Rara keluar dari toilet sekolah. Dia mengabaikan getaran ponselnya setelah tahu bahwa Al yang meneleponnya.
Kesal?
Tentu. Siapa cewek selain Rara yang tidak akan kesal dengan perlakuan Al seperti semalam?
Setelah mendapat tumpangan cowok penyelamat -versi Rara- dengan selamat sampai rumah, Rara mengecek ponselnya. Dan ternyata sama sekali dia tak mendapat telepon atau minimal pesan dari Al sekedar memberitahu kalau dia tak bisa menjemputnya. Bahkan sampai pagi tadi Al belum juga menghubunginya untuk sekedar bertanya perihal semalam.
Baru setelah jam istirahat hampir habis, ponsel Rara menampakkan panggilan dari Al. Dan Rara memilih mengabaikannya.
Terdengar notifikasi WA masuk. Rara membukanya dan ternyata pesan dari Al. "Maaf, semalem gue ketiduran di rumah Nadia. Dia ketakutan, gue gak tega ninggalin dia sendirian," gumam Rara membaca pesan yang Al kirim padanya.
Loe bahkan gak nanyain gue pulang sama siapa, gue nyampe rumah jam berapa? Loe ternyata gak peduli, batin Rara kecewa.
Terdengar suara notif pesan masuk lagi. "Cuma di read doang, Ra? Loe semalem minta jemput temen loe kan, Faldo mungkin?" baca Rara lirih. Dan dia benar-benar kesal sekarang.
Ponselnya bergetar kembali menandakan ada panggilan dari Al. Rara mengabaikannya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku kemeja seragamnya. Dia bergegas kembali ke kantin, berkumpul kembali dengan para sahabatnya.
Setelah duduk, Rara langsung menyedot minuman yang tersisa sedikit di gelasnya.
Faldo memperhatikannya. Lalu tangannya terulur menyelipkan rambut Rara ke belakang telinganya. "Loe kenapa, muka loe merah? Lagi kesel sama siapa, hmm?"
Fani dan Bima mengangkat kepala dari fokus mereka pada ponsel masing-masing, lalu ikut menatap Rara.
"Gak kenapa-kenapa kok. Udahan kan, yuk balik ke kelas," ajak Rara kemudian.
***
Al sengaja menunggu kemunculan Rara. Dia bolos hanya agar bisa bertemu Rara yang mungkin saja akan pergi ke toilet di jam pelajaran, agar tak ada orang yang melihat jika nanti dia benar-benar bisa bertemu Rara.
Al merasa sesuatu mungkin terjadi sampai Rara mengabaikan semua pesan dan panggilannya. Beberapa kali saat malam, Al mengunjungi rumah Rara, tapi dia selalu hanya bertemu Bibi ART yang menyampaikan pesan kalau Rara sudah tidur dan tak ingin dibangunkan karena merasa sedikit pusing. Atau Rara sedang ada keperluan di luar.
Al menghisap sebatang rokok yang terselip di antara dua jarinya dan menghembuskan asapnya ke udara. Sudah dua jam lebih dia menunggu dengan bersembunyi di balik pot besar, tak jauh dari toilet agar tak ada anak OSIS atau Guru yang memergokinya.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Sosok Rara tampak berjalan ke arah toilet dan menghilang di balik pintu. Al segera berdiri dan beranjak menuju toilet cewek. Lalu menunggu Rara di samping pintu.
Saat keluar dan melihat Al di sana, sejujurnya Rara merasa kaget. Tapi dia berusaha mengabaikannya dan ingin beranjak pergi. Suara Al menghentikan langkahnya.
"Loe marah sama gue ya?" tanya Al menatap Rara.
Rara menghela napas, berusaha menghindari kontak mata dengan Al, kemudian dia menggelengkan kepalanya pelan.
"Gue minta maaf. Malem itu gue gak balik buat jemput loe lagi karna gue gak bisa ninggalin Nadia gitu aja di rumahnya. Tapi gue malah ketiduran pas nungguin Nadia. Dia syok dan ketakutan waktu ban mobilnya pecah di Jalan Kenanga yang terkenal rawan. Dan dia minta di temenin sampe bisa tidur. Gue bangun pas udah hampir jam 10 pagi itu terus langsung hubungin loe," terang Al panjang lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kita (TAMAT)
Random[17+]..... Tentang dua remaja yang harus terikat karena perjodohan. "Loe sama gue ?" "KITA berdua kan ?" Sedangkan masing-masing dari mereka mempunyai sahabat yang punya tempat penting di hati mereka. PERINGATAN!!! #Typo bertebaran,,, apalagi di par...