Papa Al malam ini mengundang Om Rara sekeluarga untuk makan malam di kediamannya. Selain untuk mempererat hubungan anak-anak mereka, Papa Al dan Om Rara juga akan membicarakan kerja sama perusahaan mereka.
Mama Al dan Tante Rara mengambilkan nasi dan lauk untuk suami mereka masing-masing.
"Rara, kamu ladenin tunangan kamu ya, sekalian belajar jadi calon istri yang baik," ucap Mama Al sambil mengerling jahil.
Rara mengiyakan, kemudian mengambilkan nasi dan menaruhnya di piring Al. "Mau pake lauk apa, Al?"
Belum sempat Al menjawab, Mamanya sudah lebih dulu bersuara. "Rara sayang, sama calon suami jangan manggil nama doang ya, gak enak di dengernya."
"Iya, Ra..... kedengeran kurang sopan juga," imbuh Tante Rara.
Rara hanya diam, memandang bingung ke arah kedua wanita dewasa di hadapannya itu.
"Panggil Aa' atau Sayang gitu juga boleh kok, Ra," goda Om Rara.
"Iiih..... Om Dimas ini loh," sahut Rara sambil mencebikkan bibirnya, yang kemudian disambut tawa oleh para orang tua.
Tak terkecuali juga Al, dia ikut menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman tipis. Lucu banget sih nih bocah, batin Al melihat ekspresi wajah Rara.
"Kak Al mau makan pake lauk apa?" tanya Rara kemudian.
Al terdiam sesaat, lalu menatap Rara sebentar. "Kamu ambilin yang mana aja, ntar aku makan."
***
Setelah selesai makan malam tadi, Papa Al membawa Om Rara serta Al ke ruang kerjanya. Sedangkan para wanita memilih bercengkrama di ruang keluarga sambil membicarakan banyak hal.
"Jadi gimana perkembangan hubungan kalian berdua, Ra?" tanya Mama Al.
Rara bingung harus menjawab bagaimana. Dia tak mungkin bilang kalau mereka tidak menjalani kedekatan layaknya pasangan tunangan pada umumnya. Apalagi untuk berbicara jujur kalau Al itu sebenarnya punya banyak pacar, Rara tidak berani. Dan entah apa Mamanya ini juga tahu kalau Al sering membolos saat jam pelajaran. Tapi tak bisa dipungkiri, Rara sedikit kagum pada Al yang walaupun sering bolos tapi tetap masuk peringkat sepuluh besar seangkatan kelas 12.
"Kalian di sekolah udah jalan bareng kan?" tanya Tantenya menyadarkan Rara dari lamunan.
Rara menggelengkan kepala lalu berkata, "Temen-temen kita belum ada yang tau soal status baru kita ini, Tan. Kita lagi belajar saling mengenal satu sama lain, Tante..... Ma."
"Iya, kami paham kok, sayang. Lama-kelamaan kalian pasti deket dan bisa saling menyayangi satu sama lain seiring berjalannya waktu," ucap Mama Al, lalu memeluk Rara.
Al yang sedang menuruni tangga melihat mereka tanpa berniat menyapa. Dia berjalan ke arah belakang rumah. Tapi langkahnya terhenti saat sang Mama memanggilnya.
"Mau kemana, Rez?" tanya Mama.
"Ke taman belakang, Ma..... nyari angin," jawab Al. Lalu dia pun melanjutkan langkahnya.
"Ra, buatin kopi gih..... terus anterin ke Rezky di taman belakang!" titah Mama Al.
Rara mengangguk. "Iya Ma. Papa sama Om sekalian dibuatin gak?"
"Gak perlu, sayang. Mereka lagi serius bahas bisnis, gak usah diganggu. Pasti Rezky tadi bosen dengerin mereka makanya dia keluar. Udah sana buatin dia kopi!" kata Mama Al.
Rara pun beranjak ke dapur, membuat secangkir kopi kemudian mengantarkannya ke taman belakang rumah.
"Nih kopinya, Al," ucap Rara sambil meletakkan cangkir kopi ke atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita (TAMAT)
Random[17+]..... Tentang dua remaja yang harus terikat karena perjodohan. "Loe sama gue ?" "KITA berdua kan ?" Sedangkan masing-masing dari mereka mempunyai sahabat yang punya tempat penting di hati mereka. PERINGATAN!!! #Typo bertebaran,,, apalagi di par...