69

659 58 104
                                    

Terima kasih untuk 27 K pembaca cerita KITA dan juga untuk 23,6 K pembaca ISTRI PERTAMA hingga hari ini. 🙏

Dan aku juga akan Up cerita KITA ini Setiap Hari, karena aku memang sudah menyelesaikan mengetik hingga part terakhir, plus juga ada Sekuel dari cerita KITA ini.

Jadi tetap setia sama cerita KITA ini ya..... yang memang tinggal beberapa part aja menuju End. 😘

Happy reading. 💙

.
.
.
.
.

***

Setelah pesta pernikahannya, Rara menghabiskan hari-hari bahagianya bersama sang suami. Sebelum pendaftaran kuliah dimulai, mereka memanfaatkan waktu untuk menemui dan berkumpul dengan keluarga dan juga para sahabat.

Siang hari mereka berada di rumah Om Rara dan menghabiskan waktu bersama dengan keluarga dari Bandung, juga dengan Zein. Dan Al pun semakin bertambah akrab dengan semua keluarga sang istri. Setiap kali ada kerabat yang mendoakan supaya mereka segera mendapat momongan, hanya di'aamiin'kan saja oleh Al atau pun Rara. Keduanya sudah sepakat untuk menunda kehamilan sampai Rara lulus kuliah nanti. Orang tua mereka pun tidak keberatan dengan keputusan mereka, mengingat usia Rara yang memang masih sangat muda.

Dan sore hari, Al dan Rara biasanya menghabiskan waktu untuk kumpul dengan para sahabat di Cafe atau berkunjung ke rumah Faldo. Mereka memanfaatkan waktu kebersamaan mereka sebelum para sahabat berangkat kuliah ke tujuan masing-masing.

Setelah kepulangan keluarganya ke Bandung, lima hari kemudian Rara pun melepas kepergian Zein untuk kembali ke Amerika melanjutkan kuliahnya. Dan dua hari yang lalu, Bima pun sudah berangkat ke Surabaya. Cowok itu memutuskan untuk tinggal dengan kakaknya dan kuliah di sana.

Hari ini, Rara dan Al harus kembali menginjakkan kaki di bandara. Bukan untuk pergi berlibur, tapi untuk melepas keberangkatan Faldo juga Fani. Di sana sudah ada orang tua Faldo dan orang tua Fani, juga para sahabat, yang ikut mengantarkan kepergian Faldo dan Fani ke London.

"Udah dong nangisnya, ntar mata kamu bengkak loh," ucap Faldo sambil mengelus rambut Rara yang berada di pelukannya.

"Kemarin Bima pergi dan gak tau lagi kapan bisa ketemu tuh anak. Sekarang Abang sama Fani juga mau pergi dan gak tau juga kapan kalian baliknya," keluh Rara.

"Nanti kalo Papi Mami nengok Abang ke London, kamu sama Al bisa ikut kan..... sekalian honeymoon. Ajakin tuh suami kamu keliling Eropa, masa' abis nikah kalian gak pergi liburan," ucap Faldo.

"Abang beneran setahun ke depan gak bisa pulang?" tanya Rara.

"Kamu tau sendiri kan kondisi Fani? Kondisinya gak memungkinkan buat kami pulang setahun ke depan. Mungkin..... kalo ponakan kamu udah bisa jalan, baru Abang bisa bawa mereka pulang," ucap Faldo pelan.

"Itu lama banget, Abang," ucap Rara.

"Kan udah Abang bilang..... gak harus nunggu Abang pulang buat ketemu, kamu ajakin suami kamu tengokin Abanglah ke sana. Rugi tauk, Ra..... punya suami kaya tapi gak kamu manfaatin," kekeh Faldo. Lalu dia mengecup puncak kepala gadis itu.

Fani melihat kedekatan mereka, lalu menghela napas pelan. Rara dan Faldo memang duduk agak jauh dari kursi Fani dan yang lainnya. Tadi Rara memang menangis di pelukan Fani, tapi Faldo kemudian mengajak dan membawa Rara duduk sedikit menjauh.

"Meskipun gue sendiri suka sakit mata ngeliat kedekatan mereka, tapi gue harap loe gak cemburu sama bini gue ya, Fan," ucap Al pelan. Cowok itu bisa melihat ekspresi penuh keraguan di wajah Fani saat melihat Rara dan Faldo.

Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang