33

801 109 1.1K
                                    

"Kemarin kalian kemana aja, kok gak keliatan seharian?" tanya Thalita.

Sekarang mereka sedang menikmati sarapan bersama. Tanpa Al, Nadia, Tissa dan Zella.

"Jalan-jalan..... nyari gebetan," jawab Fani asal. Lalu dia asik kembali mengunyah makanannya.

"Gue gak yakin loe dapet gebetan di sini," cibir Raffi.

"Loe ada masalah hidup apa sih sama gue? Omongan loe ke gue gak ada yang enak di denger," ucap Fani.

"Idihhh..... nenek lampir ngamuk," ucap Raffi.

"Loe tu ya-.........." ucapan Fani terpotong suara Rara.

"Udah, Fan. Raffi cuma bercanda doang," tutur Rara.

"Jadi cewek itu kayak Ayang Keyra gini loh..... gak emosian. Udah cantik, pinter, baik..... gak suka marah-marah pula'. Idaman banget deh pokoknya," seru Adit.

"Loe nyindir gue?" timpal Thalita sambil melotot ke arah Adit.

"Gak sih. Tapi kalo loe ngerasa ya bagus deh," ucap Adit terkekeh pelan.

"Sialan loe," umpat Thalita. "Siapa juga yang gak marah-marah kalo pacarnya lebih mentingin cewek lain?"

"Ada nih, sebelah gue. Sahabat gue yang paling sabar sedunia. Gue sampe gak bisa bedain mana sabar mana ogeb," celetuk Fani santai sambil terus menikmati makanannya.

Sedangkan ucapan Fani tadi membuat semua temannya menatap ke arahnya.

"Loe jangan ngomong gitu, Fan. Loe gak tau apa yang lagi Nadia alamin," ucap Dika menatap datar gadis itu.

Fani asik menyuap makanan tanpa sedikit pun melirik Dika. "Gue emang gak tau dan gue juga gak mau tau. Silahkan aja kalian sibuk sama cewek itu. Toh Rara udah dapet temen jalan yang bisa nyenengin dia."

"Maksud loe?" tanya Dika dan Thalita bersamaan.

"Bilang aja ke Al, kalo gak bisa ngehargain Rara mendingan putusin aja Rara. Sahabat gue ini terlalu baik buat playboy kayak dia. Rara biar cari kebahagiaannya sama yang lain," ucap Fani.

"Loe terlalu dalam ikut campur urusan Al sama Keyra," kata Dika tampak tak suka mendengar ucapan Fani.

"Gue sahabat Rara," sahut Fani ketus.

Rara memegang lengan Fani. "Udah, Fan."

"Tapi loe gak berhak ikut campur berlebihan," ucap Dika.

Fani tertawa pelan. "Itu loe tau! Di sini poinnya! Terus..... loe sama Al menurut kalian gak berlebihan gitu merhatiin Nadia sampe lupa sama sekitar? Karna Rara diam, kalian pikir dia gak kecewa? Gue sahabatnya..... gue tau dia mendem semuanya sendirian. Loe sama Al itu egois!"

Fani mengelap bibirnya dengan tisu lalu dia berdiri dan beranjak pergi dari sana. Rara menatap Thalita sekilas, lalu dia bergegas mengikuti Fani.

Thalita menghela napas pelan. "Apa juga gue bilang. Setiap cewek pasti bakal bilang "gak pa-pa" kalo di tanya. Tapi dalam hati pasti ngerasa kecewalah. Al emang udah keterlaluan sama Keyra."

Dika memilih diam. Mungkin setelah ini dia akan lebih menasehati Al agar tak terlalu mengabaikan Rara lagi. Sebenarnya Dika sudah menasehati Al kemarin-kemarin agar Al punya waktu bersama Rara. Tapi Al selalu berkata kalau Rara sudah mengerti dan bilang Rara akan baik-baik saja.

"Gue aja yang masih bisa jalan sama loe aja, sering ngerasa waktu loe banyak kesita sama Nadia. Terus perasaan Keyra apa kabarnya tuh? Bilangan aja ke Al, Yang..... kalo Nadia itu penting banget dan gak bisa Al dua'in, mendingan putusin aja Keyra," tutur Thalita.

Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang