin janji, dia pasti bakal rela berkorban buat nepatin janjinya itu. Dan gitu juga sebaliknya, jika orang lain berjanji padanya lalu mengingkarinya, mungkin sekali dua kali dia bisa memaafkan dan memberi kesempatan. Tapi gak untuk selanjutnya," sahut Faldo.
"Loe udah mengenal Rara sedalem itu ya," ucap Al.
"Abang yang baik pasti mengenal adeknya luar dalem," balas Faldo.
"Basi!" sahut Al.
"Oke, kita bahas Rara sama gue nanti. Sekarang loe jawab dulu pertanyaan gue tadi," ucap Faldo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kita (TAMAT)
Random[17+]..... Tentang dua remaja yang harus terikat karena perjodohan. "Loe sama gue ?" "KITA berdua kan ?" Sedangkan masing-masing dari mereka mempunyai sahabat yang punya tempat penting di hati mereka. PERINGATAN!!! #Typo bertebaran,,, apalagi di par...