58

707 65 127
                                    

Al dan Rara pulang sekolah dengan ikut mobil Faldo lagi. Para sahabat mereka juga siswa lainnya heran dengan kedekatan mendadak tiga orang itu. Bahkan saat jam istirahat, Al ikut duduk di meja Rara dan para sahabatnya. Jadi Dika, Adit dan Raffi pun ikut mengambil kursi dan duduk bersama mereka semua. Dan seperti saat semobil tadi, Al dan Faldo tak berhenti saling meledek.

Para sahabat memang heran dengan perubahan mereka yang tampak menjadi dekat. Tapi mereka juga senang karena akhirnya kesalahpahaman di antara mereka sudah terselesaikan, meskipun mereka tidak tau alasan di balik itu.

Saat Al dan Rara ikut ke mobil Faldo pun para sahabat mereka mengikuti sampai mereka bertiga masuk ke mobil. Mereka semua memperhatikan mobil yang di naiki mereka bertiga sampai benar-benar keluar dari gerbang sekolah. Semua sahabat tampak lega dan senang melihat ketiga teman mereka sudah berbaikan.

Al meminta Faldo mengantarkannya dulu untuk mengambil mobilnya yang sudah selesai di servis. Lalu Al pun menyetir mobilnya sendiri mengikuti mobil Faldo. Dan Rara yang masih belum mendengar penjelasan tentang Al dan Nadia pun lebih memilih untuk tetap ikut di mobil Faldo.

Mereka pun sampai di rumah Faldo dan langsung masuk. Papi dan Mami tampak sedang bersantai di ruang keluarga.

"Assalam mu'alaikum," sapa mereka bertiga.

"Wa'alaikum salam," sahut Papi dan Mami.

Lalu mereka bertiga mencium punggung tangan Papi Mami.

"Nak Al, gimana kabarmu? Udah lama banget Tante gak pernah liat kamu," ucap Mami.

"Alhamdulillah baik kok, Tan," balas Al.

"Dulu waktu SMP kamu sering main ke sini, tapi terus ngilang gitu aja. Sekarang Om baru liat kamu lagi..... tambah ganteng aja kamu," ucap Papi.

"Makasih, Om," sahut Al sambil tersenyum.

Faldo memutar bola matanya malas. "Biasa aja kali, Pi. Muka pas-pasan gitu dibilang ganteng."

"Iri bilang, Bang!" sahut Al tersenyum meledek.

"Kok manggil "Bang", kayak Rara aja," ucap Mami.

"Iya, Tante..... soalnya Al ini pacarnya Rara, jadi harus ngikut manggil Abang. Kalo gak ntar gak direstuin sama Faldo," ucap Al.

"Ya ampun..... anak gadis Papi udah gede ternyata, udah punya pacar," ucap Papi sambil membawa Rara ke pelukannya.

"Rara gak enak nolak dia, Pi..... soalnya dia ngejar-ngejar Rara terus," ucap Rara sambil membalas pelukan Papi.

Sontak Faldo tertawa mendengar ucapan Rara. "Heem, Pi..... dia ngejar-ngejar Rara sampe malu-maluin diri sendiri tauk, Pi."

"Iya..... iya, suka-suka kalian deh," sahut Al malas.

Mereka semua tertawa. Lalu Mami memegang lengan Al.

"Berarti..... mulai sekarang, kamu manggil Om sama Tante dengan sebutan Papi Mami juga ya. Soalnya Mami yakin nih..... keluarga kalian pasti udah tau hubungan kalian. Om Rara gak mungkin ngasih izin Rara buat pacaran. Iya kan?" ucap Mami.

"Mami aku emang cerdas. Hebat banget deh pokoknya," ucap Faldo sambil merangkul pundak sang Mami.

"Jelas dong," sahut Mami. Lalu Mami pun menyandarkan kepalanya ke bahu Faldo.

Al tersenyum melihat Faldo dan Maminya. Orang lain pasti tidak akan menduga kalau sebenarnya mereka bukan sepasang ibu dan anak kandung. Tapi Al segera menepis pikiran itu. Seperti yang Faldo bilang, Maminya adalah ibunya.

"Bener yang Mami bilang ya, Al?" tanya Papi.

"Iya, Om. Papa sama Om Rara kan temen sekaligus rekan bisnis, jadi mereka pengen hubungan kami lebih deket," jawab Al.

Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang