54

664 74 262
                                    

Jam dinding sudah menunjukkan pukul satu dini hari, tapi Rara masih terjaga. Dia menunggu Al yang belum juga pulang. Sebenarnya Rara khawatir, tapi dia enggan untuk menelepon suaminya itu.

Tadi setelah Faldo pulang dari rumah Om Rara, gadis itu pun segera memesan ojol dan pulang ke rumah Al. Tapi Bibi bilang, Al belum pulang sejak berangkat sekolah tadi pagi.

Rara yakin kalo Al sedang bersama Dika dan yang lainnya. Mungkin ada Nadia juga di sana, pikir Rara. Entah mengapa, Rara merasa ada sesuatu pada Nadia. Rara merasa gadis itu mempunyai perasaan lebih dari sekedar sahabat pada Al.

Rara menoleh saat mendengar pintu dibuka. Lalu muncullah Al dengan penampilan kusutnya. Cowok itu tak melirik Rara sedikit pun. Al bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Beberapa saat kemudian, Al keluar dengan pakaian yang sudah di ganti. Dia lalu naik ke ranjang dan berbaring memunggungi Rara.

"Kamu dari mana, Kak?" tanya Rara.

"Gak usah sok peduli," sahut Al tanpa menoleh.

"Kamu sibuk ngurusin dan lebih mentingin Nadia, kamu minta di ngertiin. Faldo cuma berusaha hibur aku karna kasian liat aku yang selalu kamu tinggalin demi Nadia. Kamu marah karena aku deket sama Faldo?..... Yang bener aja, Kak. Yakin kamu dan Nadia gak sedeket itu juga?" ucap Rara mulai jengah.

"Gue capek. Gue mau tidur," balas Al.

"Kemarin kamu baru janji bakal buktiin kalo kamu gak akan lebih mentingin dia, tapi nyatanya tadi siang kamu ninggalin aku buat nemuin dia. Bahkan kamu sama sekali gak ngasih aku kabar," lanjut Rara.

"Ya udah..... kalo mau marah sama gue, ya marah aja," sahut Al.

"Kalo itu yang kamu mau..... oke, aku bakal ngejauh. Mungkin kamu emang sesayang itu sama Nadia," ucap Rara. Dia berusaha keras menahan air matanya. Lalu dia bangkit dari ranjang dan mengambil ponselnya. "Aku izin tidur di kamar tamu. Biar kamu gak keganggu."

Al tidak menyahut. Rara pun melangkah keluar dari kamar. Al meraup wajahnya kasar. Dia tau dia sudah mengingkari janjinya kemarin. Tapi melihat Rara dan Faldo tadi, membuat egonya terluka. Dia marah mengetahui kalau ternyata Rara sudah sedekat itu dengan Faldo.

***

Sudah beberapa hari ini, Rara pergi ke sekolah menggunakan ojol karena Al selalu bolos jam pelajaran pagi. Di sekolah pun mereka tak lagi bertegur sapa bila tak sengaja bertemu. Para sahabat mereka masing-masing sudah sibuk bertanya ada apa dengan mereka. Tapi Rara maupun Al tak ada yang bercerita apa pun pada teman mereka.

Saat jam pulang, Rara diantar pulang oleh Faldo atau Fani ke kediaman Om. Setelah sore, Rara kemudian baru pulang ke rumah Al. Malam harinya setelah Bibi tidur, Rara akan pindah ke kamar tamu. Dan Rara pasti akan bangun sebelum Bibi terbangun.

Rara meninggikan egonya kali ini. Baginya, tidak ada gunanya mencoba memperbaiki semuanya jika salah satu pihak lebih nyaman bersama dengan orang lain. Begitulah pendapat Rara, dia merasa Al begitu menyayangi Nadia. Jadi Rara memutuskan untuk menjauh dari Al. Dia tidak tau ke depannya mau di bawa kemana hubungan pernikahannya dengan Al. Saat ini Rara hanya berusaha mengikuti kemauan Al.

"Kamu belum baikan sama dia?" tanya Faldo. Saat ini mereka berjalan beriringan menuju ke kelas. Ini sudah hari kelima Faldo melihat Rara berangkat menggunakan ojol.

Rara menggeleng lalu tersenyum hambar. "Dia pengen putus mungkin."

"Putus?" cicit Faldo.

"Tauk ahh, Bang..... aku mau fokus belajar aja. Kalo nilaiku bagus, aku pengen kuliah ke luar negeri sama Abang," ucap Rara.

Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang