Fani segera menghapus lelehan air matanya dan berlari kecil menyusul di belakang Bima dan Thalita. Dua temannya itu tak menyadari ketertinggalannya tadi karena mereka fokus mengikuti langkah Rara dan Faldo.
Mereka semua berhenti di dekat arena balap. Faldo lalu menggenggam tangan Rara dan membawanya mendekat pada Al dan para sahabatnya, termasuk Nadia. Fani, Bima dan Thalita juga ikut mendekat tapi masih berada agak jauh dari Rara dan Faldo.
"Gue janji gue pasti berusaha semampu gue, Nad," ucap Al.
"Harusnya gue dengerin omongan loe, Al.......... Gue nyesel," balas Nadia.
"Loe jadi cewek makanya jangan baperan sama cowok modelan kayak Dion itu," tutur Dika.
"Iya, Dik..... gue sekarang sadar kalo di depan gue dia baik dan manis. Tapi gak taunya, tadi gue mergokin dia mesra-mesraan sama cewek lain," sahut Nadia.
"Kita berdoa aja semoga jagoan kita ini menang," ucap Adit sambil menepuk bahu Al.
"Iya..... dan loe pasti bebas sepenuhnya dari si Dion," imbuh Adit sambil menatap Nadia.
"Makasih ya, kalian selalu ada buat gue. Maaf karena kemarin-kemarin gue gak nurut omongan kalian," ucap Nadia.
Gadis itu lalu mendekat pada Al dan berbisik. "Kalo loe menang, loe boleh minta apa aja ke gue."
Al meraih tangan kanan Nadia. "Gue cuma gak mau loe berubah karna cowok macam Dion itu."
Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan Dion. "Woah..... belum juga mulai balapan udah mesra-mesraan aja. Yakin menang emang?"
"Al pasti bisa ngalahin loe," sahut Nadia ketus.
"Cewek cantik gue galak banget," balas Dion.
"Gak usah banyak bacot gak penting. Kapan mulai balapannya?" sahut Al.
"Sekarang aja gimana? Siap gak loe?!" balas Dion.
"Kalo gak siap gue gak bakal ada di depan loe," ucap Al.
Dion lalu memberi kode Al untuk mengikutinya. Sementara Al dan Dion masuk ke arena, Raffi membawa motor Al dan menyiapkannya di sebelah Al. Orang-orang pun mulai berdiri di dekat arena untuk menonton mereka.
Al dan Dion naik ke motor mereka masing-masing. Mereka saling melempar tatapan sengit sambil menggeberkan motor mereka. Dan saat peluit di tiup, motor mereka pun melaju dengan cepat, meninggalkan orang-orang yang menyoraki mereka.
"Aku takut, Bang," lirih Rara menggenggam erat jemari Faldo.
"Gak pa-pa..... berdoa aja semoga Al gak kenapa-napa," sahut Faldo pelan.
Sedangkan agak jauh dari mereka, Fani yang berdiri di samping Thalita, tampak sedang melamun. Tiba-tiba saja terdengar suara pelan Gara di belakangnya. "Gue bisa jelasin semuanya, Fan. Tadi itu gak seperti yang loe liat. Gue terpaksa harus nglakuin itu di depan geng gue karna gue menang taruhan tadi."
"Gue gak butuh alesan. Mulai detik ini, kita putus!" sahut Fani pelan sambil sedikit memiringkan kepalanya.
"Tapi gue sayang sama loe, Fan. Sumpah..... gue gak ada hubungan apa-apa sama cewek tadi," ucap Gara.
"Gue gak peduli! Pokoknya kita putus," balas Fani. Lalu gadis itu melangkahkan kaki dan berdiri di antara Thalita dan Bima.
Gara hanya melihatnya, lalu dia meraup wajahnya kasar. Kemudian cowok itu pun berbalik dan berjalan pergi dari sana.
"Gue deg-deg'an..... anjir," ucap Thalita.
"Diem," sahut Bima.
Selang beberapa lama kemudian terdengar suara derum motor mendekat. Mereka semua penasaran siapa yang mencapai garis finish lebih dulu. Genggaman tangan Rara semakin erat pada Faldo. Sedangkan jari jempol cowok itu mengelus jemari Rara yang ada di genggamannya, mencoba memberikan ketenangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kita (TAMAT)
Разное[17+]..... Tentang dua remaja yang harus terikat karena perjodohan. "Loe sama gue ?" "KITA berdua kan ?" Sedangkan masing-masing dari mereka mempunyai sahabat yang punya tempat penting di hati mereka. PERINGATAN!!! #Typo bertebaran,,, apalagi di par...