24

853 135 1K
                                    

Al berjalan menuruni tangga sambil menatap layar ponselnya. Dia sudah tampil rapi di hari Minggu pukul sepuluh pagi ini. Celana panjang hitam di padukan dengan kaos putih dilapisi kemeja yang tidak di kancingkan, sudah cukup membuat dia terlihat mengagumkan.

"Gantengnya Mama udah rapi aja nih, mau kemana sayang?" sapa Mama.

"Keluar bentar, Ma," sahut Al.

"Sama Rara?" tanya Mama.

"Gak, Ma. Sama Dika dan yang lainnya," jawab Al.

"Ck, pasti sama Nadia juga..... iya kan?" ucap Mama.

"Rame-rame, Ma..... gak cuma berdua," balas Al.

"Batasi pergaulan kamu, ada Rara yang udah jadi tanggung jawab kamu. Mama belum liat, kalian jadi jalan bareng," kata Mama.

"Bentar lagi mungkin..... Rara kayaknya belum siap kalo temen-temennya tau kita jalan bareng," sahut Al.

Mama menghela napas pelan. "Kalian udah obrolin ini berdua kan?"

Al mengangguk. "Mama gak perlu khawatirin apapun, oke? Kita baik-baik aja."

"Mama percaya sama kamu, Rez," balas Mama.

"Harus dong!..... Ehh, Rara mana, Ma?" ucap Al sambil melihat sekeliling.

"Pergi, tadi dijemput cowok..... katanya mau kencan," sahut Mama.

"Cowok? Siapa, Ma?" tanya Al menatap Mamanya penasaran.

Mama meledakkan tawanya, lalu mencubit pipi sang putra membuat Al bingung melihat tingkah sang Mama.

"Rara di dapur, lagi bantuin Bibi buat kue," ucap Mama masih tertawa meskipun pelan.

"Yaelah Mama," balas Al cemberut. Lalu dia beranjak menuju ke dapur. Dia melihat sang istri berdiri memunggunginya. Dia mendekat dan memegang pinggang gadis itu.

"Ehh Kakak, udah bangun. Mau aku siapin sarapannya sekarang?" ucap Rara.

"Gak usah. Gue mau pergi..... ntar sekalian aja makan di luar," balas Al.

Rara mengangguk, lalu fokus kembali ke adonan tepung di hadapannya.

"Gitu amat responnya, gak ikhlas gue pergi?" kata Al membuat Rara menoleh dan memelototkan kedua bola matanya.

"Ikhlas. Udah sana!" sahut Rara.

Al terkekeh pelan, lalu meniup sedikit rambut di kening Rara yang sepertinya mengganggu aktivitas gadis itu.

"Ntar malem kita bisa jalan kalo loe pengen," ucap Al.

"Aku belajar ntar malem. Besok ujian semester kalo kamu lupa," ucap Rara.

"Lupa sih enggak..... Ya udah deh, gue pergi dulu," ucap Al, lalu dia beranjak pergi dari dapur.

Rara menghela napas pelan, lalu kembali berkutat dengan aktivitas membuat kuenya tadi.

Selang beberapa waktu, ponselnya berdering. Rara segera mencuci tangannya dan mengambil ponsel di saku celananya. Di layar menampilkan nama kontak "Rumah" yang ternyata menghubunginya. Rara pun segera menjawab panggilan itu.

"Assalam mu'alaikum," sapa Rara.

"Wa'alaikum salam..... ini Bibi, Non," sahut Bibi di seberang panggilan.

"Iya Bi, ada apa..... tumben telepon?"

"Di rumah ada Den Faldo, Non. Bibi udah bilang kalo Non Rara lagi pergi keluar, tapi katanya dia mau nungguin."

"Ya udah Bi gak pa-pa..... makasih infonya ya."

Setelah Bibi ART Tantenya mengiyakan, mereka saling mengucap salam dan mengakhiri panggilan.

Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang