22

926 157 1K
                                    

"Key," suara cowok terdengar menyapa gendang telinga Rara.

Setelah jam istirahat pertama tadi, kelas Rara jamkos dan mereka hanya diberi tugas. Rara lebih memilih pergi ke perpus untuk menyelesaikan tugas Fisikanya karena saat jamkos begini di kelasnya sangat berisik.

Dan Fani pun mengikuti Rara ke perpus. Tapi bukan untuk mengerjakan tugas, melainkan untuk tidur. Semalam dia maraton menonton drakor dan akhirnya sekarang dia sudah tertidur nyenyak terbuai mimpi.

Rara mendongak melihat siapa yang memanggilnya. Tampak Juna sedang tersenyum manis ke arahnya. Lalu Rara pun membalas memberi senyum.

"Boleh gabung?" tanya Juna.

"Boleh," jawab Rara.

Lalu Rara kembali menyimak bukunya untuk mengerjakan tugasnya. Sedangkan Juna tampak membuka bukunya. Entah dia membaca buku itu atau tidak karena dia malah asik mencuri pandang pada Rara.

"Huft..... akhirnya kelar juga," ucap Rara tersenyum lega sambil menutup buku-bukunya dan mengumpulkannya, menumpuknya menjadi satu.

Juna yang melihat itu pun jadi ikut menutup bukunya.

"Abis ini mau kemana, Key?" tanya Juna.

"Paling ke kelas, tapi ntar-ntar aja, masih jamkos ini..... Fani masih pules juga tidurnya," jawab Rara.

Juna berdehem. "Aku bisa ngomong bentar gak? Boleh kan?"

"Boleh kok..... mau ngomongin apaan?" sahut Rara.

Juna melihat ke arah Fani. Dan Rara pun ikut menoleh melihat Fani, lalu kembali menoleh ke arah Juna.

"Di sini?" tanya Juna.

"Iya, gak pa-pa kan? Fani kalo tidur susah di bangunin. Kasian kalo aku tinggal," jawab Rara.

"Oke, gak pa-pa," sahut Juna.

Lalu cowok itu terdiam sebentar, kemudian menatap tepat ke manik mata Rara.

"Key..... semenjak kita belajar bareng-bareng nyiapin diri buat ngikutin lomba waktu itu..... aku terus aja mikirin kamu, Key," ucap Juna.

Rara agak kaget mendengar itu, tapi dia berusaha tampak biasa saja saat cowok di depannya itu terus menatapnya intens.

"Kamu gadis yang luar biasa. Kamu cantik, kamu baik, kamu pinter..... dan aku bener-bener kagum sama kepribadian kamu yang gak sombong dan gak tebar pesona walaupun kamu itu sempurna." Juna masih menatap lekat Rara. "Tapi aku berusaha menghilangkan semua pikiranku tentang kamu karna..... setau aku kamu itu pacaran sama Faldo. Yaaa..... bukan cuma aku sih, semua anak Taruna kayaknya mikirnya gitu karna ngeliat kedekatan kamu sama Faldo. Jadi..... aku cuma berani nitipin coklat kesukaan kamu lewat adek kelas."

Rara menunduk dan lebih memilih memandangi buku-bukunya dari pada terus menatap Juna. Rara bisa menebak, kalimat apa yang mungkin bisa Juna ucapkan setelah ini.

"Tapi waktu kamu bilang kalo kamu sama Faldo itu gak pacaran, rasanya aku seneng banget dengernya, Key. Aku merasa aku punya sedikit harapan," ucap Juna.

Cowok itu lalu menggenggam tangan kanan Rara membuat sang empunya mengangkat wajahnya dan menatap ke arah Juna.

"Aku cuma pengen kamu tau perasaan aku, Key..... Aku suka sama kamu," lanjut Juna menatap lekat manik mata gadis di hadapannya itu.

Rara menarik tangannya dari genggaman Juna, lalu Rara menundukkan kepalanya. "Maaf ya, Juna..... aku gak bisa bales perasaan kamu. Aku gak mau dan gak boleh pacaran."

Juna tertawa pelan membuat Rara kembali melihat ke arahnya.

"Aku gak minta kamu buat jadi pacar aku, Key. Aku cuma pengen kamu tau kalo aku punya perasaan lebih ke kamu. Aku cuma gak mau suatu saat nanti aku nyesel karna gak berani ngungkapin isi hati aku..... Setelah ini, jangan ngehindar ya, Key. Aku pengen kita seperti biasa kalo kita ketemu..... Lagian, jodoh gak ada yang tau kan?" terang Juna.

Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang