"Udah siap belum, Ra?" tanya Al sambil mengecek jam di pergelangan tangannya.
"Iya ini udah kok. Yok!" balas Rara.
Mereka berdua pun keluar dari kamar dan langsung menuju ke mobil. Setelah itu, mobil mereka melaju di tengah padatnya jalanan malam Minggu untuk menuju ke rumah Faldo.
Malam ini, Faldo dan Fani akan melangsungkan akad nikah di rumah Faldo. Sesuai kesepakatan kedua keluarga, Fani akan langsung tinggal bersama Faldo.
"Assalam mu'alaikum," sapa Rara.
"Wa'alaikum salam," jawab semua yang ada di ruang keluarga rumah Faldo itu.
Rara dan Al lalu mencium punggung tangan Papi Mami dan juga Papa Mama Fani. Kemudian Rara memeluk sang calon kakak ipar.
"Dia rewel gak?" bisik Rara sambil melihat sekilas ke arah perut Fani yang masih rata.
"Cuma pas bangun tidur aja," sahut Fani berbisik juga.
"Aku kayak..... masih gak percaya kalo kamu bakal jadi kakak iparku. Meskipun jalannya harus gini, aku bersyukur kamu nikahnya sama Abang. Aku yakin, Abang pasti bakal jagain dan sayang banget sama kamu dan calon debay kalian," ucap Rara pelan.
"Andai aja aku gak ikut-ikutan makan makanan pedes itu, semua ini gak bakal terjadi," sahut Fani.
"Jangan di sesali, Fan..... Semua ini udah diatur sama Tuhan," balas Rara.
"Makasih ya buat semua dukungan kamu, Ra. Aku beruntung banget punya sahabat baik seperti kamu," ucap Fani.
"Lebih dari sahabat. Bentar lagi kita bakal jadi saudara ipar," tutur Rara.
Fani mengangguk, lalu mereka sama-sama tersenyum. Faldo memperhatikan interaksi mereka berdua. Meskipun cowok itu dipenuhi rasa penyesalan karena telah merusak masa depan Fani, tapi melihat kedekatan di antara Fani dan Rara membuat Faldo merasa bersyukur.
Al menyenggol lengan Faldo, membuat Faldo menoleh ke arahnya.
"Segitu seriusnya loe liatin calon bini," ledek Al.
"Gue liatin Rara," balas Faldo.
"Hilih..... ngeles aja loe. Enak dong, ntar kalo tidur udah ada yang dipeluk," kekeh Al pelan.
"Gue gak mesum kayak loe ya," sahut Faldo.
"Heh, anying..... loe sadar sama yang loe ucapin gak sih? Gak salah tuh... loe ngatain gue mesum? Kan loe duluan yang udah main jebol anak gadis orang..... Tokcer pula, sekali langsung jadi," balas Al.
"Bacot loe," sahut Faldo.
"Heh..... loe udah mau jadi Bapak, Bang..... inget. Loe gak boleh ngomong kasar," ucap Al, kemudian menampilkan cengirannya.
"Makanya jangan mancing, Al. Gue sensitif akhir-akhir ini," ucap Faldo pelan.
Al terkekeh pelan. "Bawaan bayi kali."
"Kata Mami juga gitu," ucap Faldo.
Tak lama kemudian penghulu dan stafnya pun datang. Dan ikrar janji pernikahan antara Faldo dan Fani pun terucap malam itu, di hadapan keluarga mereka masing-masing.
***
Al dan Rara sedang belajar bersama di hari Minggu siang itu. Mereka sama-sama dalam posisi tengkurap sambil membaca buku. Sesekali sifat jail Al keluar, membuat fokus Rara harus terpecah.
Al mengubah posisinya menjadi telentang dan menjadikan punggung Rara sebagai bantalnya. Cowok itu tak lagi membaca buku, tapi asik bermain game di ponselnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kita (TAMAT)
De Todo[17+]..... Tentang dua remaja yang harus terikat karena perjodohan. "Loe sama gue ?" "KITA berdua kan ?" Sedangkan masing-masing dari mereka mempunyai sahabat yang punya tempat penting di hati mereka. PERINGATAN!!! #Typo bertebaran,,, apalagi di par...