57

71 18 0
                                    

"Ada apa denganmu dan Seokmin?"

Pertanyaan yang ku harap tidak pernah ada akhirnya keluar juga dari bibir Minghao. Tubuhku menegang di kursi penumpang, pandanganku lurus ke depan dengan pikiran yang berkecamuk. Minghao orang yang sangat sensitif, ia juga suka memperhatikan sekitar, tidak heran kalau ia sadar apa yang terjadi antara aku dan Seokmin setelah acara tiup lilin.

"Tidak ada apa-apa." Jawabku setelah beberapa saat. Bodoh, sih, Minghao mana mungkin percaya dengan jawabanku.

"Sooah," tegur Minghao frustasi.

"Memangnya aku dan Seokmin kenapa?" Iya, aku memang bodoh sekali. Ingin ngeles tapi di depan Minghao. Tentu saja tidak berhasil.

"Kalian... berbeda."

"Perasaanmu saja, kali."

"Sooah," Minghao menatapku sesaat lalu kembali memperhatikan jalanan yang mulai sepi. "Tidak perlu ngeles. Apa yang terjadi di antara kalian."

"Tidak ada, kok! Perasaan--"

"Sooah."

Aku menelan ludah dengan susah payah. Kalau begini terus nanti Minghao malah emosi dan mobil yang dikendarainya bisa dibawa dengan kecepatan maksimal di jalanan super licin. Aku takut. Tapi mengungkapkan apa yang terjadi di antara aku dan Seokmin juga bisa membuatnya murka. Aku sekarang seperti berada di atas sebuah tebing berjurang, tidak ada jalan keluar kecuali membunuh diri sendiri. Melompat bebas dan membiarkan tubuhku terhempas entah ke mana.

"Kalian pasti ada apa-apanya! Aku tidak mungkin salah saat melihat mata Seokmin yang tidak pernah lepas darimu."

"Dan mata Eunha tidak bisa lepas darimu, Minghao."

"Tidak mungkin."

Napasku tersenggal. "Aku melihatnya dengan kedua bola mataku."

"Aku pun melihat Seokmin dengan kedua bola mataku. Dan juga kau, Sooah. Kau selalu berusaha menjauhi Seokmin."

"Aku, kan, mendengar nasihatmu untuk tidak terlalu dekat dengan Seokmin."

"Bahasa tubuhmu menjauh bukan karena itu. Kalian terlihat awkward, tidak seperti biasanya."

Kali ini aku menarik napas panjang. Perdebatan tadi hampir membuat emosiku mencapai ubun-ubun. Begitu pula Minghao yang kini mengacak rambutnya asal-asalan.

"Kau benar tidak merasa diperhatikan Eunha?" Tanyaku sebelum Minghao membrondongiku dengan ribuan tanya.

Ada jeda lama yang membuatku memberanikan diri menatap Minghao di balik kemudi. Tatapanku sedikit menuntut dan ku lipat kedua tangan di depan dada sambil bersandar sedikit pada bagian pintu mobil.

"Aku tahu." Jawabnya setelah sekian menit.

Aku tidak menimpali tapi mataku memintanya untuk mengungkapkan apa yang ada di benaknya sekarang. Aku yakin sekali ada sesuatu yang terjadi antara Minghao dan Eunha.

"Dulu, waktu MT, Eunha jadi anggota kelompok bimbinganku." Ungkap Minghao dengan nada suara yang ragu. "Selesai MT dia bilang menyukaiku, tapi tentu saja ku tolak."

"Terus?" Aku tidak terkejut tapi informasi ini membuat sikap aneh yang diperlihatkan Eunha masuk akal.

"Dia mengirimkanku surat beberapa kali, mencoba mendekatiku dan... ya, ku tolak berkali-kali."

"Dan sekarang ia menyukai Seokmin?"

"M-mungkin."

"Kau tahu dia begitu sejak kita bertemu dengannya bersama Seokmin, kan?"

Singing Stars [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang