Tak terasa waktu bergulir begitu cepat. Hampir setahun yang lalu, Al dan Rara lulus kuliah bersama. Dan sekarang Al pun sudah bekerja di perusahaan untuk membantu sang Papa. Rara yang ingin mencari pengalaman pun Al izinkan untuk membantunya bekerja, tapi hanya selama Rara belum mengandung.
Setelah lulus kuliah, mereka memang memulai program kehamilan. Meskipun sampai sekarang belum ada tanda-tanda kehamilan pada dirinya, Rara tidak merasa khawatir yang berlebihan. Hasil pemeriksaan kesehatan keduanya bagus, tak ada sesuatu hal yang menghambat. Apalagi usia keduanya masih tergolong muda. Masih punya banyak kesempatan untuk mendengar kabar bahagia itu nantinya. Sebagai manusia, Al dan Rara hanya bisa berusaha dan berdoa. Kemudian menunggu sang Pencipta mempercayakan malaikat kecil untuk mereka nanti.
"Assalamu'alaikum, Ante Rara," sapa Faldo dengan Dean dalam gendongannya.
Beberapa bulan yang lalu, Faldo sudah memboyong istri dan anaknya pulang ke Indonesia. Dulu sewaktu mereka masih di London, Al pernah dua kali membawa Rara mengunjungi mereka, karena Faldo tidak bisa pulang liburan waktu itu.
"Wa'alaikum salam, gantengnya Ante," sahut Rara. Lalu dia pun mengambil alih Dean ke gendongannya.
"Semenjak ada Dean, kamu gak pernah lagi peluk Abang atau Fani kalo ketemu. Langsung aja gendong dan ciumin Dean," ucap Faldo.
"Peluk Abang atau Fani udah sering kan dari dulu. Sekarang kan ada pangeran kecil yang ganteng ini, jadi fokusnya ke si kecil aja," balas Rara sambil menciumi pipi gembil Dean, membuat bocah itu terkikik geli.
"Al kemana, Ra? Kok sepi banget," tanya Fani.
"Ada di atas, lagi mandi mungkin. Biasalah hari Minggu kalo abis sholat Subuh, Kak Al suka tidur lagi..... balik nerusin mimpi katanya," jawab Rara dengan tawa kecil setelahnya.
"Papa sama Mama belum pulang?" tanya Faldo.
"Belum..... masih di Bandung," sahut Rara. "Ngadem di taman belakang aja yuk, biar Dean mainnya bisa bebas."
Faldo dan Fani mengiyakan, lalu keduanya lebih dulu menuju ke taman belakang. Sedangkan Rara menemui Bibi ke dapur dan memintanya mengantar minum dan camilan untuk mereka. Sebelum keluar dari dapur, Rara mengambil beberapa jajanan untuk Dean yang berada di gendongannya.
"Kesayangan Ante ini sekarang makin gemuk aja ya..... makin berat. Makannya banyak ya?" goda Rara, lalu menarik pelan pipi gembil bocah tampan itu.
"Iya, Ante. Kalo Dean gak mau makan, Mama nanti marah..... Dean gak suka," sahut Dean dengan polosnya dengan pengucapan masih sedikit cadel.
Rara pun dibuat tertawa oleh sang keponakan. Al yang sedang menuruni tangga pun ikut tersenyum melihat tawa istrinya itu. Dia membayangkan bagaimana bahagianya mereka saat Rara melahirkan buah hati mereka nanti. Dalam hati pria itu berdoa semoga secepatnya mereka akan mendapatkan kabar baik itu. Dia sudah berusaha melakukan yang terbaik, bahkan hampir setiap hari. Selanjutnya, mereka hanya menunggu Tuhan mempercayakan menitipkan seorang anak pada mereka.
"Halo, jagoannya Om..... udah lama datengnya?" sapa Al mendekat.
Al lalu mengambil alih Dean ke gendongannya, kemudian mencium pipi bocah itu.
"Belum, Om. Hari ini Om ajak Dean main apa?" celoteh Dean lucu.
"Dean maunya main apa?" tanya Al.
"Apa ya?" sahut Dean tampak sedang berpikir, membuat Al dan Rara tertawa pelan.
"Yuk, Kak ke taman belakang. Abang sama Fani udah di sana," ucap Rara.
Gadis itu pun berjalan lebih dulu sambil membawa jajanan Dean. Sedangkan Al mengekorinya sambil berceloteh dengan Dean dalam gendongannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kita (TAMAT)
De Todo[17+]..... Tentang dua remaja yang harus terikat karena perjodohan. "Loe sama gue ?" "KITA berdua kan ?" Sedangkan masing-masing dari mereka mempunyai sahabat yang punya tempat penting di hati mereka. PERINGATAN!!! #Typo bertebaran,,, apalagi di par...