Al menghentikan mobilnya di depan teras rumahnya. Dia turun lebih dulu, lalu membuka pintu samping kemudi. Di cekalnya pergelangan tangan Rara, lalu di tariknya gadis itu menuju pintu utama rumah.
Rara berjalan terseok-seok sambil meringis kesakitan karena kencangnya cekalan Al di tangannya. Belum sempat Al memencet bel, Bibi lebih dulu sudah membukakan pintu karena mendengar suara mobil. Al menerobos masuk tanpa menyapa Bibi, tetap dengan menarik Rara.
Bibi yang kaget melihat Al tak seperti biasanya pun langsung menutup dan mengunci pintu utama. Lalu Bibi berlari mengejar Al yang menarik Rara ke kamar cowok itu.
"Jangan gitu Den sama perempuan. Kasian Non Rara'nya kesakitan itu, Den," kata Bibi berlari menyusul dan mencoba menegur.
"Biiiik....." rengek Rara sambil menoleh menatap Bibi, seakan meminta tolong lewat tatapan matanya yang berlinang air mata.
Al tak menghiraukan mereka. Dia membuka pintu kamarnya dan membawa Rara masuk, lalu mengunci pintunya dari dalam.
Bibi yang sampai di depan pintu, langsung mencoba mengetuk agar dibukakan pintu sambil memanggil nama mereka bergantian. Tapi pintu sama sekali tak dibuka lagi. Dan kamar Al yang kedap suara membuat Bibi sama sekali tak bisa mendengar apa yang terjadi di dalam.
Bibi panik sekaligus takut. Lalu dia kembali turun ke ruang tengah untuk menelepon sang majikan. Bibi paham, sorot mata Al tampak tak seperti biasanya.
Bibi mencoba menelepon Mama Al, tapi ponselnya tidak aktif. Lalu bergantian mencoba menelepon Papa Al, tapi hasilnya pun sama, tidak aktif juga. Bibi berpikir sejenak, lalu dia mencoba menghubungi Pak Aryo, sopir pribadi Papa Al. Dan..... tersambung. Akhirnya, batin Bibi lega.
"Hallo," sapa Pak Sopir dari seberang sambungan.
"Hallo Pak Aryo..... saya bisa bicara sama Nyonya gak pak? Ponselnya gak bisa dihubungi. Ini penting banget, Pak," kata Bibi panik.
"Tuan sama Nyonya lagi meeting penting, Bi. Saya gak berani izin masuk," sahut Pak Sopir.
"Bapak sekarang dimana?" tanya Bibi.
"Di lobby hotel, Bi. Saya lagi nungguin Tuan sama Nyonya," jawab Pak Sopir.
Bibi menepuk jidatnya pelan. "Maksud saya, lokasi Bapak nganterin meeting Tuan di mana gitu Pak?"
"Ohh..... Di Bandung ini, Bi," balas Pak Sopir.
"Pak, tolong Bapak segera temuin Nyonya. Bilang saya telepon, ini soal Den Al, Pak. Kalo terjadi sesuatu sama Den Al..... gimana ini, Pak? Ayok cepetan, Pak temuin Nyonya dulu," kata Bibi.
Pak Sopir yang mendengar nama majikan mudanya di sebut pun langsung beranjak menuju ke ruang meeting Papa Al. Pasti sesuatu terjadi sampai Bibi nekat menyuruhnya menyela meeting majikan mereka.
Pak Sopir mengetuk pintu ruang V-VIP itu. Tak lama kemudian pintu dibuka oleh salah seorang perempuan muda, Sekretaris Papa Al.
"Permisi mbak," sapa Pak Sopir.
"Ya..... ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya sang Sekretaris.
"Saya mau ketemu dengan Nyonya sebentar mbak..... ini darurat," sahut Pak Sopir.
"Ohh..... silahkan, Pak," jawab Sekretaris itu mempersilahkan.
Pak Sopir langsung menuju pada sang Nyonya, lalu berbisik. "Bibi tadi telepon, Nya..... katanya penting soal Den Al."
Mama Al kaget. Kalau tidak mendesak dan teramat penting, Bibi tidak mungkin sampai menghubunginya. Mama memberi kode izin untuk keluar pada sang suami dan Papa Al pun mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita (TAMAT)
De Todo[17+]..... Tentang dua remaja yang harus terikat karena perjodohan. "Loe sama gue ?" "KITA berdua kan ?" Sedangkan masing-masing dari mereka mempunyai sahabat yang punya tempat penting di hati mereka. PERINGATAN!!! #Typo bertebaran,,, apalagi di par...