68

692 64 96
                                    

Warning!!!
18+

Bahasanya sedikit..... gimana gitu deh pokoknya. 😅
Tapi gak terlalu mencolok juga sih. 🤭
Yang gak suka silahkan skip ya. 🙏

Selamat membaca. 🤩

.
.
.
.
.

***

Pukul sembilan malam, pesta resepsi pun berakhir. Tak ada lagi tamu yang tampak datang, karena di undangan memang sudah tercantum jika acara berlangsung dari pukul dua siang hingga pukul sembilan malam. Para tamu yang datang terdiri dari para keluarga, kerabat, tetangga, teman, guru juga kolega bisnis orang tua mereka.

Setelah itu, Al dan Rara beserta semua keluarga juga kerabat kemudian makan malam bersama. Mereka saling bercengkerama satu sama lain. Dan Al pun mulai akrab juga dengan Zein karena El dan Ela bergabung juga dengan mereka.

Hingga tak terasa waktu menunjukkan hampir tengah malam, mereka semua lalu memutuskan untuk beristirahat. Semua keluarga dan kerabat juga akan menginap di hotel, sama seperti kedua pengantin. Hanya tersisa beberapa orang tua saja yang masih asik membicarakan tentang pekerjaan.

Setelah Rara dibantu oleh Tante dan Mama untuk melepas pakaian pengantin dan asesorisnya, gadis itu pun segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Hari ini adalah hari yang melelahkan untuk Rara, tapi sekaligus merupakan hari yang membahagiakan. Akhirnya status pernikahannya dengan Al diketahui oleh semua orang. Sekarang tidak perlu lagi menyembunyikan kemesraan kebersamaan mereka.

Beberapa saat kemudian, Rara keluar dari kamar mandi dengan sudah mengenakan piyama. Rambutnya yang masih basah, dia usap-usap menggunakan handuk. Ternyata sang Mama dan Tante sudah tidak ada di kamar. Yang ada hanya Al yang ternyata sudah berada di dalam kamar pengantin mereka, kamar yang juga telah dihias begitu indah dan terlihat romantis.

"Duduk sini..... aku bantu ngeringin rambutnya," ucap Al sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya pada ranjang yang dia duduki.

"Mandi dulu aja, Kak..... ini aku mau keringin pake pengering rambut," sahut Rara.

"Tadi kok gak nungguin aku?" tanya Al.

"Kan aku harus lepasin baju pengantin beserta tetek bengeknya tadi. Capek tauk..... berat," jawab Rara.

"Kalo tadi barengan kan aku bisa mandiin kamu, biar capeknya berkurang," kekeh Al.

"Dasar," cibir Rara sambil mencubit pinggang sang suami. "Udah, sana mandi!"

Alih-alih menurut setelah mengiyakan, Al justru merengkuh Rara ke dalam pelukannya. Cowok itu lalu mencium lembut kening gadisnya. "Kamu cantik."

"Udah tau," ucap Rara.

Al lalu tertawa. Dia kemudian menarik pelan hidung mancung sang istri. "Awas aja ntar, aku kasih hukuman sampe minta ampun."

"Dan sekarang..... mandi dulu sana, cepetan!" balas Rara.

Al mengecup pipi gadis itu, lalu beranjak masuk ke kamar mandi. Sedangkan Rara segera mengeringkan rambutnya.

Selesai dengan kegiatannya, Rara lalu meraih ponselnya. Dia membuka pesan masuk dan membalas ucapan selamat dari kenalannya. Bahkan Rara harus menahan senyumnya saat membaca isi obrolan grupnya yang beranggotakan para sahabatnya dan juga para sahabat sang suami. Apalagi isinya, kalau bukan membahas belah duren seperti yang dikatakan Adit.

"Senyum-senyum sendiri kenapa, Ra?" tanya Al yang entah sejak kapan keluar dari kamar mandi, Rara sampai tidak menyadarinya.

Cowok itu berdiri di dekat Rara sambil mengusap-usap rambut basahnya dengan handuk.

Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang