70

664 64 100
                                    

Al, Rara dan para sahabatnya mulai di sibukkan dengan pendaftaran kuliah. Mereka memutuskan untuk masuk ke Universitas yang sama, meski dengan jurusan yang berbeda-beda. Mereka saling menyemangati satu sama lain, hingga akhirnya mereka semua diterima di salah satu Universitas terbesar di Jakarta.

Awal masuk kuliah, mereka sama-sama sibuk dengan jadwal sebagai mahasiswa baru di fakultas masing-masing. Kebersamaan mereka dalam beberapa minggu lalu pun bisa dihitung dengan jari. Mereka jarang berkumpul bersama lagi, baik di kampus atau di luar kampus. Jadwal mereka yang tidak sama, membuat formasi mereka sering tidak lengkap saat berkumpul atau makan di kantin kampus.

Tapi hari ini, mereka memutuskan untuk bertemu di kantin. Meskipun jadwal kuliah mereka berbeda, mereka harus rela saling menunggu satu sama lain.

Dua gadis cantik sudah sedari tadi asik mengobrol di kantin. Mereka mengambil jurusan yang sama, yaitu Akuntansi, hingga keduanya sering terlihat bersama. Rara tampak begitu cantik dengan gaun selutut yang sederhana, berwarna soft pink dengan motif bunga mawar merah di ujungnya. Sedangkan Thalita tampak mengenakan kemeja polos dengan rok mini berbahan jeans.

Tak lama kemudian, Adit datang menghampiri keduanya. Cowok itu mantap mengambil jurusan Teknologi Informatika karena merasa berbakat dalam bidang itu. "Kalian udah lama?"

"Setengah jam lebih," sahut Thalita.

Ketiganya lalu terlibat obrolan sebentar, sebelum sosok Raffi datang.

"Wahh..... calon Pak Dokter dateng nih," ucap Adit begitu Raffi duduk di sebelahnya.

Ya, karena menuruti kemauan Mamanya yang ingin Raffi menjadi Dokter seperti adik sang Mama juga keponakannya, Raffi pun mengambil studi ilmu kedokteran.

"Belum pada pesen makan nih?" tanya Raffi.

"Belum," jawab Rara.

"Kelas laki kalian kelar jam berapa ntar?" tanya Adit.

"Sejam lagi mungkin," sahut Thalita.

Mereka pun kembali memesan camilan juga minuman untuk Adit dan Raffi, lalu mulai mengobrol ringan.

Hingga beberapa lama kemudian, terdengar suara cowok menyapa Rara.

"Hai, Key," sapa cowok itu.

Mereka berempat pun mengalihkan tatapan ke sosok cowok yang berdiri di dekat meja mereka, dengan seorang gadis cantik yang terlihat seksi.

Rara terdiam sejenak menatap cowok itu. Lalu gadis itu pun tersenyum. "Eh, Gio..... hai."

"Gimana kabar loe, Key? Lama kita gak ketemu," ucap Gio.

"Gue baik. Loe gimana? Kok bisa ada di sini?" balas Rara.

"Gue juga baik kok. Gue kuliah di sini juga," ucap Gio tersenyum manis. "Gue boleh gabung kan?"

"Kita sih gak masalah, tapi kalo ntar lakinya Keyra ngamuk..... itu urusan loe ya," sahut Adit.

Gio lalu duduk, diikuti gadis yang datang bersamanya juga ikut duduk di sebelahnya. Cowok itu berusaha mengabaikan perkataan Adit. Dia hanya ingin berusaha untuk bisa lebih dekat lagi dengan Rara.

"Kalian kompak masuk kampus ini, Al sama Dika juga ya? Faldo juga?" tanya Gio.

"Al dan Dika iya, tapi Faldo gak. Dia kuliah ke London," jawab Raffi.

"Woahh..... hebat ya si Faldo," sahut Gio.

Mereka pun kemudian mengobrol tentang banyak hal. Gadis di sebelah Gio sama sekali tak ikut bicara, hanya menyimak mereka saja. Rara dan yang lainnya juga tidak berusaha bertanya siapa gadis itu, karena Gio sendiri tidak memperkenalkannya pada mereka. Dalam hati, mereka mengira gadis itu pastilah kekasih Gio.

Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang