17

955 150 585
                                    

Rara berjalan menuju ke dapur, ingin membuat kopi untuk Al dan El. Udara yang dingin membuat kedua cowok itu ingin minum kopi sepagi ini, padahal waktu masih menunjukkan pukul setengah enam.

"Belum siap-siap, sayang?" tanya Mama.

"Belum, Ma..... bentar lagi. Mau buat kopi dulu," jawab Rara.

"Yang mau dandanin juga masih di sini juga, Jeng," ucap Tante.

"Nanti aku dandanin juga ya, Tan, yang cantik..... biar pengantinnya kalah cantik sama aku," ucap Ela sambil nyengir.

"Kamu ini ada-ada aja. Tetehmu gak dandan aja udah cantik masa mau kamu saingin," sahut Bibi menggelengkan kepala sambil tertawa.

"Ibu mah gitu, suka bikin anaknya insecure," kata Ela memanyunkan bibirnya dan di sambut tawa oleh yang lainnya.

"Semua perempuan itu cantik kok, La, dengan kelebihan kita masing-masing," ucap Tante mengelus rambut Ela.

"Makasih, Tan," balas Ela.

"Udah hampir jam enam, Ra..... mau dandan sekarang apa nanti?" tanya Tante.

"Bentar, Tan..... aku anterin kopi ini dulu ke gazebo belakang. Ntar aku nyusul Tante ke kamar," ucap Rara.

"Jangan kelamaan, Ra..... itu si Al juga bilangin jangan leha-leha mulu. Jam delapan akad kalian loh," kata Mama mengingatkan.

"Iya, Ma," balas Rara. Lalu dia pun bergegas menuju ke gazebo belakang rumah.

El memperhatikan Rara yang berjalan mendekat membawa kopi dan sepiring camilan.

"Adek gue cantik ya, bro," kata El.

Al lalu ikut memperhatikan Rara sejenak, kemudian memandang El dan mengangguk mengiyakan.

"Aa..... Kakak, ini kopinya. Aku masuk dulu ya, di suruh siap-siap sama Mama sama Tante," kata Rara sambil menaruh kopi mereka.

"Makasih ya..... Ehh, ntar dandanan kamu jangan menor-menor ya. Minta Tante dandanin yang natural aja," ucap El sambil mengusap puncak kepala Rara.

"Iya iya..... lagian aku juga gak suka dandan menor kali, A'," sahut Rara.

Ponsel Rara yang berada di saku celananya berdering. Rara mengambilnya dan tampaklah panggilan video dari Faldo. Rara terdiam sebentar, kalau dia tak menjawab pasti Faldo akan menelponnya terus nanti. Dia lalu duduk setenang mungkin kemudian menerima panggilan itu. Dan tampaklah muka bantal Faldo yang masih bergelung dengan selimut tebal di ranjangnya.

"Dih, baru bangun ya?" tanya Rara.

"He'em..... semalem begadang sama Bima. Loe masih di Bandung ya?" suara Faldo terdengar masih sedikit serak.

"Iya, tapi besok gue udah masuk kok."

"Loe ini ya..... bentar lagi ujian juga, pake acara izin segala kemarin."

"Yaaa..... kan Om berangkatnya pagi jadi gue harus izin gak masuk."

Faldo tampak mengangguk-angguk sambil menguap.

"Udah mandi sana. Bau asem loe kecium sampe sini tauk."

"Mager gue. Gak ada acara..... bingung mau ngapain?"

"Makanya cari pacar," kata Rara sambil tertawa.

"Gak usah ngledek. Ehh..... gue susulin loe aja ya? Gabut nih gue. Kita ntar jalan-jalan di Bandung, oke? Lumayan kan bisa cuci mata."

Rara kaget, lalu memutar otak mau menjawab apa pada Faldo. Sedangkan Al dan El sedari tadi hanya diam memperhatikan interaksi Rara dan Faldo itu.

"Loe jangan ke sini kalo cuma mau nyusulin gue. Soalnya gue mau ikut ke acara nikahan saudaranya Bibi. Nih gue baru mau siap-siap."

Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang