Setelah seminggu bergelut dengan soal-soal ujian akhir, para siswa kelas 12 SMA Taruna pun sekarang bisa bernapas lega. Mereka bisa sedikit bersantai sambil menunggu hasil nilai akhir mereka untuk kelulusan. Tak ada lagi KBM yang harus mereka ikuti, tapi mereka tetap di wajibkan masuk sekolah.
Al dan Rara beserta semua sahabat mereka sedang bersantai di rooftop, minus Bima. Mereka duduk lesehan ditemani dengan banyak camilan di hadapan mereka.
"Belakangan ini kita sering kumpul kayak gini, tapi Nadia malah gak gabung sama kita lagi," ucap Dika.
"Loe gak ajak dia emangnya?" tanya Faldo setelah melirik Al lebih dulu.
Dika menghembuskan asap rokoknya, membuat Rara berdecak kesal.
"Dik, bisa gak sih kalo ada gue sama Fani di sini, loe gak ngrokok dulu?" pinta Rara. Bagaimana pun gadis di sebelahnya sedang hamil, dan asap rokok sangat tidak baik untuknya.
"Iya... iya, bawel," sahut Dika. Lalu cowok itu pun mematikan rokoknya yang masih setengah. "Gue gak tau Nadia kenapa, dia nolak tiap kali gue ajak dia gabung."
"Menurut loe kenapa dia gitu?" sahut Adit.
"Ya karena dia panaslah liat Al sama Keyra, apalagi?" balas Raffi.
"Itu masalah dia, cemburu liat Al sama Rara padahal statusnya cuma temenan sama Al," celetuk Fani.
"Omongan loe gitu banget, Fan? Loe gak suka sama Nadia?" ucap Dika.
"Jelaslah gue gak suka dia! Dia yang udah-.........." ucap Fani terhenti. Dia hampir saja keceplosan tentang kondisinya. Rara segera mengelus lengan gadis itu, mencoba menenangkannya.
"Udah apa?" cecar Dika menatap Fani datar. "Walaupun kita udah temenan, tapi Nadia tetep jadi bagian dari kami, terutama Al. Al udah nganggep Nadia seperti adik sendiri, jadi Keyra atau pun loe, Fan..... harus terima kenyataan itu."
"Gue udah gak nganggep Nadia siapa-siapa gue," sahut Al.
Dika tertawa meremehkan. "Karna loe udah nyaman sama Keyra, terus loe seenaknya aja anggep Nadia gak penting gitu?..... Gue gak nyangka ternyata secepet itu loe buang Nadia yang selalu sama-sama kita sejak dulu."
"Gue gak buang dia. Dia menjauh karna ngerasa malu sama kelakuannya..... mungkin, kalo dia udah sadar sih," balas Al.
"Kelakuan dia? Emang dia nglakuin apa?" tanya Dika.
"Udahlah, Dik..... gue gak mau bahas soal dia lagi," jawab Al.
Faldo mengeluarkan ponselnya, lalu membuka sebuah video. "Mungkin kalian harus liat ini." Faldo lalu meletakkan ponselnya di tengah-tengah mereka, menyandarkannya pada kotak biskuit yang isinya tinggal separuh. Faldo kemudian memencet tombol putar.
Layar ponsel Faldo pun menampilkan video percakapan Dion dan Gara yang waktu itu Gara kirim ke ponsel Fani. Selain Faldo dan Fani, yang lainnya tampak begitu kaget mendengar isi video itu. Tangan Al pun bahkan sudah terkepal kuat. Dia tak pernah menyangka ternyata Nadia bisa melakukan apapun untuk mendapatkan keinginannya.
"Gue gak nyangka ternyata Nadia gitu ya," ucap Adit.
"Cinta udah bikin dia buta," imbuh Raffi.
"Itu bukan cinta, tapi obsesi! Sakit jiwa emang tuh cewek!" sahut Fani dongkol. Bagaimana pun juga, Nadia adalah penyebab kondisi yang harus di jalaninya sekarang.
"Jangan terlalu kesal berlebihan, di masa depan nanti kasian kalo loe punya anak wajahnya jadi mirip sama orang yang loe keselin," ucap Rara berniat mengingatkan.
"Dihh..... amit-amit jabang bayi!" sahut Fani spontan.
"Halah sok-sok'an loe, Fan. Kayak lagi bunting aja loe," ucap Raffi.
![](https://img.wattpad.com/cover/203497155-288-k404666.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita (TAMAT)
Random[17+]..... Tentang dua remaja yang harus terikat karena perjodohan. "Loe sama gue ?" "KITA berdua kan ?" Sedangkan masing-masing dari mereka mempunyai sahabat yang punya tempat penting di hati mereka. PERINGATAN!!! #Typo bertebaran,,, apalagi di par...