Bel pulang baru saja berbunyi. Setelah guru meninggalkan kelas, para siswa sibuk mengemasi perlengkapan tulis mereka. Begitu juga dengan Rara. Hanya saja dia tak seantusias seperti temannya yang lain saat jam pelajaran berakhir.
Jam istirahat tadi pun, Rara lebih memilih menghabiskannya di perpustakaan. Dia memilih menyendiri sambil membaca buku selama jam istirahat berlangsung. Mood'nya benar-benar buruk hari ini. Apalagi saat jam istirahat kedua tadi, Al mengirim pesan agar Rara pulang bersama Fani.
"Pulang bareng gue ya?" ucap Faldo mengagetkan Rara yang sedang melamun.
Rara memandang Faldo lalu beralih ke Fani dan Bima bergantian. "Gue bisa pulang sendiri kok."
"Kita semua tau loe lagi gak baik-baik aja, Ra. Hari ini loe gak gabung sama kita," ucap Bima.
Rara menundukkan kepalanya. "Makasih ya..... kalian selalu perhatian sama gue."
Fani merangkul pundak Rara. "Kita semua sayang sama loe. Udah ya..... jangan sedih lagi. Playboy kayak Al itu gak pantes buang waktu berharga loe buat sedih."
"Gue bakal temuin dia dan kasih dia pelajaran," ucap Faldo.
"Jangan, Do. Janji ya sama gue..... kalian jangan bertindak apa-apa. Gue tau kalian sayang sama gue, tapi gue mohon ya..... gue pengen selesaiin sendiri masalah gue sama Al," sahut Rara.
Faldo, Fani dan Bima diam. Tangan Faldo lalu terulur mengelus rambut Rara. "Kita turutin kemauan loe kali ini. Tapi kalo Al gak segera sadar, gue sendiri yang bakal putusin hubungan kalian. Gue gak mau loe sedih dan nangisin tuh cowok playboy."
Rara mengiyakan. Lalu mereka pun beranjak meninggalkan kelas. Sepanjang perjalanan menuju area parkir, mereka asik mengobrol. Mereka memutuskan untuk langsung pergi ke mall.
Rara ikut mobil Fani, sedangkan Faldo dan Bima mengendarai motor mereka masing-masing. Untuk saat ini, Rara lebih memilih menikmati waktu bersama para sahabatnya. Dia tak ingin lagi terlihat sedih di depan mereka.
***
Sepulang dari mall, Rara berboncengan dengan Faldo. Mereka pergi sebentar ke makam Bunda Faldo. Lalu kemudian Faldo membawa Rara pulang ke rumahnya. Untunglah Papi dan Mami Faldo ada di rumah, Rara pun bisa bermanja-manja dengan mereka.
Setelah makan malam bersama, Faldo mengantar Rara pulang, ke rumah Om Rara tentu saja. Waktu menunjukkan pukul delapan lewat sepuluh menit.
"Masuk gih!" titah Faldo.
"Aku liatin Abang pergi dulu, ntar aku baru masuk," sahut Rara.
Faldo lalu mengacak gemas rambut Rara. "Ya udah..... Abang pulang ya. Buruan tidur! Gak usah mikirin hal yang gak penting."
Rara mengangguk. Dia mengerti maksud ucapan Faldo. Cowok itu ingin Rara tak terlalu memikirkan Al. Hmm..... andai saja Faldo tau kenyataan yang sebenarnya. Tidak mungkin kan Rara tidak memikirkan suaminya yang lebih peduli dengan gadis lain?
Faldo menancap gas motornya lalu melaju pergi. Rara menghela napasnya kemudian memesan ojol. Sambil menunggu, Rara membalikkan badannya lalu mengamati rumah Om'nya. Kemarin dia berencana main ke rumah Om bersama Al karena tadi pagi Om dan Tante'nya berangkat ke Sulawesi untuk urusan bisnis. Tapi kemarin acaranya pergi dengan Al gagal karena suaminya itu pergi mengantar Nadia. Jadi kemarin Rara terpaksa berbohong pada Om'nya kalau Al sedang ada rapat penting dengan tim basket sekolah.
Tiba-tiba pintu utama rumah terbuka. Ternyata Bibi yang datang menemui Rara.
"Kok gak pencet bel, Non?" tanya Bibi sambil hendak membuka pintu pagar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kita (TAMAT)
Rastgele[17+]..... Tentang dua remaja yang harus terikat karena perjodohan. "Loe sama gue ?" "KITA berdua kan ?" Sedangkan masing-masing dari mereka mempunyai sahabat yang punya tempat penting di hati mereka. PERINGATAN!!! #Typo bertebaran,,, apalagi di par...