Mama membawa Rara jalan-jalan ke mall setelah Maghrib tadi. Sebenarnya sudah lama Mama menginginkan hal ini. Tapi Rara baru menyetujuinya hari ini. Karena status "pacar Al" yang teman-temannya tahu, membuat Rara berani pergi keluar bersama sang mertua.
Dan sekarang, mertua dan menantu itu tampak sedang berada di salah satu toko perlengkapan wanita yang cukup besar. Mama tampak membawa beberapa gaun pendek di tangannya.
"Ra, kamu cobain dulu nih. Mama pilihin sesuai selera kamu yang simpel, tapi manis kok. Semoga cocok dan kamu suka," ucap Mama sambil menyerahkan gaun-gaun itu pada Rara.
"Semua, Ma?" tanya Rara sambil menerimanya.
"Iya, cobain dulu. Kalo kamu suka dan cocok, ambil semuanya," jawab Mama.
"Tapi ini banyak, Ma," balas Rara.
"Gak pa-pa. Kamu juga harus biasain sering-sering pake gaun-gaun pendek gini. Jangan melulu pake kaos sama celana terus ya," ucap Mama.
Rara tersenyum kikuk lalu mengangguk. Dan dia pun bergegas masuk ke bilik ganti. Satu per satu dia mencoba gaun-gaun itu dan memperlihatkannya pada sang Mama. Butuh waktu yang lumayan lama untuk Rara mencoba semuanya.
Tak ada lagi yang bisa Rara lakukan selain mengangguk saat Mama mengatakan semuanya cocok. Dan Mama meminta penjaga toko untuk menyisihkan dulu gaun-gaun itu.
Mama kembali antusias saat memilihkan baju atasan, kaos, celana juga flatshoes dan sneakers untuk Rara. Harus Rara akui, Mama pintar sekali memilih sesuai dengan selera Rara.
"Akhirnya kesampaian juga, hari ini Mama bisa belanja sama anak gadis Mama. Tau gak, Ra..... dulu Mama pengen banget punya anak perempuan biar bisa di dandanin ini itu. Tapi sayang, Mama cuma bisa punya Rezky doang," tutur Mama.
Rara lalu menggenggam tangan sang mertua. "Sekarang Mama udah punya aku, Mama boleh dandanin aku seperti yang Mama mau."
"Pasti dong," sahut Mama gembira.
Mereka lalu menuju ke kasir. Saat menunggu penjaga kasir menghitung total semuanya, Mama sempat menelepon sang sopir untuk mengambil belanjaannya itu. Lalu Mama kembali asik mengobrol dengan Rara.
"Tante Arta?" terdengar suara seorang cewek menyapa.
Rara dan Mama menoleh ke arah sumber suara. Ternyata cewek itu Nadia.
"Ternyata beneran Tante. Apa kabar, Tan?" tanya Nadia, lalu dia mencium punggung tangan Mama Al.
"Alhamdulillah..... Tante baik. Kamu sendiri?" balas Mama.
"Aku baik juga, Tan. Tante lagi belanja?" tanya Nadia lagi tanpa sedikit pun menoleh pada Rara.
"Iya nih, Tante nemenin Rara belanja. Iya kan, sayang?" ucap Mama lalu tersenyum hangat ke arah Rara.
Dan Rara pun balas tersenyum, lalu mengangguk pelan. Nadia hanya memandang Rara sekilas, lalu beralih ke Mama Al lagi.
"Abis ini Tante mau kemana? Kita makan dulu yuk, sambil ngobrol-ngobrol," ucap Nadia.
"Makasih tawarannya, Nad, lain kali aja ya. Tante paling nganter Rara aja terus Tante harus pulang. Soalnya Tante harus nemenin Om ke luar kota malam nanti," sahut Mama.
"Oh, ya udah gak pa-pa, Tan..... lain waktu aja. Kalo gitu..... aku duluan ya, Tan," ucap Nadia lalu dia mencium punggung tangan Mama Al lagi.
"Ati-ati ya," pesan Mama.
Nadia mengiyakan lalu beranjak pergi dari sana tanpa menyapa Rara. Mama sebenarnya bisa menangkap interaksi antara Nadia dan Rara itu. Mereka tidak akrab, itu kesimpulan Mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita (TAMAT)
De Todo[17+]..... Tentang dua remaja yang harus terikat karena perjodohan. "Loe sama gue ?" "KITA berdua kan ?" Sedangkan masing-masing dari mereka mempunyai sahabat yang punya tempat penting di hati mereka. PERINGATAN!!! #Typo bertebaran,,, apalagi di par...