Rara memasuki kelas dengan langkah santai seperti biasa. Kedatanganya tak luput dari tatapan juga lirikan teman-temannya, termasuk Fani dan Bima.
"Loe kenapa, Ra? Sakit? Kok pake masker?" tanya Bima setelah Rara mendudukkan dirinya di kursi samping Fani.
Rara menoleh pada Bima, dan Fani pun ikut bertanya. "Loe flu?"
"Kayaknya sih mau flu. Hidung sama tenggorokan gue kerasa gak nyaman, sariawan juga nih gue," jawab Rara dengan nada setenang mungkin seperti biasa agar sahabatnya tak curiga.
Faldo datang, lalu berdiri di dekat Rara setelah melihat gadis itu. "Kenapa Ra, sakit?"
"Kayaknya mau flu, sariawan juga," jawab Rara.
"Coba liat," kata Faldo sambil mengulurkan tangan ingin membuka masker Rara.
Spontan Rara langsung menutup masker yang dipakainya dengan telapak tangannya. Gawat kalau sampai mereka tahu bekas luka di bibirnya. "Jangan! Ntar flu gue nyebar. Gue gak mau kalian jadi sakit."
"Tauk nih Faldo. Perhatian sama pacar boleh tapi jangan jadi nyebarin virus dong," cibir Fani.
"Loe cemburu?" ledek Faldo.
"Enak aja," sahut Fani memutar bola matanya jengah.
Faldo terkekeh. "Kali aja kalian gak trima denger gue macarin Rara."
"Loe utang penjelasan ke kita," kata Bima menyipitkan matanya.
"Ke gue juga. Kenapa loe ngaku jadi pacar gue di depan Gio? Kita kan gak pacaran," sambung Rara.
Fani dan Bima menatap Rara sejenak, lalu beralih menatap Faldo.
"Sumpah gue bingung. Sebenernya kalian pacaran gak sih, kok kalian gak kompak?" cecar Fani.
"Gak," sahut Faldo santai.
"Terus yang loe omongin di depan Gio itu boong doang?" imbuh Bima.
"Hmm," gumam Faldo, lalu duduk di kursi sebelah Bima.
"Kenapa loe boong?" tanya Fani.
Faldo menghela napas sejenak. Ketiga orang itu menatap Faldo, menunggu penjelasan darinya.
"Gio itu temen SMP gue dulu. Dia dulu suka minum..... make juga," jelas Faldo.
"OMG! Padahal dia cakep, tapi kok pemake sih?!" heboh Fani.
Faldo lalu menyentil dahi Fani, membuat si empunya meringis sakit. "Isssh..... sakit, ogeb!"
"Mulutnya minta di sentil juga ya?" ucap Faldo sambil menatap Fani tajam.
"Loe KDRT!" kata Fani mengusap pelan keningnya.
Rara jadi teringat Al. Dia juga pernah mengumpati cowok itu, bahkan secara nyata tanpa membalik katanya menjadi "ogeb".
"Gue denger sih dulu setelah pindah, dia masuk rehab," imbuh Faldo.
"Dari tampangnya yang seger kayaknya dia udah sembuh," kata Bima jujur.
Fani bertepuk tangan. "Yeee..... berarti doi udah gak pesakitan dong. Ra, bantuin gue pedekate dong, ya... ya... ya?"
"Rara ataupun elo gak boleh deket sama dia. Walaupun udah sembuh, dia itu brengsek. Gue gak mau kalian di kadalin sama dia. Terutama loe, Ra..... kayaknya dia tertarik sama loe," ucap Faldo tegas mengingatkan.
"Yaelah..... Bisa-bisa gue jomblo terus kalo loe selalu posesif gini. Tiap gue liat cogan, selalu loe larang terus," ketus Fani.
"Bukannya gitu, Fan..... gue sayang sama kalian. Kalo misal mau deket sama siapa, ya gak pa-pa asal orang itu baik. Loe juga, Bim," kata Faldo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kita (TAMAT)
Acak[17+]..... Tentang dua remaja yang harus terikat karena perjodohan. "Loe sama gue ?" "KITA berdua kan ?" Sedangkan masing-masing dari mereka mempunyai sahabat yang punya tempat penting di hati mereka. PERINGATAN!!! #Typo bertebaran,,, apalagi di par...